Pengertian Lembaga Keuangan Mikro

33 mekanisme yang dikembangkan untuk keuangan mikro akan selalu kontekstual dan fleksibel. 32

D. Asas dan Tujuan Lembaga Keuangan Mikro

Asas-asas Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pasal 2 yaitu: LKM berasaskan: a. Keadilan; b. Kebersamaan; c. Kemandirian; d. Kemudahan; e. Keterbukaan; f. Pemerataan; g. Keberlanjutan; dan h. Kedayagunaan dan kehasilgunaan. 32 catarts.wordpress.com diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 34 Penjelasan asas-asas tersebut diatas: Huruf a Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat, terutama masyarakat miskin danatau berpenghasilan rendah untuk mendapatkan pelayanan dari LKM. Huruf b Yang dimaksud dengan “asas kebersamaan” adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk kepentingan bersama. Huruf c Yang dima ksud dengan “asas kemandirian” adalah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa banyak bergantung kepada pihak lain, baik dari aspek sumber daya manusia maupun permodalan. Huruf d 35 Yang dimaksud dengan “asas kemudahan” adalah bahwa prosedur pembiayaan dan penyimpanan dana dalam LKM dibuat seserdahana mungkin. Huruf e Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah suatu kegiatan usaha yang proses pengelolaannya dapat diketahui oleh masyarakat. Huruf f Yang dimaksud dengan “asas pemerataan” adalah pemberian Pinjaman atau Pembiayaan yang menjangkau seluruh masyarakat miskin danatau berpenghasilan rendah. Huruf g Yang dimaksud dengan “asas kedayagunaan dan kehasilgunaan” adalah suatu kegiatan pemberdayaan sekaligus mendayagunakan usaha dan layanan keuangan mikro untuk masyarakat miskin danatau berpenghasilan rendah. 33 33 www.sjdih.depkeu.go.id diakses pada tanggal 26 Oktober 2013 36 Sedangkan tujuan Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pasal 3 yaitu: LKM bertujuan untuk: a. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat; Dengan meningkatkan akses pendanaan bagi masyarakat maka masyarakat yang menbutuhkan pembiayaan untuk usaha mikronya diharapkan dapat berjalan dengan baik. b. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat; Tujuan ini dapat mengurangi banyaknya pengangguran yang merajalela di masyarakat. Masyarakat dapat membuka usaha bahkan menciptakan lapangan kerja dari usaha kecil mereka tersebut. c. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat miskin danatau berpenghasilan rendah.

Dokumen yang terkait

Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

7 172 125

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999.

0 84 124

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

5 79 130

Tinjauan Hukum Tentang Peralihan Pengawasan Perbankan Dari Bank Indonesia Kepada Otoritas Jasa Keuangan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 4 71

PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN SETELAH DIBERLAKUKANNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

4 28 71

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA (BERDASARKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN).

0 0 13

SISTEM KOORDINASI ANTARA BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PENGAWASAN BANK SETELAH LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 0 8

Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Pada Industri Perasuransian Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian

0 0 9

SISTEM PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN PADA JASA KEUANGAN SYARI’AH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Analisis Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan) - Raden Intan Repository

0 0 95