46
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala
Eksekutif; c.
melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, danatau
penunjung kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan danatau pihak
tertentu; e.
melakukan penunjukkan pengelola statuter; f.
menetapkan penggunaan pengelola statuter; g.
menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
h. memberikan danatau mencabut:
1. izin usaha;
2. izin orang perseorangan
3. efektifnya pernyataan pendaftaran;
4. surat tanda terdaftar;
5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. pengesahan;
7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan.
47
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas dan wewenangnya berlandaskan asas-asas sebagai berikut:
1. asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
8
2. asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan;
9
3. asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum;
10
4. asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
11
5. asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap berlandaskan
pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
12
8
Hamud M. Balfas. Op.Cit. h.8
9
Hamud M. Balfas. Op.Cit. h.8
10
Ibid.,. h.8
11
Ibid., h.8
12
Ibid., h.8
48
6. asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan Otoritas
Jasa Keuangan; dan 7. asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
13
E. Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 10 yaitu:
1 OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner.
2 Dewan Komisioner sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersifat kolektif
dan kolegial. 3
Dewan Komisioner beranggotakan 9 sembilan orang anggota yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
4 Susunan Dewan Komisioner sebagaimana dimaksud pada ayat 3 terdiri
atas: a.
seorang Ketua merangkap anggota; b.
seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota; c.
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota; d.
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
13
Ibid., h.8
49
e. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
f. seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
g. seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan
Konsumen; h.
seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan
i. seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang
merupakan pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan. 5
Anggota Dewan Komisioner sebagaimana dimaksud pada ayat 4 memiliki hak suara yang sama.
Berikut adalah anggota-anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan yaitu: 1.
Muliaman D. Hadad, PhD Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
2. DR. Rahmat Waluyanto, MBA
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Ketua Komite Etik
3. Nelson Tampubolon, SE, MSM
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan
50
4. Ir. Nurhaida, MBA.
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
5. DR. Firdaus Djaelani, MA
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank
6. DR. Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono, S.H., LLM
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan yang Membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen
7. Prof. Dr. Ilya Avianti, S.E., M.Si., Ak. CPA
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Merangkap Ketua Dewan Audit
8. Dr. Ir. Anny Ratnawati, M.Sc
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Ex-Officio Kementerian Keuangan, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia
9. DR. Halim Alamsyah, SH, SE, MA
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Ex-Officio Bank Indonesia, Deputi Gubernur Bank Indonesia
51
BAB IV PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO OLEH OTORITAS JASA
KEUANGAN A.
Mekanisme Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro Oleh Otoritas Jasa Keuangan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pasal 28 yaitu:
1 Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan LKM dilakukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan. 2
Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Otoritas Jasa Keuangan melakukan koordinasi dengan kementerian yang
menyelenggarakan urusan Koperasi dan Kementerian Dalam Negeri. 3
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didelegasikan kepada Pemerintah Daerah KabupatenKota.
4 Dalam hal Pemerintah Daerah KabupatenKota belum siap, Otoritas Jasa
Keuangan dapat
mendelegasikan pembinaan
dan pengawasan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 kepada pihak lain yang ditunjuk.
5 Ketentuan mengenai hal yang berkaitan dengan pembinaan dan
pengawasan yang
didelegasikan kepada
Pemerintah Daerah
KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan pihak lain yang