Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro

Untuk mencapai tujuan tersebut maka Lembaga Keuangan Mikro harus sungguh-sungguh dalam beroperasi seperti memberikan pinjaman-pinjaman dengan skala mikro untuk masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat yang ingin meminjam dana dari Lembaga Keuangan Mikro harus melewati prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan oleh Lembaga Keuangan Mikro tersebut agar dapat menghindari penyelewengan dana yang kemungkinan dapat terjadi. Untuk itu dibutuhkan kesungguhan dan keseriusan dari Lembaga Keuangan Mikro dalam menjalankan kegiatannya tersebut. 4. Milieu Lingkungan Milieu atau lingkungan juga berpengaruh pada proses kinerja pengawasan. Pada konteks pengawasan Lembaga Keuangan Mikro ini, lingkungan yang dimaksud adalah daerah-daerah yang menjadi lahan Lembaga Keuangan Mikro tersebut beroperasi. Lembaga Keuangan Mikro sudah banyak terdapat di daerah-daerah seperti Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur, dan lain sebagainya. Lingkungan yang ada dalam setiap daerah akan berbeda-beda dengan daerah lainnya, misalnya lingkungan yang terdapat di Jakarta akan berbeda dengan lingkungan di Jawa Barat. Contoh dari lingkungan yang dimaksud dapat mengacu pada kebersihan daerah tersebut dalam menjalankan usaha mikro mereka. Lingkungan yang bersih akan menjadi lingkungan yang sehat dan nyaman untuk masyarakat yang sedang menjalankan usahanya maupun untuk para pengawas yang mengawasi kegiatan Lembaga Keuangan Mikro tersebut. Kegiatan masyarakat yang menjalankan usahanya maupun pengawas yang melakukan pengawasan pun tidak terganggu sehingga dapat berjalan lancar. 5. Management Pengelolaan Pengelolaan juga merupakan faktor yang berpengaruh pada pengawasan. Yang dimaksud dari pengelolaan dalam konteks ini adalah pengelolaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Mikro tersebut dalam mengelola dana yang diberikan kepada masyarakat yang meminjam dana pinjaman tersebut. Lembaga Keuangan Mikro harus dapat mengelola dana yang diberi kepada masyarakat yang meminjam agar dana yang dipinja tersebut dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan usaha mikro yang mereka jalankan. Pengelolaan yang benar dapat menghindari penyelewengan dana yang mungkin terjadi diantara masyarakat yang meminjam dana tersebut. Masyarakat harus dapat menggunakan dana pinjaman tersebut agar mereka pun dapat hidup sejahtera dan memperbaiki keadaan ekonomi mereka.

D. Analisa

Mekanisme pengawasan Lembaga Keuangan Mikro menurut menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang melakukan koordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan koperasi dan Kementerian Dalam Negeri. Tetapi dalam hal pembinaan dan pengawasan tersebut Otoritas Jasa Keuangan tidak bekerja sendiri melainkan mendelegasikan wewenangnya kepada Pemerintah Daerah KabupatenKota agar menjalankan wewenangnya tersebut dan tetap dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. Apabila Pemerintah Daerah KabupatenKota yang ditunjuk belum siap, maka OJK akan mendelegasikan pembinaan dan pengawasannya kepada pihak lain yang ditunjuk. Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro dengan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan memiliki sinergi yang dapat dilihat dari pasal-pasal terkait pengawasan tersebut. Uraian mengenai pasal-pasal pengawsan tersebut yang diuraikan diatas menunjukkan bahwa pasal-pasal yang terdapat dalam Undang-Undang LKM berkaitan atau saling dukung dengan pasal-pasal yang terdapat dalam Undang-Undang OJK. Dengan adanya sinergi antara pengawasan Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro dengan Undang-Undang Ototritas Jasa Keuangan maka mekanisme pengawasan tersebut diharapkan dapat berjalan sesuai rencana yang sudah ditetapkan agar tercapainya tujuan dari Lembaga Keuangan Mikro tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan Lembaga Keuangan Mikro oleh Otoritas Jasa Keuangan ada 5 lima faktor yaitu ManManusia, Mean alat, Material Objek, Milieu lingkungan, Management pengelolaan. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi berjalannya pengawasan terhadap Lembaga Keuangan Mikro, karena faktor-faktor tersebut lah yang akan berpengaruh pada tercapainya tujuan dari Lembaga Keuangan Mikro tersebut. Adapun ayat Al-Quran yang berkaitan dengan pengawasan yaitu surah Al-Infithar ayat 11-12 bahwa apapun yang kita lakukan di dunia diawasi dan dicatat oleh malaikat-malaikat yang diutus oleh Allah SWT. Untuk itu dalam melakukan pengawasan, kita harus bersungguh-sungguh sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan tanpa adanya penyelewengan yang membawa dampak negatif pada hasil pekerjaan kita maupun yang merugikan orang lain. Artinya: Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmu 10; Yang mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu itu, 11; Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan Q.S. al-Infithar: 10-12 Beberapa hadits Rasulullah Saw juga menganjurkan perlunya melaksanakan pengawasan atau evaluasi dalam setiap pekerjaan. Ajaran Islam sangat memperhatikan adanya bentuk pengawasan terhadap diri terlebih dahulu sebelum melakukan pengawasan terhadap orang lain. Hal ini antara lain berdasarkan hadits Rasulullah Saw sebagai berikut: Artinya: “Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain.” HR. Abi Syaibah: 34459. 16 Abi Syaibah, al-Kitâb Mushonnaf fi al-Ahâdîts wa al-Atsâr, Riyad: Maktabah al-Rusyd, 1409 H, Juz7. h.96. 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mekanisme pengawasan Lembaga Keuangan Mikro menurut menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang melakukan koordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan koperasi dan Kementerian Dalam Negeri. Tetapi dalam hal pembinaan dan pengawasan tersebut Otoritas Jasa Keuangan tidak bekerja sendiri melainkan mendelegasikan wewenangnya kepada Pemerintah Daerah KabupatenKota agar menjalankan wewenangnya tersebut dan tetap dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. Apabila Pemerintah Daerah KabupatenKota yang ditunjuk belum siap, maka OJK akan mendelegasikan pembinaan dan pengawasannya kepada pihak lain yang ditunjuk. 2. Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan memiliki sinergi yang dapat dilihat dari pasal-pasal terkait pengawasan tersebut. Uraian mengenai pasal-pasal pengawsan tersebut yang diuraikan diatas menunjukkan bahwa pasal-pasal yang terdapat dalam Undang-Undang LKM berkaitan atau saling dukung dengan pasal-pasal yang terdapat dalam Undang-Undang OJK. Dengan adanya sinergi antara pengawasan Lembaga Keuangan Mikro

Dokumen yang terkait

Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

7 172 125

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999.

0 84 124

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

5 79 130

Tinjauan Hukum Tentang Peralihan Pengawasan Perbankan Dari Bank Indonesia Kepada Otoritas Jasa Keuangan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 4 71

PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN SETELAH DIBERLAKUKANNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

4 28 71

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA (BERDASARKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN).

0 0 13

SISTEM KOORDINASI ANTARA BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PENGAWASAN BANK SETELAH LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 0 8

Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Pada Industri Perasuransian Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian

0 0 9

SISTEM PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN PADA JASA KEUANGAN SYARI’AH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Analisis Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan) - Raden Intan Repository

0 0 95