27
d. Pengawasan Represif
Arti dari pengawasan represif ialah pengawasan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud diadakannya pengawasan
represif ialah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam sistem
pemeriksaan anggaran, pengawasan represif ini disebut post-audit. Adapun pengawasan represif ini dapat menggunakan sistem-sistem pengawasan
sebagai berikut.
1 Sistem Komperatif
a Mempelajari laporan-laporan kemajuan progress report dari
pelaksanaan pekerjaan, dibandingkan dengan jadwal rencana atau pelaksanaan.
b Membandingkan laporan-laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dengan
rencana yang telah diputuskan sebelumnya. c
Mengadakan analisis terhadap perbedaan-perbedaan tersebut, termasuk faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
d Memberikan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan, termasuk
para penanggung jawabnya. e
Mengambil keputusan
tata usaha
perbaikannya atau
penyempurnaannya.
28
2 Sistem Verivikatif
a Menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan prosedur
pemeriksaan. b
Pemeriksaan tersebut harus dibuat laporan secara periodik atau secara khusus.
c Mempelajari laporan untuk mengetahui perkembangan dari hasil
pelaksanaannya. d
Memberikan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan, termasuk para penanggung jawabnya.
e Mengambil
keputusan tata
usaha perbaikannya
atau penyempurnaannya.
3 Sistem Inspeksi
Inspeksi dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari suatu laporan yang dibuat oleh para petugas pelaksanaannya. Dalam pemeriksaan di tempat
on the spot inspection, instruksi-instruksi diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan. Inspeksi dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan-penjelasan terhadap kebijaksanaan pimpinan. Penjelasan-penjelasan ini merupakan kontak pribadi antara pimpinanwakil
pimpinan dengan cara petugas pelaksana di tempat, yang dapat
29
menimbulkan rasa kesetiakawanan jiwa korps, rasa solidaritas, dan ketinggian moral.
Untuk menjamin hasil yang objektif dalam inspeksi ini, kadang-kadang diperlukan penggantian jabatan tour of duty dalam periode tertentu.
Penggantian jabatan ini dimaksudkan pula untuk lebih menyegarkan tugas- tugas inspeksi, karena tugas-tugas tersebut kecuali membosankan juga
menjemukan.
4 Sistem Investigatif
Sistem ini lebih menitikberatkan terhadap penyelidikanpenelitian yang lebih mendalam terhadap suatu masalah yang bersifat negatif.
Penyelidikanpenelitian ini didasarkan atas suatu laporan yang masih bersifat hipotesis anggapan. Laporan tersebut mungkin benar dan mudah
salah. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih mendalam untuk dapat mengungkapkan hipotesis tersebut.
26
Agar dapat memperoleh jawaban tersebut yang benar diperlukan pengumpulan data, menganalisis data atau mengolah data, dan penelitian
atas data tersebut. Berdasarkan atas hasil penelitianpenyelidikan tersebut, kemudian segera diambil keputusannya. Yang perlu diperhatikan di sini
26
Ibid., h.65
30
adalah validitas data tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Data-data tersebut pun harus diperoleh dengan penuh ketelitian.
C. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro
Pengertian Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pasal 1 angka 1 yakni:
“Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan
usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan,
maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan
”.
Pengertian Lembaga Keuangan Mikro LKM Menurut Microcredit Summit 1997 dalam buku Ashari, mengemukakan definisi kredit mikro yaitu
“Programmes extend small loans to very poor for self-employment projects that generate income, allowing them to care for themselves and their families” atau
“Program pemberian kredit berjumlah kecil kepada warga miskin untuk membiayai kegiatan produktif yang dia kerjakan sendiri agar menghasilkan
pendapatan, yang memungkinkan mereka peduli terhadap diri sendiri dan
31
keluarganya
27
. Sementara menurut Paket Kebijaksanaan 1993 dalam buku Totok Budisantoso menyatakan bah
wa “Kredit untuk usaha kecil adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon kredit maksimum 250 juta
untuk membiayai usaha produktif”.
28
“Sedangkan pengertian kredit untuk usaha mikro adalah “Kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon kredit sampai dengan 25
juta”. Meskipun terdapat perbedaan, tapi kedua pernyataan di atas mempunyai persamaan bahwa kredit mikro diberikan bagi pengusaha kecil dan mikro dengan
plafon kredit yang berbeda untuk membiayai kegiatan usaha yang produktif. Usaha dikatakan produktif apabila usaha tersebut dapat memberikan nilai tambah
dalam menghasilkan barang dan jasa serta pendapatan mereka. Kredit mikro ini disalurkan melalui lembaga keuangan yang umumnya disebut dengan Lembaga
Keuangan Mikro LKM. Mandala Manurung dan Prathama Rahardja menyatakan bahwa “Lembaga Keuangan Mikro adalah lembaga keuangan yang
memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin serta para pengusaha kecil”.
29
27
Ashari. 2006. Potensi Lembaga Keuangan Mikro LKM Dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan Dan Kebijakan Pengembangannya. Pusat Analisis Sosial Dan Kebijakan Pertanian, Bogor.
Volume 4 No.2, Juni 2006:h.146
28
Totok Budisantoso dan Triandaru Sigit. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:Salemba Empat, h.121
29
Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. 2004, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter Kajian Kontekstual Indonesia, Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI, h.124
32
Sementara itu menurut ahli lai n, “Lembaga Keuangan Mikro didefinisikan
sebagai penyedia jasa keuangan bagi pengusaha kecil dan mikro serta berfungsi sebagai alat pembangunan bagi masyarakat pedesaan”.
30
Menurut Direktorat Pembiayaan, Deptan 2004 dinyatakan bahwa “Lembaga Keuangan Mikro dikembangkan berdasarkan semangat untuk
membantu dan memfasilitasi masyarakat miskin baik untuk kegiatan konsumtif maupun produktif keluarga miskin tersebut”
31
. Menurut Krishnamurti 2005,
walaupun terdapat banyak definisi keuangan mikro, namun secara umum terdapat tiga elemen penting dari berbagai definisi tersebut. Pertama, menyediakan
beragam jenis pelayanan keuangan. Keuangan mikro dalam pengalaman masyarakat tradisional Indonesia seperti lumbung desa, lumbung pitih nagari dan
sebagainya menyediakan pelayanan keuangan yang beragam seperti tabungan, pinjaman, pembayaran, deposito maupun asuransi. Kedua, melayani rakyat
miskin. Keuangan mikro hidup dan berkembang pada awalnya memang untuk melayani rakyat yang terpinggirkan oleh sistem keuangan formal yang ada
sehingga memiliki karakteristik konstituen yang khas. Ketiga, menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontekstual dan fleksibel. Hal ini merupakan
konsekuensi dari kelompok masyarakat yang dilayani, sehingga prosedur dan
30
Sutanto Hadinoto, Joko Retnadi. Kredit Mikro, Kunci Sukses Kredit Mikro. PT Gramedia : Jakarta,2005, h.72
31
Ashari, Op.Cit, h.148
33
mekanisme yang dikembangkan untuk keuangan mikro akan selalu kontekstual dan fleksibel.
32
D. Asas dan Tujuan Lembaga Keuangan Mikro
Asas-asas Lembaga Keuangan Mikro menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Pasal 2 yaitu:
LKM berasaskan:
a. Keadilan;
b. Kebersamaan;
c. Kemandirian;
d. Kemudahan;
e. Keterbukaan;
f. Pemerataan;
g. Keberlanjutan; dan
h. Kedayagunaan dan kehasilgunaan.
32
catarts.wordpress.com diakses pada tanggal 19 Oktober 2013