Karbohidrat Hubungan Asupan Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak

2.3.4 Lemak

Lemak dapat berasal dari hewan yang terutama mengandung asam lemak jenuh dan lemak dari tumbuh-tumbuhan yang lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Fungsinya sebagai pembentuk energi dalam tubuh dan sebagai bahan bakar tubuh. Lemak merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen serta termasuk minyak yang dapat larut dalam zat pelarut lemak. Kecukupan lemak pada tubuh akan meningkatkan aktivitas hormon peka lipase trigliserida sehingga metabolisme lemak dan asam lemak esensial dapat menghasilkan energi dari aktifitas otot dan meningkatkan perkembangan motorik, jika kekurangan lemak akan terjadi hal yang sebaliknya. Lemak mempengaruhi perkembangan dan kemampuan otak, terutama pada dua tahun pertama. DHA asam lemak omega 3 dan AA asam lemak omega 6 adalah komponen utama struktur otak dan mempunyai peran penting dalam perkembangan fungsi otak dan retina. Menurut Karyadi 1995 dalam Delmi, et al 2009 melaporkan peranan DHA dalam membangun 14 biliun sel otak atau sekitar 70 massa otak terdiri dari lemak terjadi pada masa kritis antara masa kehamilan sampai usia 18 bulan tumbuh kembang anak. Sphingomyelin adalah komponen utama dari sel saraf, jaringan otak dan selubung myelin disekitar saraf. Sphingomyelin mempunyai peran dalam mengirim sinyal dan membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak lainnya. Sumber lemak antara lain seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti dan kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak Nursalam, 2005. Berikut tabel 2.4 kecukupan lemak untuk anak usia 6-18 bulan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi : Tabel 2.4 Kebutuhan Lemak Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2013 Rata-rata Perhari No Kelompok Umur Lemak g 1 0-6 bulan 34 2 7-11 bulan 36 4 12-18 bulan 44 Sumber: AKG, 2013 Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya, mentega, margarin dan lemak hewan lemak daging dan ayam. Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu, keju dan kuning telur serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah kecuali alpukat sangat sedikit mengandung lemak Almatsier, 2009.

2.3.5 Seng Zn

Zink yang biasanya juga disebut dengan Seng merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Seng Zn merupakan mineral yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan sel, khususnya dalam produksi enzim-enzim yang penting bagi sintesis RNA dan DNA. Seng umumnya ada di dalam otak, dimana seng mengikat protein. Kekurangan seng akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi Black, 1998 dalam Nasution, 2004. Pada kegiatan lebih dari dua ratus enzim, seng berperan dalam berbagai aspek metabolisme, seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida dan asam nukleat Almatsier, 2009. Berikut tabel 2.5 kebutuhan seng untuk anak usia 6-18 bulan: Tabel 2.5 Kebutuhan Seng Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2013 Rata-rata Perhari No Kelompok Umur Seng mg 1 0-6 bulan 1,3 2 7-11 bulan 7,5 4 12-18 bulan 8,2 Sumber: AKG, 2013 Beberapa bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan seng Zinc dan besi Fe adalah asam askorbat dan sitrat pepaya, jambu biji, pisang, mangga, semangka, pir, jeruk, lemon, apel, jus nenas, kembang kol, dan limau, asam malak dan tartrat wortel, kentang, tomat, labu, kol, dan lobak cina, asam amino sistein daging, kambing, daging babi, hati, ayam, dan ikan, dan produk- produk fermentasi kecap kacang kedelai, acar atau asinan kubis Nasution, 2004. Beberapa makanan yang dapat menghambat penyerapan seng Zinc dan besi Fe adalah fitat beras, terigu, gandum, kacang kedelai, susu coklat, kacang dan tumbuhan polong, polifenol teh, kopi, bayam, kacang, tumbuhan polong, rempah-rempah, kalsium dan fosfat susu dan keju Gillespie, 1998 dalam Nasution, 2004.

2.3.6 Besi Fe

Besi atau Fe merupakan mineral mikro yang paling banyak di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Meskipun luas, namun masih mengalami kekurangan zat besi yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja, penampilan kognitif dan sistem kekebalan tubuh Almatsier, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi seperti tanin yang merupakan polifenol dan terdapat didalam teh, kopi, dan beberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat absorpsi besi dengan cara mengikatnya. Serat serelia dan asam oksalat di dalam sayuran menjadi penghambat penyerapan besi. Sedangkan asam organik seperti vitamin C sangat membantu penyerapan besi Almatsier, 2009. Berikut kebutuhan besi untuk anak usia 6-18 bulan: Tabel 2.6 Kebutuhan Besi Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2013 Rata-rata Perhari No Kelompok Umur Besi mg 1 0-6 bulan +5 2 7-11 bulan 7 4 12-18 bulan 8 Sumber: LIPI, AKG 2013 Susanthy, et al 2012 menyatakan bahwa mineral besi dan seng merupakan zat gizi esensial yang berperan dalam fungsi motorik. Besi berperan dalam sistesis monoamine, metabolisme energi di neuron dan sel glia, mielinisasi, sistem neurotransmitter dan metabolisme dopamine. Seng berperan dalam pelepasan DNA dan neurotransmitter.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA BAYI DAN BALITA (0-59 BULAN) DI PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

0 8 25

Hubungan Status Gizi Dengan Status Perkembangan Motorik Kasar Anak (Gross Motor) Pada Anak Usia 6 Sampai 24 Bulan di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014

4 35 158

Hubungan Asi eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah tahun 2013

0 6 66

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN BESI DAN ASUPAN SENG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI USIA Hubungan antara Status Gizi, Asupan Besi dan Asupan Seng Terhadap Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-11 Bulan di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN BESI DAN ASUPAN SENG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI USIA Hubungan antara Status Gizi, Asupan Besi dan Asupan Seng Terhadap Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-11 Bulan di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap

0 6 17

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 Hubungan Antara Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-5 Tahun di Posyandu Buah Hati Ketelan Banjarsari Surakarta.

0 1 17

PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 7 – 24 BULAN DI POSYANDU Pengaruh Status Gizi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Usia 7 – 24 Bulan Di Posyandu Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2012

0 3 14

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA.

0 0 15

Pengaruh Gizi Kurang dan Gizi Baik Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3 18 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Palembang Tahun 2006

0 0 7

PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK 5-6 TAHUN DI TK MUJAHIDIN

1 10 8