Sifat – Sifat Pidato Ruang Lingkup Retorika 1. Pengertian Retorika

 Mengembangkan masyarakat pada umumnya dengan memelihara komunikasi yang bebas dan terbuka. 32

B. Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah

Dilihat dari segi bahasa kata dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk isim masdar dari kata da’a-yud’u-da’watun yang artinya menyeru, memanggil, mengajak, dan menjamu. 33 Di dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang menunjukkan kata tersebut, antara lain dalam surat Yunus ayat 25:             “Allah menyeru manusia ke darussalam surga, dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus Islam”. Pada dasarnya, semua pribadi muslim berperan secara otomatis sebagai juru dakwah. Secara umum, adalah setiap muslim dan muslimah yang mukallaf dewasa, di mana kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut Islam sesuai dengan perintah; “sampaikan walau satu ayat”. Secara khusus, adalah mereka yang mengambil keahlian khusus mutakhasis dalam bidang agama Islam, yang dikenal dengan panggilan 32 Kustadi Suhandang, Retorika: Strategi, Teknik, dan Berpidato, Bandung: Nuansa, 2009, cet-1, hal. 1 33 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah, 1973, hal. 127 ulama. 34 Ada beberapa pengertian istilah menurut pakar-pakar ilmu dakwah, antara lain: a. Dakwah menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah mengajak manusia agar beriman kepada Allah dan Rasulallah saw dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan. 35 b. Dakwah menurut M. Quraish Shihab adalah seruan atau ajakan kepada jalan keinsyafan atau mengubah situasi yang kurang baik menjadi lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. 36 c. Dakwah menurut M. Arifin adalah suatu kajian dalam seruan, baik dengan lisan, tulisan maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian, kesadaran, serta penghayatan ajaran agama tanpa ada unsur paksaan. 37 d. Dakwah menurut Abu Risman adalah segala usaha yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih untuk merangsang orang lain agar 34 Wahyu Illahi, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, cet-1, hal. 77 35 Said Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah: Pendekatan Personal dalam Dakwah, Surakarta: Era Inter Media, 2000, cet-2, hal. 13-14 36 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1999, cet-19, hal. 194 37 M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, hal. 6 memahami, meyakini, dan menghayati ajaran Isam sebagai pedoman hidup dalam kehidupan. 38 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa dakwah adalah mengadakan suatu perubahan dan pembenahan, baik yang bersifat individu maupun sosial sesuai dengan ajaran Islam. Kegiatan tersebut disampaikan dengan menggunakan liasan, tulisan, dan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain agar timbul pengertian keinsyafan dalam diri individu dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2. Unsur – Unsur Dakwah a. Da’i

Da’i secara bahasa diambil dari bahasa arab, bentuk isim fa’il dari asal kata da’a-yud’u-da’watun, artinya orang yang melakukan dakwah. Secara terminologi, da’i yaitu setiap muslim yang berakal mukallaf akil baligh dengan kewajiban dakwah. 39 Menurut Dr. Musthafa Ar-Rafi’i, syarat- syarat dan sifat yang harus dipenuhi sosok juru dakwah adalah:  Amal dan kegiatan da’i harus ikhlas karena mencari ridho Allah dan kerena ingin meraih pahala dari Allah. 38 Abu Risma, Dakwah Islam Praktis dalam Pembangunan dalam Suatu Pendekatan Sosiologis, Yogyakarta: PLP2M, 1985, hal. 12 39 Idris A. Shomad, Diktat Ilmu dakwah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2004, hal. 6