Bagi  beliau,  dalam  berdakwah  tidak  ada  batasan  umur  maka  beliau berdakwah sampai akhir hayat karena itu sudah menjadi sebuah kewajiban setiap
insan  di muka  bumi  yang  mendapatkan  anugerah  dari  Allah  swt.  Dalam berdakwah  yang  paling  penting  adalah  kita  harus mempertebal  kualitas  dakwah
mulai  dari  materi-materi  dakwah  dan  pengaplikasian  diri  dengan  apa  yang disampaikan kepada mad’u.
12
Menurut K.H. Jamhari Abdul Jalal, da’i yang professional yaitu da’i yang menganggap bahwa ceramah itu adalah sebagai bagian dari diri sendiri dan yang
menjadi  tanggung  jawab  moral  bagi  da’i itu  sendiri,  bukan  bertujuan  untuk kepentingan  diri  da’i sendiri. Kegagalan  berdakwah menurut beliau itu beragam.
Dakwah  yang  disampaikan  tidak  sama  dengan  perilaku  seorang  da’i dan  isi dakwah  yang  disampaikan  tidak  sesuai  dengan  kebutuhan  mad’u serta
penyampaian  dakwah  itu  sendiri  yang  sedikit  kurang  bisa  diterima  oleh  mad’u karena  da’i tersebut  tidak  mengetahui  karakteristik  mad’u.  Apalagi  saat  seorang
da’i tersebut mengharapkan imbalan materi dari apa yang disampaikan.
13
Sebagai  da’i harus  memberikan  uswatun  hasanah kepada  mad’u tentang ibadah  dan  mauamalah  dalam  praktek  kehidupan  sehari-hari  di  masyarakat.
Dengan  demikian,  ketika  da’i mengajak  orang  lain  untuk  melakukan  kebaikan sementara  da’i juga  harus  mencontohkannya  kepada  mad’u,  maka  mad’u akan
menerima  dan  mengikutinya.  Oleh  karena  itu,  nasehat  atau  pesan  beliau  untuk
12
Wawancara  Pribadi  dengan  K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal,  Pimpinan  Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau
13
Wawancara  Pribadi  dengan  K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal,  Pimpinan  Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau
da’i-da’i  atau  pun  muballigh-muballigh yang  mau  mengharapkan  kesuksesan dalam  berdakwah  adalah  seorang  da’i harus  ikhlas  dalam  berdakwah  dan  mau
belajar untuk memperdalam agar dakwah itu menjadi sangat berharga. Kemudian seorang da’i bukan hanya mempunyai tugas menyampaikan saja namun lebih dari
itu,  mulai  dari  tanggung  jawab  moral  dan  juga  perkembangan  Islam  itu  sendiri. Dakwah  bukanlah  mainan  tapi  sebuah  amanah  besar,  jadi  dakwah  itu  harus
terkonsep  secara  jelas  dan  baik.  Banyak  aspek  yang  harus  dipahami  dan dimengerti oleh seorang da’i agar dakwah itu benar-benar tersampaikan tanpa ada
cacat.
14
Da’i yang  terbilang  sukses  dan  professional  bagi  beliau  adalah  da’i yang berdakwah  bukan  hanya  pada  ceramah  saja  melainkan  dakwah  melalui  berbagai
hal. Seorang da’i harus menjadi  contoh untuk mad’u atau jamaahnya. Suksesnya seorang  da’i adalah  seberapa  besar  mad’u memahami  dan  menerapkan  apa  yang
disampaikan oleh da’i itu sendiri.
15
C. Penerapan retorika dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal
K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal  mengatakan  bahwa  sebelum  berdakwah  ada faktor-faktor  atau  aspek  dalam  berdakwah  yaitu  ikhlas  dan  sabar.  Apapun  dan
14
Wawancara  Pribadi  dengan  K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal,  Pimpinan  Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau
15
Wawancara  Pribadi  dengan  K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal,  Pimpinan  Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau
bagaimana pun kondisinya seorang da’i harus menetapkan hatinya pada dua aspek tersebut.
16
Retorika dengan dakwah saling berhubungan karena dakwah adalah untuk mengajak  dan  menyeru  kepada  kebaikan  maka  retorika  menjadi  alat  untuk
bagaimana  dakwah  itu  menjadi  lebih  enak  dan  nyaman  diterima  dan  dipahami oleh mad’u. Saat berdakwah itu, seorang da’i harus memiliki harus memiliki seni
dan  gaya  penyampaian  maka  disitulah  retorika  berperan  untuk  keberhasilan dakwah itu sendiri.
17
Retorika  yang  digunakan,  strategi  yang  dianggap  jitu  dan  humor  yang memaniskan isi dari penyampaian tidaklah  berarti, jika seorang da’i jika seorang
da’i mengharapkan  imbalan  bersifat  materi  dari  mad’u.  seni  yang  mempesona. Penampilan  yang luar  biasa  hanya menjadi  tontonan belaka, jika  rasa  keikhlasan
dan kesabaran seorang da’i tidaklah kuat dan penuh keteguhan hati. Rasulallah  saw  bersabda  “Khotibunnas  ,,ala  Qadri  ,,Uqullihim” yang
berarti  “berbicaralah  kalian  menurut  kadar  kemampuan  mereka”.  Oleh  karena itu, sebagai seorang da’i harus mengetahui dan menyesuaikan diri kepada kondisi
dan  situasi mad’u dalam berdakwah.  Menurut  K.H. Jamhari Abdul Jalal ada  tiga klasifikasi  mad’u yang  beragama  Islam,  yang  harus  disesuaikan  oleh  da’i dalam
berdakwah, sebagai berikut:
16
Wawancara  Pribadi  dengan  K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal,  Pimpinan  Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau
17
Wawancara  Pribadi  dengan  K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal,  Pimpinan  Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau
1. Golongan  umat  Islam  yang  matang  dalam  beragama,  yaitu  mereka  yang menyadari diri bahwa mereka berasal dari Allah dan akan kembali kepada
Allah  swt.  Cara  berdakwah  kepada  orang  yang  matang  dalam  beragama yaitu dengan mengajak mereka untuk selalu istiqomah dalam menjalankan
pengabdian diri yang ikhlas kepada Allah swt. 2. Golongan  umat  Islam  yang  berada  dipertengahan,  yaitu  mereka  yang
belum  matang  dalam  beragama,  mereka  berada  dalam  golongan  ittiba mengikuti kepada orang yang mengerti dan mengetahui dari mana sumber
ajaran tersebut, namun mereka belum memfokuskan diri untuk mendalami tentang  pengetahuan  agama  Islam.  Cara  berdakwah  kepada  orang  yang
berada dipertengahan dalam beragama yaitu dapat mengajak mereka untuk mencapai  kepada  kematangan  dalam  beragama  atau  lebih  memantapkan
diri dalam beragama dan meyakini dalam hati bahwa kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah swt.
3. Golongan  muslim  yang  awam,  yaitu  mereka  yang  belum  mengetahui agama secara mendalam, mereka tergolong orang-orang yang taqlid ikut-
ikutan  dalam  beragama,  belum  mengetahui  agama  Islam  secara  kafah. Cara berdakwah kepada orang yang awam yaitu dengan mengajak mereka
agar  lebih  mengetahui  dan  mencintai  terhadap  ajaran  agama  Islam  yang dapat menyelamatkan mereka hidup di dunia dan akhirat.
18
Melihat dari pada golongan yang telah dipaparkan oleh beliau, maka pada akhirnya  dakwah  memang  harus  dipertimbangkan  dari  segala  aspek  seperti  segi
18
Wawancara  Pribadi  dengan  K.H.  Jamhari  Abdul  Jalal,  Pimpinan  Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau