merupakan suatu keniscayaan yang tidak mungkin ditolak, sehingga mereka menerima pesan dakwah itu dengan antusias.
Kemungkinan kedua, kerena faktor seorang da’i, yaitu da’i tersebut memiliki daya tarik dan pesona yang menyebabkan masyarakat sudah
dapat menerima pesan dakwahnya meski kualitas dakwahnya bisa jadi sederhana saja.
Kemungkinan ketiga, karena kondisi psikologi masyarakat yang sedang haus terhadap siraman rohani dan mereka terlanjur memiliki persepsi
positif pada setiap da’i, sehingga pesan dakwah sebenarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh masyarakat dengan penafsiran jelas.
Kemungkinan keempat, karena faktor keemasan yang menarik, masyarakat yang semula acuh tak acuh terhadap agama dan juga terhadap da’i setelah
paket dakwah yang diberi keemasan lain, maka paket dakwah berhasil menjadi stimuli yang menggelitik persepsi masyarakat dan akhirnya
mereka pun merespon positif.
53
3. Bentuk – Bentuk Dakwah a. Dakwah bi al-Lisan
Dakwah ini dilakukan dengan menggunakan lisan, antara lain: qaulun ma’rufun, dengan berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang disertai
dengan misi agama yaitu agama Islam.
53
Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999, cet-1, hal. 161
b. Dakwah bi al-Hal
Dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai obyek dakwah atau berdakwah
melalui perbuatan, mulai dari tutur kata, tingkah laku, sampai dengan pada kerja bentuk nyata seperti mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah-
sekolah, rumah ibadah, dan lain-lain.
54
c. Dakwah bi al-Qalam
Berbicara dakwah bi al-qalam tidak terlepas dengan memahami makna tulisan. Dalam konteks ini, tulisan memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai
alat komunikasi atau komunikasi ide yang produknya berupa ilmu pengetahuan. Kedua, sebagai alat komunikasi ekspresi yang produknya
berupa karya seni jurnalistik.
55
4. Hubungan Retorika dengan Dakwah
Hubungan retorika dengan dakwah amatlah erat. Dalam komponen kegiatan dakwah dan retorika memiliki keterkaitan, terutama ha ini dapat
dilihat dari segi media yang dipergunakan. Apakah media lisan, tulisan, dan sebagainya. Di sini unsur bahasa memegang peranan yang sangat
menentukan. Hubungan retorika dengan dakwah, T. A. Latief Rosydi dalam bukunya
“Dasar-dasar Retorika, Komunikasi dan Informasi” menyebutkan:
54
Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, hal. 24
55
Nurul Badrutaman, Op. Cit, hal. 175