Saran dan Presana serta Aset Pesantren

47

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

A. Konsep Retorika menurut K.H. Jamhari Abdul Jalal

Da’i merupakan subyek dalam aktivitas dakwah. Mau tidak mau, harus memahami dan mengerti ilmu retorika, yang pada akhirnya mengarahkan pada keberhasilan dakwahnya. Adapun menurut K.H. Jamhari Abdul Jalal, retorika adalah berbicara atau berkomunikasi dihadapan orang banyak dengan menggunakan kata yang baik dan santun serta menggunakan gaya atau seni pada saat berdakwah, sehingga mad’u enak mendengarkan apa yang disampaikan. 1 Retorika pada dasarnya selalu digunakan dalam setiap dakwah dengan lisan, tidak ada dakwah dengan lisan tanpa menggunakan retorika. Oleh karena itu retorika menjadi sesuatu yang penting dan haris dimiliki setiap da’i. Ust Ahmad Rosichin berpendapat tentang K.H. Jamhari Abdul Jalal, bahwa retorika yang beliau gunakan sangatlah bijaksana. Beliau pandai memilah- milih kata dan kata yang digunakan bervariatif melihat kualitas mad’u. Jadi, 1 Wawancara Pribadi dengan K.H. Jamhari Abdul Jalal, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau mad’u dengan mudah memahami dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2 Dalam retorika seorang da’i idealnya dituntut mempunyai kepandaian dalam berbicara. Perubahan-perubahan retorika menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, maka buku-buku pegangan mengenai retorika juga hanya mencakup sebagian saja dari aspek retorika yang ada. Tiap zaman memilih dan menentukan aspek yang dianggapnya pantas. Dengan kata lain, tiap zaman orang bebas menciptakan seni wacana baru yang dianggapnya paling sesuai. Fungsi retorika menurut K.H. Jamhari Abdul Jalal adalah agar mad’u senang dan mudah memahami apa yang disampaikan dan diuraikan. Tanpa retorika, dakwah akan sangat hambar dan monoton. Maka, dengan retorika dapat dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian mad’u dan kebutuhan mad’u tentang dakwah itu sendiri tersalurkan dengan baik. 3 Retorika juga berfungsi sebagai pembimbing atau pengarah da’i untuk mengambil keputusan yang tepat, memahami masalah kejiwaan manusia pada umumnya dan kejiwaan orang-orang yang akan datang dan sedang dihadapi, menemukan ulasan yang baik, dan mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran dengan alasan yang masuk akal. Dalam berdakwah seorang da’i dituntut agar memahami betul apa yang diinginkan mad’u agar dakwah yang disampaikan benar-benar sampai kepada 2 Wawancara Pribadi dengan Ust Ahmad Rosichin, tanggal 06 Maret 2012 di Kediaman Beliau 3 Wawancara Pribadi dengan K.H. Jamhari Abdul Jalal, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau masyarakat sehingga dapat merubah jalan fikiran orang lain ke dalam perbuatan yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. Seni berbicara merupakan rasa atau warna yang melengkapi setiap kata yang terlontar dalam proses komunikasi, sehingga setiap kata yang keluar dari lisan dan enak didengar serta mampu membuat jamaah terpukau. Retorika sangat dibutuhkan menjadi penambah daya tarik yang disampaikan untuk mad’u. Berdakwah tanpa retorika bagaikan sayur asam kurang garam. Jadi, yang membuat dakwah itu lengkap adalah retorika. 4 Penggunaan humor saat berdakwah itu hanya sisipan untuk menghidupkan suasana dakwah itu sendiri. Tanpa humor pun, isi ceramah tetap mempunyai daya sentuh yang kuat untuk audience, maka akan berhasil dakwahnya. Jadi humor itu bersifat sisipan, boleh ada atau boleh tidak. Kembali kepada karakter dan ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang da’i. Yang terpenting mad’u harus khusu’ dan meresapi pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i-da’i. Menurut K.H. Jamhari Abdul Jalal, humor itu humor itu menjadi salah satu bagian dari retorika walau hanya sebatas pelengkap dan pemanis agar dakwah lebih segar dalam menerima materi agama. Jika tema yang disampaikan secara monoton atau serius, maka akan menciptakan image terlalu serius dan terkadang membosankan. 5 4 Wawancara Pribadi dengan K.H. Jamhari Abdul Jalal, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau 5 Wawancara Pribadi dengan K.H. Jamhari Abdul Jalal, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Cipining di Kediaman Beliau