Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam Ajaran Islam

rahmat surga-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. ” Q.S. al-Taubah: 99. 40 Istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqih menyatakan bahwa shadaqah wajib dinamakan zakat, sedangkan shadaqah sunnah dinamakan infaq. Sebagian yang lain menyatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan shadaqah. 41 Dan Firman Allah mengenai anjuran shadaqah terdapat di dalam surat al-Baqarah ayat: 271:                        Artinya: “Jika kamu menampakkan shadaqah-shadaqahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan Menghapus sebagian kesalahan-kesalahan. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. ” Q.S. al-Baqarah: 271. 42 Banyak sekali ayat-ayat al- Qur’an lain yang memberikan tuntunan kaum muslimin untuk senantiasa memberikan shadaqah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT, sebagai berikut:                             40 Ibid, h. 297 41 Lili Bariadi dkk., Zakat dan Wirausaha, h. 4. 42 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahannya, h. 68. Artinya: “Tidak ada kebaikkan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi shadaqah , atau berbuat ma‟ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar”. QS: al-Nisa: 114. 43 Dari ayat tersebut nampak jelas bahwa shadaqah adalah suatu kebajikan yang dilakukan seseorang yang hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah SWT dan kelak akan mendapat imbalan pahala yang besar dari Allah SWT.

D. Manfaathikmah Zakat, Infaq dan Shadaqah ZIS

Zakat dapat mensucikan diri pribadi dari kotoran dosa, memurnikan jiwa menumbuhkan akhlak mulia, menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan dan mengikis sifat bakhil kikir serta serakah. Zakat sebagaimana arti bahasa dari kata zakat mengandung arti suci dan tumbuh, yakni orang yang patuh membayar zakat, hatinya dididik menjadi suci, yakni hatinya sedikit-sedikit dilatih untuk tidak terbelenggu oleh harta, karena memberi kepada orang lain merupakan latihan jiwa membuang sifat tamak, menanamkan kesadaran bahwa di dalam harta miliknya ada hak orang lain yang harus ditunaikan. Hartapun menjadi suci karena terbebas dari apa yang bukan miliknya. Ajaran Islam memberi peringatan dan ancaman yang keras terhadap orang yang enggan mengeluarkan zakat. Kewajiban menunaikan zakat demikian tegas dan mutlak, oleh karena itu di dalamnya terkandung hikmah 43 Ibid, h. 140. dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahik, serta harta yang dikeluarkan zakatnya maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Ahmad Muflih Saefuddin dalam bukunya Pengelola Zakat Ditinjau dari Aspek Ekonomi, yang diterbitkan oleh Badan Dakwah Islamiyah mengungkapkan hikmah zakat dengan lebih terperinci, yakni: a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat- Nya, menumbuhkan akhlak mulia dan memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi. Menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki. b. Karena zakat merupakan hak bagi mustahik, maka fungsinya untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama golongan fakir miskin ke arah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak. c. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat zakat salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola secara baik, dimungkinkan dapat membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan economic with equqlity. Zakat dipusatkan pada membayar, bukan pada menerima, oleh karena itu zakat lebih merupakan shock terapi bagi pemilik harta agar tidak serakah memonopoli kekayaan. Zakat tidak relefan dengan pengentasan kemiskinan karena jumlahnya yang sangat sedikit. Oleh karena itu sebagaimana di samping shalat wajib juga dianjurkan shalat sunnah yang bemacam-macam dan jauh lebih banyak dibanding shalat wajib, maka di samping kewajiban berzakat, pemilik harta dianjurkan untuk memberi shadaqah dan infaq. Adapun hikmah zakat jika dilihat dari situasi, kondisi serta waktu pelaksanaannya yakni pada bulan Sya’ban adalah, untuk mensucikan orang- orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan dari perkataan dan perbuatan keji, dan di samping itu zakat juga berfungsi untuk mensejahterakan orang-orang miskin. 44 Dengan zakat, infaq maupun sadhaqah, diharapkan mampu mengikis sifat-sifat kikir dan serakah, dengan demikian hati dan jiwa orang-orang mukmin dapat tersucikan dan terangkat derajatnya, sehingga layak untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT. Adapun infaq adalah, pemberian yang ditentukan jumlahnya untuk kepentingan tertentu, misalnya infaq untuk membangun jalan, membangun sekolah, membangun masjid dan sebagainya. Memang zakat, infaq, dan shadaqah bisa ditata menjadi potensi ekonomi masyarakat, akan tetapi secara psikologis, zakat, infaq, dan shadaqah lebih tertuju pada penjalinan hubungan antar manusia dan pembinaan masyarakat secara lebih luas. Oleh karena itu dalam agama ditetapkan tiga prioritas penerima zakat, infaq dan shadaqah, yaitu orang miskin, tetangga dekat dan kerabat. 45 44 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, h. 154. 45 Achmad Mubarok. Psikologi Keluarga dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa, Jakarta: PT. Bima Rena Pariwara, 2005, Cet. Ke-1, h. 220.