Manfaathikmah Zakat, Infaq dan Shadaqah ZIS

samping shalat wajib juga dianjurkan shalat sunnah yang bemacam-macam dan jauh lebih banyak dibanding shalat wajib, maka di samping kewajiban berzakat, pemilik harta dianjurkan untuk memberi shadaqah dan infaq. Adapun hikmah zakat jika dilihat dari situasi, kondisi serta waktu pelaksanaannya yakni pada bulan Sya’ban adalah, untuk mensucikan orang- orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan dari perkataan dan perbuatan keji, dan di samping itu zakat juga berfungsi untuk mensejahterakan orang-orang miskin. 44 Dengan zakat, infaq maupun sadhaqah, diharapkan mampu mengikis sifat-sifat kikir dan serakah, dengan demikian hati dan jiwa orang-orang mukmin dapat tersucikan dan terangkat derajatnya, sehingga layak untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT. Adapun infaq adalah, pemberian yang ditentukan jumlahnya untuk kepentingan tertentu, misalnya infaq untuk membangun jalan, membangun sekolah, membangun masjid dan sebagainya. Memang zakat, infaq, dan shadaqah bisa ditata menjadi potensi ekonomi masyarakat, akan tetapi secara psikologis, zakat, infaq, dan shadaqah lebih tertuju pada penjalinan hubungan antar manusia dan pembinaan masyarakat secara lebih luas. Oleh karena itu dalam agama ditetapkan tiga prioritas penerima zakat, infaq dan shadaqah, yaitu orang miskin, tetangga dekat dan kerabat. 45 44 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, h. 154. 45 Achmad Mubarok. Psikologi Keluarga dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa, Jakarta: PT. Bima Rena Pariwara, 2005, Cet. Ke-1, h. 220. Kata shadaqah ada hubungannya dengan kata “shadiq-shadiqah” yang berarti “persahabatan”. Maknanya; orang yang gemar bershadaqah akan memperoleh banyak sahabat, terutama dari orang-orang yang menerima shadaqah itu. Shadaqah yang berhubungan dengan kata “shidq” yang artinya benar atau jujur, maknanya bahwa pemberian shadaqah akan menumbuhkan persahabatan yang benar, persahabatan yang dilandasi oleh nilai-nilai kejujuran bukan persahabatan palsu. Dan Firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim ayat 31, yang berbunyi:                       Artinya: “Katakanlah Muhammad kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, “hendaklah mereka melaksanakan shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan secara sembunyi atau terang- terangan sebelum datang hari kiamat yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. ”QS: Ibrahim: 31. 46 Quraish Shihab menerangkan dalam bukunya yang berjudul membumikan al- Qur’an yang diterbitkan oleh Mizan, bahwa manfaat shadaqah adalah: a. Mengikis habis sifat kikir dalam jiwa seseorang, melatihnya memiliki sifat dermawan serta mengantarkan mensyukuri nikmat Allah SWT, sehingga pada akhirnya dapat mensucikan diri mengembangkan kepribadiannya. b. Menciptakan ketenangan dan ketentraman, bukan saja hanya kepada penerima shadaqah kedengkian dan iri hati dapat timbul kepada mereka yang hidup berlebihan tanpa mengulurkan bantuan kepada mereka. Kedengkian tersebut dapat melahirkan permusuhan bagi pemilik harta, sehingga pada akhirnya menimbulkan ketegangan dan kecemasan. c. Mengambangkan harta benda, pengembangan ini dapat ditinjau dari dua sisi, pertama sisi spiritual, berdasrkan firman Allah SWT .” Allah memusnahkan riba dan mengembangkan shadaqah ”. Kedua, sisi ekonomi, psikologis yaitu batin dari pemberi shadaqah akan mengantarkan 46 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahanya, h. 384 - 35. konsentrasi dalam pemikiran dan usaha pengembangan harta, di samping itu penerima shadaqah akan mendorong terciptanya daya beli dan produksi baru bagi produsen dalam hal ini adalah pemberi shadaqah. 47 Ada sebuah kata-kata mutiara atau bisa disebut pesan yang disampaikan oleh Dr. Kare Messenger “Kunci rumah anda, pergilah ke kolong jembatan, cari siapapun yang membutuhkan, dan berbuatlah sesuatu baginya.” Sedangkan Eric Butterworth pernah berkata: “ Orang yang tulus memberi adalah orang yang sangat bahagia, sangat merasa aman, sangat merasa puas, dan orang yang sangat makmur.” 48 Memberi yang bermanfaat serta ikhlas pastinya akan mendapatkan pahala sebagaimana Allah sudah janjikan bagi umatnya yang menjalankan perintah-Nya. 47 Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur‟an, Bandung: Mizan, 1994, h. 325. 48 Muhammad Muhyidin, Keajaiban Shadaqah, Yogyakarta: DIVA Press, 2007, Cet. Ke-1, h. 71-72. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sebuah strategi yang harus digunakan oleh seorang peneliti dalam melakukan sebuah penelitian. Pengumpulan data, analisa data, ketepatan dan keakuratan data hingga pada tahap pengolahan data menjadi sebuah laporan, akan sangat ditentukan oleh metode yang digunakan dalam sebuah penelitian.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Maj elis Konseling Yayasan Daarul Qur’an Nusantara, Kawasan Bisnis CBD Ciledug Karang Tengah Tangerang Banten, Jl. Hos Cokroaminoto Blok A3 No. 21, dimulai sejak pertengahan bulan Februari tahun 2008 dan berakhir pada bulan Mei tahun 2009. Alasan peneliti menetapkan tempat ini sebagai lokasi penelitian adalah dengan berbagai pertimbangan di antaranya: 1. Lokasi penelitian mudah dijangkau, sehingga peneliti dapat menghemat waktu dan biaya penelitian. 2. Yayasan Daarul Qur’an Nusantara merupakan sebuah instansi non pemerintah yang memfokuskan kegiatannya pada bidang ke agamaan praktis, seperti penerimaan dan penyalur Zakat, Infaq dan Shadaqah {ZIS}. 3. Majelis Konseling Yayasan Daarul Qur’an Nusantara merupakan salah satu program yang diprakarsai oleh Yayasan Daarul Qur’an, untuk memberikan bimbingan dan konseling bagi mereka yang sedang menghadapi masalah dalam kehidupan. Dari ketiga poin alasan tersebut di atas, peneliti lebih memperhatikan pada poin ke dua dan ke tiga, dimana dua poin tersebut cenderung mengarah pada konsentrasi keilmuan yang peneliti ambil di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN, yakni Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif analisis. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara terarah, dan faktual, mengenai faktor-faktor dan hubungan setiap fenomena yang diteliti, dan kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan berupa pembahasan pada bab- bab tertentu dalam skripsi. Pada penelitian ini penulis berusaha untuk mengungkap dan mendeskripsikan mengenai apa dan bagaimana dilaksanakannya bimbingan zakat, infaq dan shadaqah ZIS pada Majelis Konseling Yayasan Daarul Qur’an Nusantara, sehingga mampu membantu orang untuk keluar dari masalah yang sedang dialaminya. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Mardalis yang memberi pengertian penelitian yang bersifat deskriptif sebagai berikut: “Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan variabel-variabel yang diteliti. Variabel ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotasa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti”. 1 Guba menyatakan bahwa, penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menguji atau membuktikan kebenaran suatu teori, melainkan teori itu dikembangkan sesuai dengan data yang dikumpulkan. Di samping itu, tidak ada pengertian populasi dalam sebuah penelitian kualitatif, sampling bersifat purposif, yakni bergantung pada fokus penelitian. Instrument pada penelitian kualitatif tidak menggunakan test, angket atau eksperimen dan dengan sendirinya tidak berdasarkan definisi operasional. Yang dilakukan peneliti adalah menyelidiki aspek-aspek yang khas yang berupa pola atau tema. Untuk analisis data pada penelitian jenis ini, bersifat terbuka, open ended, induktif. 2 Dikatakan terbuka karena sifatnya terbuka bagi perubahan, perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian kualitatif ini tidak dapat ditentukan rentang waktu yang dibutuhkannya, pada hakikatnya penelitian ini dapat berjalan terus-menerus, namun suatu saat harus diakhiri bila kehabisan waktu karena adanya ikatan atas aturan suatu lembaga ataupun karena permasalahan biaya. 3 1 Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal Jakarta: Bumi Aksara, 2002, h. 22. 2 Ibid 3 Drs. Subana, M.Pd dan Sudrajat S. Pd., Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2001, Cet. Ke-1, h. 21-22.