Latar Belakang Masalah PENUTUP

                   Artinya: “Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu menumbuhkan ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Mah a Mendengar, Maha Mengetahui.” QS: Al-Taubah: 103. 3 Harta kekayaan menurut ajaran Islam mempunyai fungsi sosial untuk kepentingan masyarakat, kepentingan umum, dan kepentingan perjuangan agama, disamping fungsinya untuk memenuhi kepentingan pribadi. Secara pandangan lahiriyah, manusia memang yang berupaya untuk mendapatkan harta dengan jalan apa saja. Namun hakikat dari seluruh upaya manusa itu adalah campur tangan Allah SWT, yang memiliki apa yang ada di alam semesta dan isinya. Hak milik mutlak hanya ditangan Allah SWT. Murni Djamal melalui pernyataannya yang tertulis dalam bukunya, menyatakan bahwa manusia diberikan kebebasan mencari harta namun “…manusia hanya mempunyai hak pakai atau hak guna sejauh tidak bertentangan dengan kepentingan yang bersifat umum, seperti untuk masyarakat banyak, fakir, miskin, perjuangan agama atau fisabilillah dan sebagainya….” 4 Salah satu konsep yang diajarkan dalam Islam dalam rangka mengentaskan kemiskinan adalah dengan menunaikan zakat, infaq, dan shadaqahah. Dalam pelaksanaannya, ketiganya mempunyai aturan dan 3 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahanya, h. 297-298. 4 Murni Djamal, Ilmu Fiqh Jakarta: Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi AgamaIAIN Jakarta, 1983, Cet. Ke-2, h. 238. pedoman yang khusus. Aturan dan pedoman yang khusus ini merupakan acuan yang melatar belakangi seseorang melaksanakan ketiganya. Walaupun demikian, secara umum seseorang akan merasa berat untuk melakukan salah satu atau bahkan ketiganya. Oleh karena itu, perlu pengarahan dalam pelaksanaan zakat, infaq, dan shadaqah ini sehingga dapat dipahami yang dilanjutkan dengan pengamalan yang dilandasi dengan kesadaran penuh. Untuk mewujudkan kesadaran tersebut, pengarahan-pengarahan yang berbentuk bimbingan tertentu baik perorangan ataupun kelompok dapat dijadikan fasilitas yang sangat baik. Bimbingan zakat, infaq, dan shadaqah menjadi perlu dilakukan karena konsep ketiganya adalah memberikan sebagian harta yang dimiliki diri sendiri kepada orang lain, hal ini tentunya akan dirasakan sangat berat. Ini adalah akibat dari kurangnya pengetahuan atau tipisnya kepercayaan kepada janji Allah yang akan melipat gandakan harta yang diberikan. Seperti apa yang tercantum dalam al Qur’an surah al-Baqarah2: 261 berikut:                            Artinya: “Perumpaman nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah SWT melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah SWT maha luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui. ” QS: Al-Baqarah: 261. 5 5 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahannya, h. 65. Dalam memberikan bimbingan ZIS tentunya terdapat beberapa metode, dimana metode tersebut merupakan salah satu jalan dakwah untuk mencapai suatu tujuan amar ma‟ruf dan nahi munkar. Seperti yang dilakukan salah satu tokoh agama yaitu Ustad Yusuf Mansur. Dalam menjalankan dakwahnya, beliau selalu mambawa konsep zakat, infaq, dan shadaqah selanjutnya disingkat dengan ZIS dalam setiap materi yang disampaikan. Sehingga mustami‟ mendapatkan pencerahan tersendiri dalam memahami dan mengamalkan ZIS. Begitupun melalui bimbingan ZIS ini diharapkan menjadi motivator kepada siapa saja yang akan menunaikan ZIS dengan dilandasi pengetahuan dan pemahaman yang baik dan benar. Seperti halnya apa yang dilakukan Ustad Yusuf Mansur dalam setiap dakwahnya yang menggerakkan hati untuk berzakat, berinfaq, dan bershadaqah. Atas dasar tersebut, metode bimbingan ZIS ini telah menarik perhatian penulis untuk menelitinya lebih jauh. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan bimbingan ZIS ini adalah Majelis Konseling di bawah naungan Yayasan Daarul Qur’an Nusantara yang dipromotori oleh Ustad Yusuf Mansur, dimana lembaga tersebut juga mengumpulkan dan menyalurkan ZIS. Bertitik tolak dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian, dan berinisiatif untuk mengangkat judul “Metode Bimbingan Zakat Infaq Dan Shadaqahah ZIS Pada Majelis Konseling Di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara Tangerang.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1 Pembatasan Masalah Banyak sekali orang yang melakukan bimbingan sebagai penuntas masalah kehidupan pribadi umat manusia. Diantaranya ada yg datang ke phisikolog, ustad atau guru ngaji, bimbingan di sekolah-sekolah, bahkan ada yang datang ke paranormal atau dukun. Namun penulis lebih tertarik dan memilih bimbingan atau konseling yang bernuansa islami, yaitu bimbingan yang memberikan solusi berupa pemahaman tentang ajaran agama, seperti ibadah wajib, yaitu sholat wajib. Sedangkan ibadah sunnahnya seperti tahajud, dhuha, puasa, dan ZIS zakat,infaq,shodaqah. Adapun yang dimaksud penulis di sini yaitu tentang metode bimbingan ZIS, yang dimana bimbingan ZIS tersebut merupaka serangkaian dari solusi atas permasalahan. Dan penulis hanya membatasi pada bagaimana metode bimbingan ZIS dan disertai dengan bentuk dan materi yang diberikan, guna menunjang keberhasilan dari bimbingan tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang diutaran diatas, maka penulis dapat merumuskan pokok-pokok permasalahannya sebagai berikut: a. Apa saja metode yang digunakan dalam bimbingan ZIS pada Majelis Konseling di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara. b. Bagaimana materi yang diterapkan dalam bimbingan ZIS pada Majelis Konseling di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara. c. Bagaimana bentuk bimbingan ZIS yang bisa digunakan pada Majelis Konseling di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan pada sebuah penelitian merupakan titik tolak dari setiap kegiatan penelitian sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah yang sudah dikemukakan, maka dari itu setelah membatasi dan merumuskan masalah penelitian maka tujuan dari penelitian skripsi ini menurut penulis adalah; a Untuk mengetahui metode bimbingan ZIS pada Majelis Konseling di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara. b Untuk mengetahui materi bimbingan ZIS pada Majelis Konseling di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara. c Untuk mengetahui bentuk dan waktu bimbingan ZIS pada Majelis Konseling di Yayasan Da arul Qur’an Nusantara.

2. Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat yang kiranya dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk: a. Manfaat secara sosial social value, diharapkan berguna untuk memberikan pedoman yang baik bagi kehidupan klien agar bimbingan tersebut manjadi motivasi dikehidupan kedepannya yang sesuai dengan ajaran agama islam. b. Manfaat secara akademik academic value diantaranya diharapkan penulisa skripsi tentang bimbingan ZIS pada Majelis Konseling di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara. c. Manfaat secara praktisi practicion value dari penelitian ini penulis berharap dapat mensosialisasikan kepada klien agar terus melakuan bimbingan yang sesuai dengan nilai-nilai dan syariat isalam. d. Manfaat secara individual individual value penelitian ini dapat diharapkan menjadi sebuah karya dan juga pedoman bagi penulis untuk lebih mengembangkan wawasan dan khazanah keilmuan yang dimiliki dalam hal bimbingan ZIS pada Majelis Konseling di Yayasan Daarul Qur’an Nusantara.

D. Tinjauan Pustaka.

Dalam pembahasan yang akan disampaikan pada skripsi ini, memiliki landasan literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan, atau bahkan yang memberikan inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini, di antaranya: a. Dari pembahasan skripsi sebelumnya pada jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam BPI, penulis menemukan skripsi milik Riri Fikriyati, 101052022659, dengan judul “Bimbingan Islam Dalam Memberikan Motivasi Bershadaqah di kalangan Siswa SMPN 254 Jagakarsa Jakarta