UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.4 Hasil pengukuran absorbansi bakteri uji pada pembuatan kurva pertumbuhan
Waktu jam
Absorbansi E.coli
P. aeruginosa S. aureus B.subtilis
0.007 0.006
0.001 0.002
1 0.012
0.009 0.005
0.002
2 0.055
0.011 0.014
0.006
3 0.203
0.016 0.066
0.009
4 0.402
0.038 0.198
0.021
5
0.542 0.086
0.404 0.065
6 0.624
0.222 0.821
0.163
7 0.689
0.341 1.022
0.294
8 0.806
0.446 1.142
0.434
9 0.884
0.732 1.191
0.633
10 1.056
0.750 1.485
0.474
11 1.160
0.763 1.479
0.621
12 1.470
0.167 1.769
0.830
13 1.647
0.132 2.122
0.855
14 1.895
0.092 1.946
1.132
15 1.973
0.087 2.083
0.156
16 2.053
1.839 1.776
17 2.086
1.911 1.893
18 2.072
1.956
19 2.058
1.978
20 2.057
1.946
21 2.033
1.981
22 2.033
1.958
23 1.944
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambat 4.35 Kurva Pertumbuhan Bakteri Uji Berdasarkan pada hasil kurva yang terbentuk, dapat diketahui bahwa
bakteri Escherichia coli mengalami fase lag pada jam ke-1 hingga jam ke-2, lalu diikuti fase log pada jam ke-4 hingga jam ke-15 dan mulai mengalami fase
stasioner pada jam ke-17 hingga jam ke-22. Oleh karena itu untuk melakukan uji antimikroba, maka bakteri Escherichia coli tersebut ditumbuhkan sampai jam ke-
15 fase log. Berdasarkan pada hasil kurva yang terbentuk, dapat diketahui bahwa
bakteri Pseudomonas aeruginosa mengalami fase lag pada jam ke-1 hingga jam ke-3, lalu diikuti fase log pada jam ke-5 hingga jam ke-9 dan mulai mengalami
fase stasioner pada jam ke-10 hingga jam ke-11. Oleh karena itu untuk melakukan uji antimikroba, maka bakteri Pseudomonas aeruginosa tersebut ditumbuhkan
sampai jam ke-9 fase log. Berdasarkan pada hasil kurva yang terbentuk, dapat diketahui bahwa
bakteri Staphylococcus aureus mengalami fase lag pada jam ke-1 hingga jam ke- 2, lalu diikuti fase log pada jam ke-3 hingga jam ke-9 dan mulai mengalami fase
stasioner pada jam ke-10 hingga jam ke-11. Oleh karena itu untuk melakukan uji antimikroba, maka bakteri Staphylococcus aureus tersebut ditumbuhkan sampai
jam ke-9 fase log. Berdasarkan pada hasil kurva yang terbentuk, dapat diketahui bahwa
bakteri Bacillus subtilis mengalami fase lag pada jam ke-1 hingga jam ke-12, lalu diikuti fase log pada jam ke-13 hingga jam ke-16 dan mulai mengalami fase
0.5 1
1.5 2
2.5
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22
Abso rb
an si
Waktu jam
E. coli P. aeruginosa
S. aureus B. subtillis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
stasioner pada jam ke-18 hingga jam ke-23. Oleh karena itu untuk melakukan uji antimikroba, maka bakteri Bacillus subtilis tersebut ditumbuhkan sampai jam ke-
16 fase log. Bakteri uji siap digunakan untuk uji antibakteri apabila OD Optical
Density telah mencapai 0,08-0,1 setara 10 CFUmL. Jika OD lebih besar dari 0,1 maka dilakukan pengenceran dengan menggunakan larutan NaCl fisiologis 0,9
Fitriyah et al., 2013. Jadi, bakteri E. coli ditumbuhkan sampai jam ke-15, P. aeruginosa
ditumbuhkan sampai jam ke-9, S. aureus ditumbuhkan sampai jam ke-9, dan B. subtilis ditumbuhkan sampai jam ke-16 fase log karena pada jam tersebut
masing-masing bakteri uji sedang aktif melakukan pembelahan sel dengan laju yang konstan, aktivitas metabolik konstan serta keadaan pertumbuhan seimbang.
Kondisi tersebut merupakan kondisi yang tepat ketika bakteri uji tersebut akan diuji dengan pengujian antimikroba.
4.5 Seleksi Kapang Endofit yang Berpotensi Sebagai Antimikroba
Seleksi kapang endofit yang berpotensi sebagai antimikroba bertujuan untuk menentukan kapang endofit yang akan dilanjutkan pada proses fermentasi
dan uji aktivitas antimikroba dari supernatan hasil fermentasi. Seleksi kapang endofit yang berpotensi sebagai antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar
padat untuk antibakteri dan antikhamir dan metode uji antagonis untuk antifungi. Metode difusi agar didasarkan pada kemampuan senyawa antimikroba
pada isolat kapang endofit yang diuji untuk menghasilkan zona penghambatan disekeliling potongan agar terhadap bakteri dan khamir uji Nurainy et al, 2008.
Aktivitas antibakteri dan antikhamir dari kapang endofit dapat dilihat dari zona hambat yang terbentuk. Data hasil pengukuran zona hambat kapang endofit
terhadap bakteri uji dan khamir uji dapat dilihat pada tabel 4.5.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.5 Hasil pengukuran zona hambat kapang endofit terhadap bakteri uji dan khamir uji
Isolat
Zona Hambat Isolat Kapang Endofit mm
Escherichia coli
Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeruginosa
Bacillus subtillis
Candida albicans
DT1 6,2
7,2 -
6,35 -
DT2 7,0
7,9 6,57
6,9 -
DT3 6,2
7,25 -
6,2 -
DT4 6,55
6,7 6,3
6,2 -
DT5 6,9
7,7 6,33
6,8 -
DT6 -
- -
- -
DM1 -
- -
- -
DM2 -
6,2 -
- -
DM3 7,0
- -
- -
DM4 6,35
- -
6,26 -
DM5 6,2
6,5 6,2
6,3 -
DM6 6,65
- 6,32
- -
DM7 -
- -
- -
DM8 6,24
6,5 6,2
6,2 -