Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Sterilisasi Alat

Untuk alat-alat yang tidak tahan pemanasan dengan suhu tinggi, sterilisiasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf p ada suhu 121˚C selama 15 menit. Untuk alat-alat yang terbuat dari gelas, disterilkan dengan menggunakan oven suhu 16 0˚C selama 2 jam. Sedangkan alat-alat logam disterilkan dengan cara dipijarkan menggunakan api spiritus Kumar, 2012. 3.3.2 Pembuatan Media 3.3.2.1 Pembuatan Media Malt Extract Agar MEA Berdasarkan prosedur yang tertera pada kemasan, media MEA dibuat dengan cara MEA sebanyak 50 gram dilarutkan dengan 1000 mL akuades. Media tersebut dicampur sampai merata dengan cara pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate dan stirrer. Campuran media tersebut disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Media dituang ke dalam cawan petri steril masing-masing ±10 mL dan biarkan hingga memadat.

3.3.2.2 Pembuatan Media Potato Dextrose Agar PDA

Berdasarkan prosedur yang tertera pada kemasan, media PDA dibuat dengan cara PDA sebanyak 39 gram dilarutkan dengan 1000 mL akuadest. Media tersebut dicampur sampai merata dengan cara pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate dan stirrer. Campuran media tersebut disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Media dituang ke dalam cawan petri steril masing-masing ±10 mL dan biarkan hingga memadat.

3.3.2.3 Pembuatan Media Agar Miring PDA

Media agar miring PDA dibuat dengan cara PDA sebanyak 39 gram dilarutkan dengan 1000 mL akuadest. Media tersebut dicampur sampai merata dengan cara pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate dan stirrer. Campuran media tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 mL lalu disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 15 menit. Setelah disterilisasi, tabung reaksi tersebut diletakkan dalam posisi miring ± 45 o dan biarkan hingga memadat Jauhari, 2010.

3.3.2.4 Pembuatan Media Nutrient Agar NA

Berdasarkan prosedur yang tertera pada kemasan, media NA dibuat dengan cara NA sebanyak 20 gram dilarutkan dengan 1000 mL akuadest. Media tersebut dicampur sampai merata dengan cara pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate and stirrer. Campuran media tersebut disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Media dituang ke dalam cawan petri steril masing-masing 10 mL dan biarkan hingga memadat.

3.3.2.5 Pembuatan Media Agar Miring NA

Media NA miring dibuat dengan cara NA sebanyak 20 gram dilarutkan dengan 1000 mL akuadest. Media tersebut dicampur sampai merata dengan cara pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate and stirrer. Campuran media tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 mL lalu disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Setelah disterilisasi, tabung reaksi tersebut diletakkan dalam posisi miring ± 45 o dan biarkan hingga memadat Jauhari, 2010

3.3.2.6 Pembuatan Media Potato Dextrose Yeast PDY Broth

Potato Dextrose Broth dan Yeast Agar masing-masing sebanyak 24 gram dan 2 gram dilarutkan dengan 1000 mL akuadest. Media tersebut dicampur sampai merata dengan cara pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate dan stirrer. Sambil diaduk, kalsium karbonat CaCO 3 ditambahkan kedalam larutan hingga mencapai pH 6. Media tersebut disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm selama 15 menit Jauhari, 2010.

3.3.2.7 Pembuatan Media Nutrient Broth NB

Berdasarkan prosedur yang tertera pada kemasan, media NB dibuat dengan cara NB sebanyak 8 gram dilarutkan dengan 1000 mL akuadest. Media tersebut dicampur sampai merata dengan cara pengadukan dan pemanasan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan hot plate dan stirrer. Campuran media tersebut disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 atm selama 15 menit.

3.3.3 Isolasi Kapang Endofit

Kapang endofit diisolasi dari daun tanaman Syzygium cumini L. Daun yang digunakan adalah daun hijau muda dan daun hijau tua. Isolasi kapang endofit dilakukan mengikuti metode Fisher et al., 1993 yang dimodifikasi. Sampel daun tanaman jamblang di cuci dengan air mengalir selama 10 menit. Sampel daun yang telah dicuci kemudian disterilisasi permukaan dengan cara daun direndam ke dalam etanol 70 selama 1 menit, kemudian direndam ke dalam larutan NaOCl 5,25 selama 5 menit, lalu direndam kembali ke dalam etanol 70 selama 30 detik, dan terakhir dibilas dengan akuadest steril selama 5 detik. Daun yang telah disterilisasi permukaannya diletakkan di atas kertas saring steril dan dibiarkan hingga kering di udara. Setelah kering, daun dipotong menjadi bagian kecil dengan ukuran 1x1 cm 2 dengan pisau steril. Potongan sampel diletakkan pada cawan petri yang berisi media MEA. Inokulasi sampel dilakukan triplo dan tiap cawan berisi 2 potongan daun. Selain itu pada akuadest bilasan terakhir diambil 1 mL dan diisolasi ke media MEA lainnya, perlakuan ini berfungsi sebagai kontrol. Selama pekerjaan dilakukan di dalam laminar air flow dan kemudian media yang telah diinokulasi potongan sampel dan media kontrol diinkubasi pada suhu 29 o C selama 5 –21 hari tergantung tingkat pertumbuhan kapang. Isolat endofit yang menunjukkan sifat morfologi jamur dipindahkan ke media MEA yang baru sampai diperoleh isolat murni.

3.3.4 Pemurnian Kapang Endofit

Kapang endofit yang telah tumbuh pada media isolasi MEA, kemudian secara bertahap dimurnikan satu persatu. Masing-masing isolat murni kapang endofit yang diperoleh dipindahkan ke dalam media MEA plate lain. Pemurnian ini bertujuan untuk memisahkan koloni endofit dengan morfologi yang berbeda untuk dijadikan isolat tersendiri. Pengamatan morfologi dilakukan kembali setelah inkubasi selama 5-7 hari, dan apabila masih ditemukan pertumbuhan koloni yang berbeda secara makroskopik maka harus dipisahkan kembali sampai diperoleh

Dokumen yang terkait

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Isolasi, seleksi dan uji aktivitas antibakteri mikroba endofit dari daun tanaman garcinia benthami pierre terhadap staphylococcus aureus, bacillus subtilis, escherichia coli, shigella dysenteriae, dan salmonella typhimurium

1 55 0

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis

0 21 99

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis.

0 11 99

Fraksinasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

1 7 102

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Bakung Putih (Crinum asiaticum L) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa

2 33 101

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15