UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3 Hasil stocking dan working culture isolat kapang endofit
4.2 Karakterisasi Kapang Endofit
Setelah didapat isolat murni kapang endofit selanjutnya masing-masing isolat dikarakterisasi. Karakterisasi isolat kapang endofit dilakukan secara
makroskopik dan mikroskopik. Pengamatan makroskopik meliputi warna koloni, warna sebalik koloni, tekstur, tepi koloni, zonasi, dan tetes eksudat exudates
drops. Sedangkan pengamatan mikroskopik dilakukan dengan mewarnai hifa kapang dengan methylene blue. Penggunaan methylene blue untuk memperjelas
bentuk morfologi kapang yang akan diamati dibawah mikroskop. Selain itu, pewarna ini mengandung fenol sehingga dapat mengdeaktivasi enzim litik seluler
sehingga sel tidak mengalami lisis. Pengamatan mikroskopik ini meliputi ada atau tidak adanya sekat pada hifa, pertumbuhan hifa, bentuk dan warna konidia.
Hasil karakterisasi kapang endofit berdasarkan ciri makroskopis dan mikroskopis selanjutnya dibandingkan dengan petunjuk klasifikasi menurut
Barnet 1972 untuk diketahui genusnya. Namun, dikarenakan data yang diperoleh tidak mencukupi, hal tersebut tidak dilakukan. Hasil karakterisasi isolat
kapang endofit adalah sebagai berikut.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Isolat DT1 Isolat DT1 memiliki warna hifa hijau gelap dengan hifa putih keabuan
dibagian tengah, warna sebalik hijau kehitaman, tekstur granular, tepi koloni tidak rata seperti serabut, dan tidak mempunyai zonasi maupun tetes eksudat Gambar
4.4. Pada pengamatan mikroskopik memperlihatkan hifa berseptat dengan pertumbuhan hifa bercabang, konidia berbentuk batang pendek dan berwarna
hijau cerah Gambar 4.5
Tampak depan Tampak belakang
Gambar 4.4 Isolat DT1
Gambar 4.5 Pengamatan mikroskopik isolat DT1 perbesaran 1000x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Isolat DT2 Isolat DT2 memiliki warna hifa hijau kecoklatan, warna sebalik hijau
kehitaman, tekstur granular, tepi koloni tidak rata, dan tidak mempunyai zonasi maupun tetes eksudat Gambar 4.6. Pada pengamatan mikroskopik
memperlihatkan hifa tidak berseptat dengan pertumbuhan hifa bercabang dan konidia berbentuk elips Gambar 4.7
.
Tampak depan Tampak belakang
Gambar 4.6 Isolat DT2
Gambar 4.7 Pengamatan mikroskopik isolat DT2 perbesaran 1000x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Isolat DT3 Isolat DT3 memiliki warna hifa hitam, warna sebalik hijau kehitaman,
tekstur granular, tepi koloni tidak rata, mempunyai zonasi dan tidak terdapat tetes eksudat Gambar 4.8. Pada pengamatan mikroskopik memperlihatkan hifa
berseptat dengan pertumbuhan hifa bercabang Gambar 4.9
.
Tampak depan Tampak belakang
Gambar 4.8 Isolat DT3
Gambar 4.9 Pengamatan mikroskopik isolat DT3 perbesaran 1000x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Isolat DT4 Isolat DT4 memiliki warna hifa hijau pudar dengan growing zone
berwarna putih kekuning, warna sebalik kuning kehijauan, tekstur granular, tepi koloni tidak rata, tidak mempunyai zonasi dan tetes eksudat Gambar 4.10. Pada
pengamatan mikroskopik memperlihatkan hifa berseptat dengan pertumbuhan hifa bercabang Gambar 4.11
.
Tampak belakang Tampak depan
Gambar 4.10 Isolat DT4
Gambar 4.11 Pengamatan mikroskopik isolat DT4 perbesaran 1000x