UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menghasilkan enterotoksin dan Heat-Stable Endonuklease. Sebagian besar bakteri S. aureus pada dinding selnya mengandung protein A yang berikatan dengan
peptidoglikan secara kovalen dan asam teikoat Tim Mikrobiologi, 2003. Bakteri S. aureus dapat menyerang seluruh tubuh. Bentuk klinisnya
tergantung dari bagian tubuh yang terkena infeksi. Di antara contohnya adalah toxic shock syndrom suatu keadaan yang ditandai dengan panas mendadak, diare
dan syok, keracunan makanan, ensefalitis, endokarditis dan septisemia. Bakteri ini dapat di obati dengan penisilin, obat-obat yang tahan terhadap penisilinase dan
lain-lainnya. Pada umumnya, semua Staphylococcus sensitif terhadap vankomisin, termasuk MRSA Tim Mikrobiologi, 2003.
2.3.4 Escherichia coli
Klasifikasi Escherichia coli adalah sebagai berikut : Kingdom
: Prokaryota Divisio
: Gracilicutes Class
: Scotobacteria Ordo
: Eubacteriales Famili
: Enterobacteriaceae Genus
: Escherichia Spesies
: Escherichia coli Escherichia coli adalah salah satu bakteri patogen yang dapat
menyebabkan gastroenteritis, dengan gejala mulai diare ringan sampai hemolyticuremic syndrome, gagal ginjal dan kematian. E. coli merupakan
mikroflora alami yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Keberadaan flora normal dalam saluran pencernaan akan memberikan
keuntungan, di antaranya adalah menghambat pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan vitamin B kompleks dan vitamin K Tim Mikrobiologi, 2003.
Suatu contoh dari kelainan karena gangguan flora normal saluran pencernaan adalah summer diarrhea. Pada musim panas, anak-anak yang
mengalami infeksi saluran nafas ringan akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga pemasukan cairan menurun sedangkan jumlah makanan yang harus
dicerna oleh usus halus menjadi lebih besar. Hal itu menyebabkan jumlah E.coli
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
meningkat dan asam organik yang dibentuk oleh metabolisme basil kolon ini mengakibatkan iritasi pada usus dan menimbulkan sindroma yang disebut summer
diarrhea Tim Mikrobiologi, 2003.
2.3.5 Bacillus subtilis
Klasifikasi Bacillus subtilis adalah sebagai berikut : Kingdom
: Prokaryota Class
: Shizomycetes Ordo
: Eubecteriales Famili
: Bacillaceae Genus
: Bacillus Spesies
: Bacillus subtilis. Bacillus subtilis adalah bakteri aerobik Gram positif, mempunyai ciri-ciri
sel berbentuk batang pendek rods, sendiri-sendiri, jarang membentuk rantai, motil dengan flagella peritrich, membentuk endospora berukuran 0,8 x 1,5-1,8
μm; permukaan spora terwarnai pucat. Pada spora yang berkecambah, dinding spora pecah secara melintang Machmud et al., 2003.
Koloni bakteri pada medium agar berbentuk bundar, tepi tidak teratur, permukaan tidak mengkilap, menjadi tebal dan keruh opaque, kadang-kadang
mengkerut dan berwarna krem atau kecoklatan. Bentuk koloni agak bervariasi pada media yang berbeda. Koloni meluas pesat pada medium yang berpermukaan
lembab Machmud et al., 2003. Biakan bakteri dari medium padat tidak mudah larut dalam air.
Pertumbuhan pada medium cair broth keruh, berkerut, dengan pelikel yang koheren, tidak keruh atau hanya agak keruh. Secara anaerob, dalam medium
kompleks yang mengandung glukose, pertumbuhan dan fermentasi berlangsung lambat atau lemah; tetapi dengan menambahkan O
2
tumbuh cepat serta menghasilkan 2,3-butanediol, asetoin, dan CO
2
. Bakteri ini mendekomposisi pektin dan polisakarida dari jaringan tanaman, dan beberapa strain membusukkan
umbi kentang Machmud et al., 2003.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.6 Candida albicans
Klasifikasi Candida albicans adalah sebagai berikut : Kingdom
: Mycetae Divisi
: Amastigomycota Phylum
: Proteobacteria Class
: Deuteromycetes Ordo
: Cryptococcales Famili
: Cryptococcaceae Genus
: Candida Spesies
: Candida albicans Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya
untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan
membentuk hifa semu. Candida adalah mikroorganisme yang termasuk dalam khamir, sering ditemukan pada manusia dan binatang sebagai saprofit. Bila
terdapat faktor predisposisi keadaan yang menguntungkan pertumbuhan khamir tersebut, maka Candida dapat menimbulkan penyakit primer atau sekunder.
Selain itu, Candida juga dapat menimbulkan penyakit yang mendadak atau menahun Gandahusada et al, 1998.
Candida juga dapat menginfeksi pada kuku. Kelainan ini dapat timbul karena kurang menjaga kebersihan pada kuku, terutama di bawah kuku. Kuku
yang terinfeksi Candida dapat merubah warna kuku menjadi seperti susu atau warna lain dan rapuh. Selain menginfeksi kuku, Candida juga dapat menginfeksi
kulit. Gejala yang ditimbulkan ialah rasa gatal dan timbul rasa sakit bila terjadi infeksi sekunder. Pada wanita, Candida sering menimbulkan vaginitis dengan
gejala utama flour albus keputihan yang sering disertai rasa gatal. Kandidiasis vagina dapat juga tanpa gatal, tetapi keluhan yang dikemukakan berupa
bertambahnya keputihan bila lelah atau sebelum datang haid Gandahusada et al., 1998.