14
Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap- tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau
pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian
pembaca, tidak perduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan. Secara ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat
generalisasi. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe
kejadian itu secara berulang-ulang, maka seseorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu. Misalnya suatu wacana naratif
yang menceritakan bagaimana seseorang menyiapkan nasi goreng, bagaimana membuat roti, bagaimana membangun sebuah kapal dengan
mempergunakan fero-semen, dan sebagainya. Semua narasi seperti yang disebutkan itu bersifat adalah narasi yang bersifat generalisasi. Narasi itu
menyampaikan proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat dilakukan berulang kali.
Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali.
Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu
saja. Narasi mengenai pengalaman seseorang yang pertama kali masuk perguruan tinggi, pengalaman seseorang pertama kali mengarungi samudra
luas, pengalaman seorang gadis yang pertama kali menerima curahan kasih dari seorang pria idamannya, peristiwa pembunuhan atas diri
Sarilita,
— semuanya merupakan peristiwa yang khas yang dikisahkan dalam sebuah narasi yang khusus.
14
b. Narasi Sugestif
Seperti halnya narasi ekspositoris, narasi sugestif juga pertama-tama bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dengan suatu
kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian itu berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Tetapi tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas
pengetahuan seseorang, tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna
14
Ibid …, h. 137.
15
peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal imajinasi.
Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca.
Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang tersurat mengenai
obyek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna yang baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua obyek dipaparkan sebagai suatu
rangkaian gerak, kehidupan para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu.
Makna yang baru akan jelas dipahami sesudah narasi itu selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu.
15
Dengan demikian narasi tidak bercerita atau memberikan komentar mengenai sebuah cerita, tetapi justru ia mengisahkan suatu cerita atau kisah.
Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk mengahadapi peristiwa yang berada di depan matanya. Narasi
menyediakan suatu kematangan mental. Kesiapan mental itulah yang melibatkan para pembaca bersama perasaannya, bahkan melibatkan simpati atau antipati
mereka kepada kejadian itu sendiri. Inilah makna yang dikatakan tadi, makna yang tersirat dalam seluruh rangkaian kejadian itu.
16
Paragraf narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut. 1.
Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis.
2. Alur plot adalah jalan cerita, bagaimana cerita itu disusun, sehingga
peristiwa dengan peristiwa dapat berjalan dengan baik. 3.
Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi.
4. Suasana yang berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga
pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku.
15
Ibid …, h. 138.
16
Ibid …, h. 139.
16
5. Sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang
suatu peristiwa. Ia tidak boleh memandang dari sudut pandang orang pertama atau orang ketiga.
17
c. Perbedaan Pokok antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif