20
3. Pembagian Bentuk Berulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya:
Anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik, huru-hara,
lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, berjalan-jalan, dibesar-besarkan,
menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, hulubalang-hulubalang, bumiputra-bumiputra.
24
Melihat bentuknya, bentuk berulang dapat dibagi atas: 1 bentuk berulang atau reduplikasi penuh, maksudnya seluruh bentuk yang diulang, misalnya buku-
buku, diam-diam; 2 bentuk berulang sebagian, misalnya berlari-lari, sebagian dari bentuk {berlari} yang diulang, dan 3 bentuk ulang karena modifikasi atau
bentuk berulang dengan variasi fonem, misalnya beras-petas, bolak-balik, gerak- gerik.
25
Harimurti membagi bentuk berulang atau reduplikasi atas: 1 Reduplikasi antisipatoris ‗anticipatory reduplication’, yakni reduplikasi yang terjadi karena
bahasawan mengantisipasi bentuk yang akan diulangnya; prosesnya di depan sehingga dalam BI terdapat kata tembak-menembak; 2 Bentuk berulang
fonologis atau reduplikasi fonologis ‗phonological reduplication‘, yakni pengulangan unsur-unsur fonologis seperti fonem, suku kata atau bagian. Pada
buku lain, Harimurti mengatakan, ―di dalam reduplikasi fonologis tidak terjadi perubahan makna, karena perubahannya hanya bersifat fonologis, artinya bukan
itu tidak ada pengulangan leksem, misalnya dada, pipi, kuku; 3 Bentuk berulang gramatikal atau reduplikasi gramatikal ‗grammatical reduplication‘, yakni
pengulangan fungsional dari suatu bentuk dasar, dan ini mencakup reduplikasi morfologis atau reduplikasi sintaksis; 4 Bentuk berulang idiom atau reduplikasi
idiomatis ‗idiomatic reduplication’, yakni reduplikasi yang maknanya tidak dapat dijabarkan dari bentuk yang diulang, misalnya mata-mata yang bermakna
‗detektif‘, tidak ada hubungannya dengan mata; 5 Bentuk berulang konsekutif
24
Tim Lima Adi Sekawan, EYD Plus Jakarta: Limas, 2007, h. 18.
25
Mansoer Pateda, Morfologi, Gorontalo: Viladan, 2005, h. 103.
21
atau reduplikasi konsekutif ‗consecutive reduplication‘, yakni reduplikasi yang terjadi karena bahasawan mengungkapkan lagi bentuk yang sudah diungkapkan
proses terjadi di belakang, misalnya menembak-nembak; 6 Bentuk berulang morfologis atau reduplikasi morfologis ‗morphological reduplication‘ yakni
bentuk berulang atau reduplikasi berupa pengulangan morfem yang menghasilkan kata, misalnya rumah-rumah, mengobar-ngobarkan; 7 Bentuk berulang idiomatis
atau reduplikasi non- idiomatis ‗non-idiomatic reduplication‘, yakni bentuk
berulang atau reduplikasi yang maknanya jelas dari bagian yang diulang maupun dari prosesnya, misalnya kertas-kertas yang bermakna banyak kertas; 8 Bentuk
berulang sintaksis atau reduplikasi sintaksis ‗syntactic reduplication’ yakni bentuk berulang atau reduplikasi berupa pengulangan morfem yang menghasilkan klausa,
misalnya jauh-jauh mendatanginya yang bermakna meskipun jauh didatanginya.
26
Selain pembagian seperti ini, dalam buku lain Harimurti menambahkan bentuk berulang atau reduplikasi berikut ini.
1. Dwipurwa, yakni pengulangan suku pertama pada leksem dengan
pelemahan vokal, misalnya lelaki, tetamu, tetangga, sesama. 2.
Dwilingga, yakni pengulangan leksem, misalnya makan-makan, pagi-pagi, rumah-rumah.
3. Dwilingga salin swara, yakni pengulangan leksem dengan variasi fonem,
misalnya bolak-balik, corat-coret, mondar-mandir. 4.
Dwiwasana, yakni pengulangan bagian belakang leksem, misalnya perlahan-lahan, pertama-tama, sekali-kali.
5. Trilingga, yakni pengulangan onomatope tiga kali dengan variasai fonem,
misalnya Hatiku dag-dig-dug menunggu hasil pengumuman ujian, atau bentuk berulang-ulang ngak-ngek-ngok yang ada dalam kalimat Musik
ngak-ngek-ngok semacam itu dilarang Bung Karno. Bentuk berulang atau reduplikasi dapat juga dilihat dari kelas kata yang
merupakan bentuk dasarnya. Berdasarkan kenyataan dalam BI, rupanya hanya kelas kata adverbia, adjektiva, nomina, numeralia, persona, dan verba yang
26
Ibid …, h. 103.
22
mengalami perulangan. Bentuk berulang itu atau reduplikasi itu, boleh saja bentuk berulang penuh, bentuk perulangan sebagian, atau bentuk berulang variasi fonem.
Bentuk berulang atau reduplikasi adverbia, misalnya pagi-pagi, bentuk berulang atau reduplikasi adjektive misalnya tinggi-tinggi, bentuk berulang atau
reduplikasi nomina, misalnya buku-buku, bentuk berulang atau reduplikasi numeraslis, misalnya tiga-tiga, bentuk berulang atau reduplikasi persona, misalnya
saya-saya juga yang dimarahi, bentuk berulang atau reduplikasi verba, misalnya berlari-lari.
27
4. Makna bentuk Berulang