Respon Pemerintah Indonesia terhadap Penebangan Liar
39 2.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat: Pengendalian penebangan liar perlu dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam
pengelolaan hutan. Bukan sebagai buruh, tetapi sebagai bagian penting. 3.
Penegakkan Hukum dan Penataan Kelembagaan: melakukan upaya penegakan hukum secara tegas dan konsukuen sebagai dasar pengelolaan
sumber daya hutan yang menjamin terselenggaranya kelestarian fungsi dan manfaat.
4. Peningkatan Kapasitas Pengamanan Hutan: selain meningkatkan intensitas
pengamanan, petugas pengaman perlu dilengkapi dengan fasilitas kerja serta insentif berupa gaji dan tunjangan asuransi. Kecanggihan teknologi
dapat dijadikan saran untuk mendeteksi pencurian melalui satelit yang akan dapat membantu dalam mendeteksi kecenderungan dan perubahan
yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut.
Departemen Kehutanan telah bekerjasama dengan Mabes Tentara Nasional untuk membasmi penebangan liar pada 15 Januari 2003.Kerjasama ini diperluas
untuk Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan konservasi alam PHKA dan Mabes Angkatan Laut.Yang dihasilkan dari kerjasama ini adalah
keberhasilanmenangkap delapan kapal angkutan yang mengandung 26.564m
3
log. Tahun 2002 telah ditangkap lima kapal yang mengangkut 2.500 m
3
dan delapan kapal 26.564 m
3
senilai Rp63,6 miliar.
93
Berdasarkan Instruksi Presiden No. 4 tahun 2005 tentang pemberantasan penebangan kayu secara ilegal di kawasan hutan dan peredarannya,
94
pemerintah memiliki tindakan tegas terhadap setiap orang atau badan yang melakukan
penebangan liar sehingga dapat terselesaikan dengan cepat untuk memberantas penebangan kayu ilegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah
Republik Indonesia.
93
Tunas,vol.1,No.8,Februari2003.Dikutip dalam Herman Hidayat. Politik Lingkungan:Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi
. 2011, h. 190
94
Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 2005. Tentang pemberantasan penebangan kayu secara ilegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
40 Selanjutnya, inpres itu juga ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan, yakni dengan cara mengkoordinasi instasi terkait, melaporkan setiap tiga bulan kepada presiden atas pelaksanaan pemberantasan
penebangan kayu secara liar, meningkatkan penegakan hukum dengan kepolisian dan kejaksaan, memberikan insentif bagi pihak-pihak yang berjasa dalam
menangani kasus ini, menginstrusikan kepada aparat bea cukai untuk meningkatkan pengawasandan penindakan terhadap lalu lintas kayu serta
melakukan instruksi ini dengan penuh tanggung jawab. Akan tetapi, peraturan tersebut tidak membuat takut para pelaku penebang
liar. Kesimpulannya, jika peraturan tertulis tidak membuat jera para pelaku, maka harus ada tindakan langsung dari pemerintah atau aparat-aparat yang berada
dalam sektor kehutanan. Kalimantan Timur memiliki cara sendiri untuk memperbaiki kerusakan hutan
yang diakibatkan oleh aktivitas penebangan liar. Seperti, kebijakan yang di terapkan oleh Pemerintah Kalimantan Timur sebagai upaya menjaga lingkungan
dan menghijaukan kembali Kalimantan Timur Kaltim. Kebijakan tersebut dinamakan Kaltim Green untuk periode 2010-2013 yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kaltim, baik itu secara ekonomi, sosial, budaya, dan kualitas lingkungan hidupnya. Kedua,
mengurangi ancaman bencana ekologi, seperti, banjir, kebakaran, dan penebangan liar di seluruh wilayah Kaltim. Ketiga, mengurangi terjadinya
pencemaran dan pengerusakan kualitas ekosistem darat, air, dan udara. Keempat, meningkatkan pengetahuan dan melembagakankesadaran
dikalangan masyarakat Kaltim akan pentingnya sumber daya terbaharukan dan pemanfaatan secara bijak bagi sumber daya alam tidak terbaharukan.
95
Oleh karena itu, untuk menekan laju penebangan liar Ali Maskur anggota BPK Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
95
http:www.kaltimprov.go.idhalaman-20-kaltim-green.html Diakses pada 29 April 2013
41 menegaskan.Pertama, peningkatan pengawasan oleh aparat dinas kehutanan
terhadap izin pengusahaan hutan. Kedua, adanya komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat soal perizinan dengan melihat PP No. 26 Tahun
2008 tentang Perencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Ketiga, menindak tegas aparat atau pejabat yang terlibat. Keempat, pengetatan sistem virifikasi
legalitas kayu. Kelima, adanya sinergi kerjasama antara dinas kehutanan, lembaga audit, unit inteligen keuangan, penyedia jasa keuangan, dan
masyarakat sipil.
96
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sangat menginginkan persoalan
penebangan liar ini terselesaikan. Hal ini dilihat dari hasil teleconference dengan gubernur Kalimantan Timur yang mengatakan bahwa“Ada sindikat yang
melakukan illegal logging. Saya ingatkan semua negara agar tidak menjadi tukang tadah kayu hasil illegal logging.”
97
Sampai saat ini pun Indonesia masih bekerja keras dalam memerangi penebangan liar dan sangat mengharapkan negara-negara
lain untuk memberikan dukungannya dengan cara menolak masuknya kayuproduk hasil olahan dari tindakan penebangan liar.
96
http:news.detik.comread20100729153943140954210-negara-rugi-rp-83-miliar-hari- akibat-illegal-logging Diakses pada 29 April 2013
97
http:news.detik.comread20111128131618177713810sby-jangan-jadi-penadah-kayu- illegal-logging. diakses pada 30 April 2013