Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 kayu dari penebang liar. 9 Dengan adanya berbagai konvensi mengenai lingkungan yang membahas sumber daya hutan dan beberapa negara yang memiliki kepentingan atas wilayah hutan, Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan dalam beberapa pembentukan kerjasama dengan negara lain yang menyangkut penebangan liar. Di sisi lain, untuk menjaga keutuhan hutan, Indonesia merupakan negara yang tergolong aktif dalam berbagai konvensi mengenai lingkungan. Pada September 2001, Indonesia merupakan tuan rumah dari Deklarasi Bali, yang menggambarkan keprihatinan belahan dunia terhadap maraknya penebangan liar dan perdagangan ilegal kayu-kayu hasil penebangan liar atau yang dikenal dengan nama ForestLawEnforcementandGovernance FLEG. 10 Deklarasi Bali ini merupakan komitmen pertama komunitas internasional dalam memerangi perdagangan kayu ilegal. Deklarasi yang ditandatangani dalam konferensi tingkat Menteri Asia Timur tentang penegakan hukum dan pengelolaan kehutanan Forest Law Enforcement and Government East Asia Ministerial Conference yang dilaksanakan di Bali, Indonesia, 11 -13 September 2001, juga memasukkan komitmen negara dari belahan dunia lain, seperti, Amerika dan Eropa. Tujuan dari Deklarasi ini adalah memperkuat usaha-usaha untuk mengatasi kejahatan kehutanan, terutama illegal logging, yang bersisian dengan perdagangan liar dan korupsi, baik itu di tingkat nasional, bilateral, regional, maupun internasional, yang mempunyai pengaruh besar pada lemahnya penegakkan hukum. Deklarasi ini juga menginginkan adanya aksi nyata kerja sama antarpenegak hukum, baik di dalam negeri maupun antar negara untuk mencegah pergerakan kayu ilegal. 11 Dengan waktu yang bersamaan dalam rangka mempromosikan Sustainable Forest Management SFM dan sebagai tindak lanjut FLEG, maka perlu di bentuk Asia Forest Partnership AFP yang merupakanforum kemitraan sukarelaserta 9 Suryadi. Ilegal Loging di Perbatasan Indonesia Malaysia. Majalah Kehutanan Indonesia. Edisi X. Departemen Kehutanan. Jakarta. 2008, h. 26-27 10 http:arsip.gatra.com2003-07-07artikel.php?id=29675. Diakses pada 20 Maret 2013 11 http:www.cifor.orgilea_pf1_refinainstrumentsLaw_Enforcementantikorupsicorrupti on-interco.htm. Diakses pada 20 Maret 2013 5 merupakan kolaborasi dari berbagai pihak yang meliputi lembaga pemerintah, organisasi antarpemerintah dan organisasi nonpemerintah dalam rangka mempromosikan hutan lestari di Asia. Tujuan AFP adalah mempromosikan pengelolaan hutan lestari di Asia, yang didasari atas adanya deforestasi di Indonesia. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, AFP memiliki peran-peran penting dalam isu lingkungan, yaitu, pengelolaan hutan lestari dan penebangan liar. Oleh karena itu, Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki permasalahan dalam hutan harus dapat bekerjasama dengan Jepang melalui AFP sebagai salah satu sarana untuk mengatasi penebangan liar. Dengan adanya AFP, diharapkan kepentingan Indonesia dalam tataran internasional guna mengatasi penebangan liar sedikitnya dapat tercapai serta dapat menekan kerugian akibat praktik penebangan liar. 12 Pada dasarnya, hubungan Indonesia dengan AFP lebih ditekankan untuk mendapatkan sumber-sumber pengetahuan yang baru dengan cara berbagi informasi dengan negara anggota yang lain. Kajian ini akan difokuskan pada permasalahan penebangan liar di wilayah Kalimantan Timur dan Barat. Latar belakang kajian ini didasari olehkerjasama internasional Indonesia dan Jepang terhadap isu deforestasi dalamskema AFP. Selain itu, penelitian ini juga akan memfokuskan analisanya terhadap seberapa besar peran Jepang dalam forum AFP guna mengatasi penebangan liar di Indonesia. 12 http:www.dephut.go.idINFORMASIUMUMKLNAFP.htm. Diakses pada 24 Maret 2013 6

B. Pertanyaan Penelitian

Sebagaimana yang sudah dikemukakan di atas, maka pertanyaan penelitian adalah: 1. “Bagaimana perkembangan kesepakatan antara Indonesia dan Jepang dalam forum Asia Forest Partnershipperiode 2008-2011?” 2. “Seberapa besar peran Jepang dalam forum Asia Forest Partnership?” Pertemuan AFP dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahun 2002-2007 pada tahap pertama dan tahun 2008-2011 pada tahap kedua. Fokus kajian dalam skripsi ini dibatasi pada kerjasama internasional Indonesia dan Jepang terhadap isu deforestasi di Indonesia dalam skema AFP di Indonesia periode 2008-2011 yaitu tahap kedua. Alasan utama fokus penelitian diawali pada tahun 2008 karena tahun itu merupakan tahap berkelanjutan yang dipelopori oleh Indonesia dan Jepang pada tahap pertama.Sebab, pada masa sebelumnya, telah terjadi penebangan liar yang merugikan Indonesia. Untuk membatasi pembahasan kerjasama dalam forum AFP di kedua negara, skripsi ini mengakhiri periodisasi waktu pada tahun 2011 yang menunjukkan telah terlaksananya beberapa pertemuan antara mitra atau anggota AFP, termasuk Indonesia dan Jepang.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah, pertama, mendeskripsikan perkembangan kesepakatan kerjasama internasional antara Indonesia dan Jepang terhadap isu deforestasi di Indonesia dalam skema AFP periode 2008-2011. Dan seberapa 7 besarperan Jepang dalam forum AFP.Dikarenakan hutan Indonesia merupakan hutan alam sangat penting dalam ekonomi politik global sehingga dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata dunia internasional. Penelitian ini untuk memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi politik internasional khususnya menangani deforestasi yang diakibatkan penebangan liar di Indonesia.Dan memberikan masukan kepada pihak-pihak tertentu dalam menangani dan menanggulangi penebangan liar.

D. Tinjauan Pustaka

Skripsi ini diinspirasikan oleh tesis sebelumnya yang ditulis Ferrytilova Noviar berjudul “Hubungan AFP dengan Indonesia dalam Mengatasi Masalah Illegal Logging 2002-2006.” Noviar menjelaskan bagaimana organisasi AFP ini berkontribusi di Indonesia. Dengan melihat visi, misi, keanggotaan, struktur, dan mekanisme serta ruang lingkup AFP. 13 Termasuk terbentuknya AFP pada tahun 2002-2006 dan menciptakan dinamika perkembangan AFP dalam menangani kasus illegal logging di Indonesia. Dalam tesis ini juga menyatakan upaya internal pemerintah Indonesia, upaya eksternal Indonesia, serta kerjasama dengan negara lainnya. Penelitian lain tentang penebangan liar di Indonesia dilakukan oleh Kusmayadi dalam tesisnya yang berjudul “Aktivitas Illegal Loggingdan Pengendaliannya di Perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak.” Kusmayadi menggambarkan bahwa aktivitas illegal logging dilihat dari fakta-fakta yang 13 Ferrytilova Noviar. Hubungan AFP dengan Indonesia dalam Mengatasi Masalah Illegal Logging periode 2002-2006 . Tesis Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 2007, h. 25 8 terungkap melalui hasil operasi penertiban yang dilakukan oleh aparat kepolisian maupun yang telah diproses sampai ke pengadilan. 14 Dengan demikian, illegallogging dapat dibuktikan dengan melakukan pengamatan melalui pos-pos pemeriksaan lintas batas yang ada di sepanjang perbatasan, seperti, Entikong dan Nanga Badau. Selain Noviar dan Kusmayadi, Siti zulfah juga membahas illegal logging dalam skripsinya yang berjudul “Tindak Pidana Illegal Logging Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif.” Zulfah menyatakan bahwa masalah illegal logging erat kaitannya dengan hukum islam karena dua hal, yaitu, halal yang menguntungkan dan haram yang membahayakan. 15 Illegal logging merusak bagi manusia dan sebaliknya, serta sanksi hukuman yang patut diberikan pada pelaku illegal logging yang dinyatakan pada perusakan terhadap lingkungan, yakni, hudud atau ta’zir. Selain itu, skripsi ini juga memperjelas dengan menggunakan dalil-dalil Al-Qur’an Q.S. ALmaidah, ayat 33 dan 38 sebagai landasan Hukum Islam. Dari ketiga penelitian yang telah dipaparkan di atas,terdapat perbedaan dengan penelitian ini. Ketiganya lebih difokuskan pada cara menangani aktivitas illegal logging yang dilakukan oleh pemerintah dan berdasarkan hukum islam. Bedanya, skripsi ini difokuskan pada perkembangan kesepakatan kerjasama internasional antara Indonesia dan Jepang dalamskema AFP, serta peran Jepang dalam AFP. 14 Kusmayadi. Aktivitas Illegal Logging dan Pengendaliannya di Perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak . Tesis Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 2003, h. 93 15 Siti Zulfah. Tindak Pidana Illegal Logging Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. 2006, h. 6 dan 7 9

E. Kerangka Pemikiran

Analisa mengenai perkembangan kesepakatan antaraIndonesia dan Jepang terhadap isu deforestasi di Indonesia dalam skema AFP periode 2008-2011, kemudian menganalisa peran Jepang dalam AFP dengan menggunakan konsep kerjasama internasional, pendekatan green thought, dan konsep kepentingan nasional. E.1 Konsep Kerjasama Internasional Kerjasama internasional adalah hubungan antar bangsa yang memiliki tujuan berlandaskan kepentingan nasional.Kerjasama internasional terdiri dari, seperangkat aturan, prinsip-prinsip, norma-norma, dan prosedur pembuat keputusan yang mengatur jalannya rezim internasional. 16 Selain itu, negara-negara yang melakukan kerjasama internasional mempunyai tujuan bersama atau kepentingan bersama karena, ketidakberadaan kepentingan bersama di dalam kerjasama, merupakan sesuatu hal yang mustahil. 17 Menurut Matthew Paterson dalam palgrave advances in environmental international politics , bahwa “politik lingkungan internasional dalam kerjasama internasional adalah ketergantungan antar aktor akan membuat mereka melakukan kerjasama untuk menghadapi ancaman yang akan membahayakan kepentingan nasional.” 18 Adanya kesamaan tujuan atau kepentingan bersama merupakan hal yang wajib dalam kerjasama. Tidak dipungkiri bahwa dalam kerjasama selalu 16 Lisa L. Martin. Noe liberalism dalam Internasional Relations Theories:Discipline and Diversity. 2007, h. 11 17 Robert O Keohane.Neoliberal Institutionalsm: a Prespektif in World Politics, in Internasional Instituions and State Power . 1989, h.3 18 Michele M. Betsill et al. ed. Palgrave Advances in International Environmental Politics. 2006, h. 63