Kepentingan Jepang dalam Mengatasi Penebangan Liar di Indonesia

55 Hal tersebut diungkapkan pakar gambut dari Institut Pertanian Bogor IPB Budi Indra Setiawan, Jumat 12. Budi yang juga Ketua Measurement, Reporting and Verification MRV Kementrian Kehutananmengatakan Indonesia punya potensi lahan gambut yang sangat besar. 126 Budi Indra Setiawan mengatakan penelitian itu memperlihatkan besarnya kepentingan Jepang terhadap perkembangan industri HTI dan kertas Indonesia. Negara Jepang sangat membutuhkan bahan baku berupa bubur kertas dari Indonesia untuk memenuhi tingginya permintaan kertas di sana, jelasnya. 127 Kebudayaan Jepang, lanjut Budi, tidak bisa lepas dari kertas seperti tradisi origami atau seni melipat kertas Negeri Sakura dan tingginya minat baca di negeri Matahari Terbit tersebut.Tiga ilmuwan Jepang sejak pertengahan 2012 hingga tiga tahun setelahnya akan meneliti pelepasan karbondioksida Co2 di lahan gambut yang dikelola untuk HTI. 128 Tiga ilmuwan tersebut adalah Toshihide Nagano, Guru Besar Teknik Lingkungan Universitas Utsunomiya, Jepang. Kemudian Kazutoshi Osawa, kolega Nagano di Fakultas Pertanian Universitas Utsunomiya. Serta Kazuhito Sakai, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Ryukyus, Jepang. 129 Penelitian ini dilakukan di lahan gambut HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper RAPP di Estate Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.Budi berkeyakinan, 126 http:www.metrotvnews.commetronewsread201302016127638-Jepang- Berkepentingan-Besar-atas-Industri-HTI-Indonesia. Diakses pada 4 Juli 2013 127 http:www.metrotvnews.commetronewsread201302016127638-Jepang- Berkepentingan-Besar-atas-Industri-HTI-Indonesia. Diakses pada 4 Juli 2013 128 http:www.metrotvnews.commetronewsread201302016127638-Jepang- Berkepentingan-Besar-atas-Industri-HTI-Indonesia. Diakses pada 4 Juli 2013 129 http:www.metrotvnews.commetronewsread201302016127638-Jepang- Berkepentingan-Besar-atas-Industri-HTI-Indonesia. Diakses pada 4 Juli 2013 56 penelitian ini akan membawa keuntungan sangat besar untuk Indonesia Jepang.Jepang tidak ingin pasokan pulp dari Indonesia berkurang atau bahkan terhenti, jelasnya. 130 Sementara itu, Presiden Direktur PT RAPP Kusnan Rahmin mengatakan pihaknya berkomitmen membuka akses seluas-luasnya bagi berbagai pihak yang ingin meneliti tata kelola lahan gambut di area konsesi HTI nya.Pihaknya berharap, hasil riset ini dapat menjadi pembelajaran bagi perusahaan dalam meningkatkan aspek tata kelola lingkungan dalam HTI.Kami tahu, dalam penelitian ini bisa saja ditemukan kekurangan dalam pengelolaan HTI di lahan gambut. Tapi kami berharap ada rekomendasi dan masukan untuk perbaikan agar lebih baik dalam mengelola gambut. 131 Jadi sangat jelas, bahwa Jepang memiliki perhatian yang besar dalam pemberantasan pembalakan liar karena memiliki kepentingan,antara lain: 132 • Pertama, sumber daya alam. Sebagai contoh, Jepang mendapatkan harga dari Indonesia dengan harga yang murah. • Kedua, adanya bantuan pinjaman ODA dari Jepang telah memberikan peluang bagi Jepang untuk melebarkan pangsa pasar produk-produk Jepang di Indonesia di tengah persaingan global dengan negara lain. • Ketiga, bantuan pinjaman ODA dari Jepang sebagai langkah Jepang untuk menciptakan kondisi Indonesia sebagai wilayah yang relatif stabil bagi jalur perdagangan Jepang. Dari bantuan pinjaman ODA Jepang terhadap Indonesia mendorong hubungan yang erat antara Jepang dan Indonesia. Hal ini dapat diidentifikasikan dari perayaan ulang tahun emas Indonesia-Jepang yang menunjukkan bahwa Jepang merupakan negara yang strategis bagi Indonesia. 133 Seperti yang dijelaskan Ronny Prasetya Yuliantoro, selaku Pejabat Fungsi Penerangan Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI di Tokyo. Secara ekonomi, Jepang menduduki posisi yang sangat strategis, yakni selain menjadi 130 http:www.metrotvnews.commetronewsread201302016127638-Jepang- Berkepentingan-Besar-atas-Industri-HTI-Indonesia. Diakses pada 4 Juli 2013 131 http:www.metrotvnews.commetronewsread201302016127638-Jepang- Berkepentingan-Besar-atas-Industri-HTI-Indonesia. Diakses pada 9 Mei 2013 132 http:www.parc-jp.orgparc_eindex.html. Diakses pada 20 Mei 2013 133 http:www.presidenri.go.idindex.phppidato20080120850.html. Diakses pada 4 Juli 2013 57 mitra dagang utama Indonesia, Jepang juga termasuk negara dengan investasi terbesar di Indonesia. 134 Dari pembahasan diatas, dapat diperoleh jawaban bahwa dalam bantuan pinjaman ODA yang diberikan Jepang terdapat muatan kepentingan politik yang ditujukan kepada Indonesia. Kepentingan politik tersebut adalah kepentingan hubungan antara Jepang dan Indonesia yang dikonstruksikan Jepang, mengingat posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Timur, baik secara geografis maupun sumber daya alamnya. Dengan adanya bantuan pinjaman ODA dari Jepang, telah membentuk sebuah konstruksi bahwa Jepang adalah mitra strategis bagi Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia dapat membantu Jepang dalam mengimplementasikan kepentingan-kepentingan praktis Jepang, baik secara politik dan ekonomi di kawasan Asia Timur. 134 http:www.presidenri.go.idindex.phppidato20080120850.html. Diakses pada 4 Juli 2013 58

BAB IV KERJASAMA INTERNASIONAL INDONESIA DAN JEPANG

TERHADAP ISU DEFORESTASI DI INDONESIA DALAM SKEMA AFP PERIODE 2008-2011 Bab ini akan menganalisa perkembangan kesepakatan antara Indonesia dan Jepang dalam forum Asia Forest Partnershipperiode 2008-2011 dengan menggunakan konsep kerjasama internasional, pendekatan green thoughtdan konsep kepentingan nasional. Konsep-konsep tersebut diharapkan mampu menggambarkan kepentingan setiap negara dalam kerjasama untuk mengatasi penebangan liar di Indonesia. Pada2 Mei 2002, Menteri Kehutanan Republik Indonesia menerima kunjungan delegasi Jepang yang dipimpin oleh Ambassador for Global Environment and International Economic Affairs . Dalam pembicaraannya, kedua delegasi sepakat menindaklanjutiForest Law Enforcement and Governance FLEG pada September 2001, mengenai Deklarasi Bali. 135 Dalam rangka persiapan World Summit on Sustainable Development WSSD, telah terbentuk kemitraan dalam rangka mempromosikan Sustainable Forest Management SFM di Asiayang kemudian dinamakan sebagai Asia Forest Partnership AFP, di Johannesburg, pada 31 Agustus 2002. Sampai saat ini, AFPpada tahun 2002telah menjadi forum kemitraan regional bidang kehutanan dengan empat mitra utama leading partners, yakni, pemerintah Jepang dan Indonesia mewakiligovernment, Center for International 135 http:www1.dephut.go.idindex.phpnewsdetails457. Diakses pada 24 Maret 2013 59 Forestry Reseach CIFOR mewakili inter-governmentalorganization, dan The Nature Conservancy TNC mewakili civil society. 136 AFP adalah sebuah forum multipihak penting regional untuk berbagi informasi dan memfasilitasi dialog-dialog informal. Keanggotaan AFP terdiri dari beberapa negara pendukung dan lembaga dari luar kawasan Indonesia yang berjumlah 42 mitra. Tujuan AFP adalah untuk menggalang kemitraan di antara para pihak, baik itu di sektor pemerintah, swasta, maupun masyarakat guna mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari di Asia. Misi dari AFP adalah mempromosikan kerjasama dan mengkatalisasi tindakan antara pemerintah, masyarakat sipil dan bisnis untuk mencapai pengelolaan hutan lestari di Asia dan Pasifik. Selain itu juga mempertahankan dan meningkatkan penyediaan produk hutan dan jasa ekonomi dan kontribusi mereka terhadap kesejahteraan manusia. 137

A. Pertemuan Formal AFP

Forum AFP merupakan forum multilateral yang fokus pada keberlangsungan hutan secara lestari dengan tujuan untuk menggalang kemitraan di antara para pihak, baik sektor pemerintah, swasta maupun masyarakat, guna mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari di Asia.Pertemuan-pertemuan formal AFP 136 http:www1.dephut.go.idindex.phpnewsdetails457. Diakses pada 24 Maret 2013 137 http:www.karbonhutanberau.orgid201008catatan-dari-pertemuan-ke-9-asia-forest- partnership-dialogue-2010. Diakses pada 4 Mei 2013 60 berlangsung setiap tahun. Sehingga, pertemuan AFP terbagi berdasarkan periodenya dan menjadi beberapa tahap diantaranya adalah: 138 1. Tahap pertama,yaitu antara tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 dan telah mengadakan pertemuan formal sebanyak tujuh kali. 2. Tahap kedua, yaitu antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dan telah mengadakan pertemuan formal sebanyak empat kali. Dalam situs resmi Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, terdapat tiga poin penting dalam masalah hutan yang harus segera ditangani, yaitu, penanggulangan penebangan liar, penanggulangan kebakaran hutan, serta rehabilitasi hutan dan lahan. 139 A.1 Tahap Pertama Periode 2002-2007 Dalam pertemuan ke-1 AFP pada 11 November 2002 di Tokyo, Jepang, menyepakati tiga fokus kegiatan AFP, yakni,memberantas penebangan liar, pencegahan kebakaran hutan, dan rehabilitasi lahan terdegradasi. 140 Sedangkan pada pertemuan ke-2 di Yogyakarta pada9-10 Juli 2003 ditandai dengan kesepakatan rencana kemitraan kerjasama yang nyata untuk menanggulangi penyebab utama kerusakan hutan, memberikan hasil yang maksimal, melibatkan para pihak yang berkepentingan dengan memperhatikan 138 http:www.asiaforests.orgindex.php?option=com_workplantask=completedItemid=32 3. Diakses pada 4 Juli 2013 139 http:www.dephut.go.idINFORMASIUMUMKLNAFP.htm. Diakses pada 24 Maret 2013 140 http:www.mofa.go.jppolicyeconomyfisheryafpsummary0211.html. Diakses pada 4 Juli 2013 61 dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta memberikan nilai tambah pada ide baru. 141 Tiga topik yang disepakati dalam pertemuan AFP ke-2 yang menjadi isu atau concern utama dari AFP adalahillegal logging and its associated trade,forest fires and transboundary haze pollution , andrehabilitation and reforestation of degraded land and forest penebangan liar dan kegiatan perdagangan, kebakaran hutan dan polusi asap lintas batas, dan rehabilitasi serta reboisasi lahan hutan terdegradasi [terj. pen-]. Pada pertemuan ke-3 di Kisarazu City-Chiba, Jepang, pada 21 November 2003, membahas berbagai rencana kerja yang terkait dalamtiga fokus kegiatan AFP seperti yang dipaparkan diatas dan telah disepakati, yakni Indonesia akan menyelenggarakan lokakarya atau workshop tentang Strengthening the Asia Forset Partnership sesuai the International Tropical Timber Council ITTC Decision 3 XXXIV. 142 The International Tropical Timber Organization ITTO adalah organisasi antar pemerintah mempromosikan konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan, penggunaan dan perdagangan sumber daya hutan tropis. 59 anggota yang mewakili sekitar 80 dari hutan tropis dunia dan 90 dari perdagangan kayu tropis global. 143 ITTO didirikan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1986 di tengah meningkatnya kekhawatiran di seluruh dunia untuk nasib hutan 141 http:www.asiaforests.orgindex.php?option=com_workplantask=view_detailagid=13 year=2003month=07day=09Itemid=323. Diakses pada 4 Juli 2013 142 http:www1.dephut.go.idindex.phpnewsdetails457. Diakses pada 24 Maret 2013 143 http:www.itto.intabout_itto. Diakses pada 5 Juli 2013