30 dengan wilayah Sumatera, Kaltim dan Kalbar. Oleh karena itu, Kalbar menjadi
penyumbang deforestasi paling besar di Indonesia pada tahun 2011 sebesar 0.38 persen.
B. Penyebab Penebangan Liar di Indonesia
Masalah penebangan liar sudah menjadi berita umum yang merupakan tindakan tidak baik yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi akan tetapi
penebangan liar ini sudah menjadi pekerjaan rutinitas dan kini bukan lagi merupakan masalah kehutanan saja. Melainkan menjadi persoalan multipihak
yang dalam penyelesaiannya membutuhkan banyak pihak terkait.
72
Ada tiga jenis penebangan liar, pertama, yang dilakukan oleh orang atau kelompok orang, baik yang tinggal di sekitar hutan atau bahkan jauh berada dari
hutan yang tidak mempunyai hak legal untuk menebang pohon. Kedua, dilakukan oleh perusahaan kehutanan yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam izin yang
dimilikinya. Ketiga, dilakukan oleh orang-orang tertentu yang mengatasnamakan rakyat.
73
Banyaknya kasus penebangan liar di Indonesia telah berdampak negatif terhadap beberapa faktor, seperti, faktor ekonomi, faktor geografis, dan faktor
penegakan hukum. Adapun penjelasan yang akan dipaparkansebagai berikut:
72
http:www.wwf.or.id?18621Jon-Hendra-mantan-pembalak-liar-yang-menjadi-salah- seorang-anggota-TPU . Diakses pada 4 Juli 2013
73
http:green.kompasiana.compenghijauan20110423problematika-penanganan-illegal- logging-di-indonesia-357287.html . Diakses pada 4 Juli 2013
31
B.1 Faktor Ekonomi
Kerugian dari sisi ekonomi yang disebabkan penebangan liar tidak sedikit. Setiap tahunnya diperkirakan negara Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp35
triliun sampai Rp45 triliun. Jumlah ini selalu meningkat setiap tahunnya.
74
Di bawah himpitan ekonomi yang semakin berat, tidak jarang mereka menerima tawaran sebagai penebang liar dengan upah yang cukup menarik.
Namun, lain dengan kenyataan yang ada, upah mereka diberikan hanya sedikit. Sedangkan keterlibatan mereka sebagai pemain lapangan semakin memperkuat
illegal loggers yang pada akhirnya mereka tergantung dengan satu sistem yang
telah diciptakan para pelaku mafia penebangan liar.
75
Selain kerugian yang dialami masyarakat setempat, negara juga mengalami kerugian yang cukup besar hingga Rp83 milyaratau setara dengan Rp30,3
triliun.
76
Guna menanggulangi permasalahan ini, diharapkan pemerintah membentuk satuan petugas pemberantasan mafia hutan karena Instruksi Presiden
tidak berpengaruh bagi pelaku penebangan liar. Salah satu penyebab sulitnya memberantas penebangan liar adalah faktor
wilayah perbatasan, karena kuatnya kerjasama antara masyarakat dan para mafia dari Malaysia dalam mendukung kelancaran aktifitas penebangan liar.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia WALHI Kalimantan Barat menengarai, pembalakan liar di wilayah perbatasan Kalimantan Barat yang
74
Siti Zulfah. Tindak Pidana Illegal logging Perspektif Hukum Islam dan Hukum positif. 2006, h. 43
75
http:www.kabarindonesia.comberitaprint.php?id=20081028134227. Diakses pada 4 Juli 2013
76
http:news.detik.comread20100729153943140954210-negara-rugi-rp-83-miliar-hari- akibat-illegal-logging. Diakses pada 29 April 2013
32 selanjutnya diselundupkan ke wilayah Serawak, Malaysia, hingga saat ini masih
terus terjadi. Modus yang digunakan adalah memanfaatkan kayu hasil tebangan saat pembersihan lahan untuk perkebunan kelapa sawit skala besar yang dikelola
pihak swasta.
77
Di sisi lain, adanya oknum aparat yang menjadi cukong kayu. Sebagimana di beritakan oleh harian kompas bahwa Brigjen Nata Kesuma mendapat amanah
langsung dari Kapolri Jenderal Sutanto, menyusul pencopotan jabatan Kapolda Brigjen Zainal yang dinilai gagal memberantas pembalakan liar. Zainal dicopot
Kapolri, bersama tiga perwira lainnya terkait kasus penebangan hutan secara liar di Kabupaten Ketapang.
Zainal dituding turut melindungi cukong kayu. Nata Kesuma pun diberi amanah untuk memangku jabatan Kapolda Kalbar, sejak 15 April 2008 lalu.
Kapolri mengeluarkan keputusan perpindahan jabatan bernomor Skep133IV200815 April 2008 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan
dalam Jabatan di lingkungan Polri.
78
Hal ini terjadi karena kurangnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia dan merupakan akibat dari kesenjangan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat di
perbatasan dibandingkan masyarakat di bagian wilayah Indonesia lainnya serta masyarakat di negara tetangga Malaysia.
77
http:regional.kompas.comread2008110320481589Pembalakan.Liar.di.Perbatasan.Kal bar-Serawak.Masih.Terjadi. Diakses pada 5 Juli 2013
78
http:regional.kompas.comread2008042921550833Kapolda.Kalbar.Pertaruhkan.Jabata n. Diakses pada 5 Juli 2013
33
B.2 Faktor
Geografis
Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing. Dilihat dari banyaknya garis
perbatasan,maka hal ini merupakan salah satu faktor terjadinya praktik penebangan liar. Sebab,banyaknya patok-patok perbatasan yang dibuat telah
bergeser masuk ke wilayah Indonesia atau bahkan hilang sama sekali. Misalkan, perbatasan darat dengan Malaysia yang sering hilangnya patok-patok pembatasan
wilayah. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus berupaya menyelesaikan lintas batas Indonesia dan Malaysia dengan membuat kebijakan atau undang-
undang batas wilayah negara.
79
Adapun batas-batas wilayah Kalimantan Barat, yaitu, bagian utara adalah serawak Malaysia, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Kalimantan Tengah,
bagian timur adalah Kalimantan Timur, dan terakhir bagian barat adalah Laut Natuna dan selat Karimata.
80
Adanya jalan darat antara Kalimantan dan Malaysiatelah menjadi salah satu perantara untuk menjalankan kegiatan yang ilegal.Sebab, hanya perlu menempuh
sekitar enam sampai delapan jam perjalanan dari Pontianak menuju Entinkong dan terakhir sampai di Kuching, Malaysia. Hal ini dapat dilihat dalam peta
berikut:
81
79
Awani Irewati. Jurnal Penelitian Politik:Sikap Indonesia dalam Menghadapi Kejahatan Lintas Negara: Illegal logging di Kalbar dan Kaltim
. 2005, h. 94
80
http:www.kalbarprov.go.idprofil.php?id=9. Diakses pada 29 April 2013
81
http:www.pu.go.idpublikindprodukinfo_petainfrastrukturflashhtmlimageskabupaten kalbarkalbarrtrw.htm. Diakses pada 29 April 2013