Faktor Eksternal Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengaruh Politik Hukum

229 adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Nah, sistem yang cocok untuk mengembangkan UMKM adalah sistem bagi hasil dan bagi risiko yang biasa dilaksanakan oleh Perbankan Syariah.

b. Faktor Eksternal

Pada awalnya bertepatan dengan surplus neraca pembayaran yang sangat besar pada negara-negara muslim pengekspor minyak, yang dikenal sebagai “oil booming” pada dekade 70-an. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain, seperti keinginan perubahan terhadap system sosio-politik dan ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam dan kepribadian Islam yang lebih kuat. Sekaligus sebagai upaya reformasi makro ekonomi dan reformasi struktural dalam sistem keuangan negara-negara muslim. 80 Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya bulan Maret 1973, usulan sebagaimana disebutkan di atas kembali diagendakan. Bulan Juli 1973, komite ahli yang mewakili negara-negara Islam penghasil minyak bertemu di Jeddah untuk membicarakan pendirian Bank Islam. Rancangan pendirian bank tersebut, berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dibahas pada pertemuan kedua, bulan Mei 1972. Pada Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah tahun 1975 berhasil disetujui rancangan pendirian Islamic Development Bank IDB dengan modal awal 2 milyar dinar dan beranggotakan semua negara anggota OKI . Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank Islam bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara garis besar lembaga-lembaga perbankan Islam yang bermunculan itu dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni sebagai Bank Islam Komersial Islamic Commercial Bank, seperti Faysal Islamic Bank Mesir dan Sudan, Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan Islamic Bank for 80 M. Umer Capra, Sistem Moneter Islam Jakarta: Gema Insani Press TazkiaCendekia, 2000, Edisi terjemah, 2. 230 Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic International Bank for Finance and Development; atau lembaga investasi dengan bentuk international holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami Geneva, Islamic Investment Company of the Gulf, Islamic Investment Company Bahama, Islamic Investment Company Sudan, Bahrain Islamic Investment Bank Manama dan Islamic Investment House Amman. 81 Bank Myt Ghamr maupun Bank Sosial Nasr itu ternyata memberikan inspirasi umat di Dunia Islam. Lalu pada tahun 1973, justru lahir Bank Amanah di Philipina, yang lahir juga di sebuah negara sekuler yang sebagian besar penduduknya beragama Kristen Katholik. Tapi pemrakarsanya adalah masyarakat cendekiawan dan profesional. Bank ini ternyata tidak “diganggu” oleh pemerintah dalam suatu negara sekuler. Kemudian di Pakistan, sebuah negara Islam, pemerintah pada tahun 1979, menghapuskan sistem tiga lembaga keuangan non- bank, yaitu National Investment, House Building Finance Corporation dan Mutual Funds of the Investment Corporation untuk diganti dengan sistem non- ribawi. Kebijaksanaan ini dilanjutkan dengan dikeluarkannya UU perusahaan Mud ̣arabah dan Murabaḥah pada tahun 1981, yang memungkinkan beroperasinya 7.000 cabang bank komersial di seluruh Pakistan berdasarkan syari’ah. Ini juga sebuah contoh pelaksanaan syari’at Islam yang cepat meluas karena campur tangan pemerintah. Dengan demikian, memang ada alasannya bagi gerakan Islam untuk “mengislamkan” negara atau pemerintah, walaupun secara parsial atau gradual. Salah satu tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya Islamic Develompmen Bank IDB pada tahun 1975, yang berpusat di Jedah. Bank pembangunan yang menyerupai Bank Dunia The World Bank dan Bank Pembangunan Asia ADB, Asian Development Bank ini dibentuk oleh organisasi Konferensi Islam OKI yang anggota-anggotanya adalah negara-negara Islam, 81 M. Dawam Rahardjo, xvi 231 termasuk Indonesia. Ini adalah juga sebuah kasus di mana negara berperan instrumental dalam pembentukan bank pembangunan Islam dengan modal yang cukup besar, pemerintah Indonesia termasuk salah satu pemegang saham dan Menteri Keuangan mendapat kedudukan di jajaran Dewan Gubernur. Proyek semacam ini malahan tidak mungkin dilaksanakan oleh sektor swasta, apalagi civil society, yang merupakan sektor ketiga the third sector. Berdirinya IDB ini kemudian memicu berdirinya bank-bank Islam di seluruh dunia, termasuk di kawasan Eropa. Di Timur Tengah, bank-bank Islam bermunculan pada belahan kedua dasawarsa ’70-an, Misalnya Dubai Islamic Bank 1975 Kuwait Finance House 1977. Di Iran, Islamisasi sistem perbankan dilakukan secara nasional setelah berdirinya Republik Islam Iran. Di Asia Tenggara, tonggak perkembangan perbankan terjadi pada awal dasawarsa ’80-an, dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad BIMB pada tahun 1983, yang menjelang tahun 2000, telah mengembangkan 70 cabang di seluruh Malaysia. BIMB sekses terutama berkat kerjasama dengan lembaga urusan dan Tabung Haji. Sukses BIMB itu mendorong lahirnya bank-bank Islam yang serupa. 82 Di Indonesia, bank Islam pertama, bank Mu’amalat Indonesia BMI baru bisa didirikan pada tahun 1991, padahal pemikiran mengenai hal ini sudah terjadi sejak dasawarsa ’70-an. Penghalangnya adalah faktor politik, yaitu bahwa pendirian bank Islam dianggap sebagai bagian dari cita-cita mendirikan negara Islam. Berdirinya BMI juga karena faktor politik, yaitu setelah kelahiran ICMI yang kemudian merangkul Majelis Ulama Indonesia MUI. Semula tidak disetujui pendirian bank Islam adalah karena di dasarkan pada UU yang tidak mengenal sistem perbankan tanpa bunga. Tapi, karena sikap pemerintah, terutama setelah mendapat persetujuan Presiden Soeharto pada waktu itu, maka BMI dapat berdiri. Bahkan Presiden Soeharto sendiri ikut serta mengumpulkan modal 82 A. Riawan Amin, Manata Perbankan Syariah di Indondsia, 87 232 awalnya. Peranan Pemerintah dalam permodalan sangat penting, antara lain dengan meminta BUMN ikut serta menjadi pemegang saham. 83 1 Politik Faktor pendorong berdirinya perbankan syariah ini dari kenyataan bahwa negara-negara muslim khususnya, dan negara sekuler umumnya telah membuka dan mengopersikan bank prinsip bagi hasil. Untuk itu Indonesia sebagai negara muslim terbesar kedua di dunia merasa tergugah hatinya dan terbuka pandangannya bahwa Indonesia telah banyak memperoleh bantuan dari bank Islam di dunia. Setelah didirikannya bank syariah di Indonesia, IDB memberikan bantuan keterampilan teknis kepada calon pengelola Bank Muamalat Indonesia, juga mensponsori kajian-kajianseminar yang dibutuhkan untuk pendirian bank syariah di Indonesia. Khusus bantuan-bantuan yang diberikan IDB yang tertuang dalam anggaran dasarnya, Article 2 ayat xi pada butir 103 berbunyi IDB memberikan bantuan teknis, baik dalam bentuk penyelenggaraan seminar-seminar ekonomi dan perbankan syariah seluruh dunia maupun dalam bentuk pembiayaan untuk tenaga perbankan yang belajar di bank syariah serta tenaga ahli bank syariah yang baru berdiri. 84 Bantuan IDB kepada Indonesia sampai akhir 1991 berjumlah ID 50,74 juta US 64,05 juta. Kendatipun bantuan dan fasilitas yang diberikan IDB tidak sebesar lembaga moneter internasional lain seperti IMF namun bantuan itu menjadi cukup penting karena tiga faktor. Pertama, IDB dalam memberikan bantuan pinjaman terhadap negara anggotanya, termasuk Indonesia, boleh dikatakan tidak memungut bunga pinjaman, dan kalaupun ada beban tambahan tak lebih dari ongkos administrasi yang tidak besar dibandingkan bunga pinjaman lembaga moneter multiiteral lain. Kedua, bila bantuan moneter internasional yang 83 A. Riawan Amin, 88 84 Karnaen Perwataatmaja dan Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, 67. 233 didominasi barat acap kali mengaitkan bantuan dan pinjaman dengan isu Hak Asasi Manusia HAM dan sejenisnya, tidak demikian halnya bagi IDB yang nyaris tidak tepengaruh oleh persoalan isu HAM di Indonesia. Malahan barang kali IDB lebih sensitif terhadap persoalan umat Islam di negara anggotanya. Ketiga: dengan mulai masuknya Indonesia sebagai salah satu negara Industri baru dikawasan Asia jelas membuat Negara RI tidak lagi mudah mendapatkan bantuan internasional berupa hibah atau pinjaman lunak sebagaimana telah diperolehnya ketika awal pemerintahan orde baru ketika menghadapi perekonomian yang porak poranda. Bagaimanapun strategi pemerintah orde baru yang mengabdikan politik bagi pertumbuhan ekonomi selama empat dekade telah mengakibatkan transformasi ekonomi sosial yang fundamental dibandingkan awal kemunculan pemerintahan Soeharto. Bila pada 1967 GDP Indonesia perkapita hanya US 70 dengan rate inflasi tiga digit 650, pada dekade 1990-an GNP perkapita mencapai US 645. prestasi Indonesia menjadi young economic tiger macan ekonomi muda atau new-NIC negara industri baru di kawasan Asia. 85 Kendati kucuran IDB ke Indonesia tidak begitu besar, tetapi menjadi cukup berarti ditengah kesuraman sumber ekonominya, ibarat mata air yang menyejukkan dimusim kemarau yang panjang . Ditambah lagi dengan kelangkaan sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Indonesia akibat kemerosotan harga minyak di pasar internasional dekade 1980-an dan sesudahnya. 2 Ekonomi Masyarakat dunia Islam menginginkan keluar dari jeratan pengaruh yang mencengkeram dari sistem kapitalisme. Serangkaian krisis bertubi-tubi yang dialami sistem keuangan internasional sepanjang dua dekade terakhir –yang telah memunculkan kesadaran baru akan kebutuhan reformasi arsitektur sistem keuangan- juga telah memberikan angin segar bagi pengembangan sistem keuangan Islami. Sistem keuangan Islami diharapkan mampu menyuntikan 85 A. Riawan Amin, 91. 234 disiplin sekaligus mendorong untuk terpenuhinya regulasi dan supervise yang prudensial pada industri keuangan. Fenomena-fenomena ini setidaknya yang kemudian juga mendorong Bank-bank Islami dalam jumlah yang banyak bermunculan di seluruh penjuru dunia sepanjang 30 tahun terakhir. 86 Faktor hubungan ekonomi dengan negara-negara di dunia, khususnya peristiwa krisis minyak 1974 dan 1979, yang menimbulkan kekuatan finansial, berupa petro-dolar pada negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Indonesia, Malaysia dan Brunei di Asia Tenggara. Melihat gejala itu timbul pemikiran untuk “memutar” dana petro-dolar tersebut melalui lembaga keuangan syari’ah. 87 Sebelum berdirinya BMI, Indonesia telah lama memanfaatkan bantuan dari IDB itu. Misalnya pada tahun 1982 Indonesia mulai berusaha mengoptimalakan bantuan dana IDB dan dalam bentuk Line of Equity dan Line of Instaltment Sale melalui Bank pembangunan Indonesia BAPINDO. Line of Equity adalah penyertaan modal melalui BankLembaga Keuangan nasional di Negara anggota yang disebut sebagai National Development Financial Institution NDFI. Cukup menarik, penggunaan fasilitas IDB itu nampak dijalin bersamaan dengan adanya gejala menurunnya harga minyak di pasaran yang menyusutkan penghasilan Indonesia sebesar RP. 1,5 Trilyun. Dalam kesepakatan tersebut Bapindo ditunjuk untuk menyalurkan fasilitas IDB dalam bentuk Line of Equity dan Line Instalment sale sebesar US 5 juta untuk pengusaha lemah berupa penyertaan modal paling rendah US 100.000 dan paling tinggi US 2 juta. Pada Desember 1988, Indonesia juga memperoleh Fasilitas dan bantuan IDB dalam Usaha meningkatkan ekspor non migas terutama ke negara-negara anggota IDB. Fasilitas yang diberikan berupa longer Term Trade Financing schema LTTFS, memberikan fasilitas, yaitu suatu fasilitas untuk mendorong 86 M. Umer Chapra Habib Ahmed, Corporate Governance in Islamic Financial Institution Jeddah: Ocasional Paper IDB, 2002, 1 87 M. Dawam Rahardjo, xvi 235 ekspor negara anggota dengan cara memberikan fasilitas pembiayaan ekspor ke negara-negara anggota OKI dengan jangka waktu 2 sampai 5 tahun. Rentang waktu itu dapat dimanfaatkan eksportir dalam negeri untuk menutup kontrak jangka panjang. 88 Selain itu, ada fasilitas atau bantuan lain dari IDB yang dimanfaatkan Indonesia, antara lain penyertaan modal langsung untuk proyek-proyek investasi bernilai diatas US 2 juta. Contohnya PT. Semen Andalas di Aceh sebesar ID 8.34 juta dan PT.Sumatera Subur Tekstil Sumatex Subur ID 3,50 juta – 1 Islamic Dollar ID setara dengan satu SDR Special Drawing Right. Dalam hubungannya dengan perbankan di Indonesia, IDB telah menunjuk bank milik Bapindo untuk menjadi agent line of instalment sale untuk proyek-proyek investasi di atas US 100.000. jumlah dana dari IDB yang disalurkan pada Bapindo baru saja mengalami guncangan hebat akibat mega skandal Eddy Tanzil senilai RP 1,3 Trilyun yang melibatkan JB. Sumarlin dan Sudomo. Tambahan suntikan dana dari IDB yang diharapkan bisa membantu memulihkan kredibilitas Bapindo itu nampaknya tidak terlepas dari peran yang dimainkan Mar’ie Muhammad yang baru saja diangkat sebagai Menteri Keuangan RI yang juga memegang jabatan sebagai Ketua Dewan Gubernur IDB. IDB membiayai pula proyek-proyek pembangunan prasarana ekonomi, seperti irigasi, bendungan, jalan dengan fasilitas dari IDB yang lebih lunak dibanding lembaga moneter Internasional lain. Untuk proyek prasarana perikanan, IDB meminjamkan dana senilai 700 juta ID, proyek transmigrasi Sulawesi Selatan sebesar 800 juta ID, dan beberapa pinjaman dan bantuan yang lain. IDB juga telah menyetujui pemberian fasilitas Instalment sale atau kredit pengadaan barang modal dengan pembayaran cicilan setiap 6 bulan untuk waktu 7 sampai 10 tahun kepada gabungan koperasi Batik Indonesia GKBI sebesar US 10 Juta. 88 A. Riawan Amin, 90 236

B. Mekasime Pembentukan Hukum Perbankan Syariah