Diagnosa HIV Cara-cara Penularan HIV

Selain sisitem kekebalan tubuh juga menyerang organ lain, organ yang sering diserang antara lain otak dan susunan saraf yang biasa mengakibatkan kematian sel otak. Kematian sel otak menimbulakan gangguan mental organik.

2.4.3. Diagnosa HIV

Diagnosis ditunjukkan pada dua hal yaitu pada keadaan terinfeksi HIV dan dalam keadaan AIDS. Hal ini dilakukan karena terdapat perbedaan langkah – langkah penting dalam menghadapi kedua keadaaan itu, baik dari sudut epidemiologi, pengobatan – perawatan – konseling maupun prognosis. a. Diagnosis dini infeksi HIV Ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium dengan petunjuk dari gejala-gejala klinis atau dari adanya perilaku resiko tinggi individu tertentu. untuk dignosis HIV ada beberapa tes yaitu ELISA dengan sensitifitasnya 98,1 – 100, Wester Blot dengan sensitifitas 99 - 100, dan PCR Polymerase Chain Reaction antara lain digunakan untuk tes pada bayi, menetapkan status individu yang seronegatif ,pada kelompok resiko tinggi sebelum terjadi serokonversi, tes konfirmasi untuk HIV-2. Dari beberapa tes tersebut yang paling lazim digunakan adalah tes ELISA. b. Diagnosis AIDS AIDS merupakan stadium akhir infeksi HIV, Penderita dinyatakan sebagai AIDS bila dalam perkembangan HIV selanjutnya menunjukan infeksi – infeksi dan kanker opurtunistik yang mengancam jiwa penderita. Selain infeksi dan kanker dalam penetapan CDC juga termasuk : enselopati Universitas Sumatera Utara sindrom kelelahan yang berkaitan dengan AIDS dengan hitungan CD4 200ml . CD4

2.4.4. Cara-cara Penularan HIV

menetapkan dimana infeksi HIV sudah dinyatakan sebagai AIDS Djoerban, 2001. Virus HIV dapat menular melalui beberapa cara yaitu: • Hubungan seksual melalui vagina atau hubungan seksual melalui anus dan mulut. Dimana perilaku tersebut potensial dapat menyebabkan seseorang terinfeksi oleh HIV antara lain: menginduks i hubungan intim daerah anal dengan mengunakan lidah, menginduksi hubungan intim di daerah vaginaklitoris dengan menggunakan lidah resiko lebih tinggi saat menstruasi, menginduksi hubungan intim pada daerah genital pria dengan menggunakan lidah dan penghisapan resiko lebih tinggi bila ejakulasi terjadi di dalam mulut, memakai benda-benda seks pada rektum atau vagina karena dapat menyebabkan perobekan pada mukosa, dimana luka yang terjadi dapat merupakan jalan masuk bagi virus. • Kemungkinan penularan tertinggi adalah melalui transfusi darah yang sudah terinfeksi HIV 90, oleh karena jumlah darah yang terinfeksi HIV sangat besar dimasukkan langsung ke pembuluh darah penerima donor. • Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi HIV, seperti jarum tattoo atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai kecelakaan kerja tidak sengaja bagi tenaga medis. Hasil penelitian menunjukkan berkisar 0,3. Universitas Sumatera Utara • Melalui transplantasi organ pengidap HIV. • Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV ke anak. Keadaan ini bisa terjadi di masa hamil, pada saat kelahiran, ataupun melalui ASI Sonja-Christoph, 2007. Untuk dapat berada dalam tubuh manusia HIV harus masuk langsung ke darah orang yang bersangkutan. HIV cepat mati di luar tubuh manusia, karena itu HIV tidak dapat menular melalui Djoerban, 2001: • Udara : bersin, batuk • Bersentuhan dengan penderita HIV, misalnya bersalaman, cium pipi • Gigitan nyamuk dan serangga • Melalui makanan dan minuman • Menggunakan fasilitas umum seperti kolam renang, telepon bersama-sama.

2.4.5. Kerentanan Terhadap HIV