5.3.1 Cara-cara Penularan HIV
Responden yang mengetahui cara penularan HIV melalui hubungan seksual sebesar 69.2, sedangkan responden yang mengetahui penularan HIV melalui transfusi darah
yang tercemar HIV sebesar 53.8 Tabel 4.8. Responden yang mengetahui cara penularan HIV melalui jarum suntik yang tercemar virus HIV sebesar 59.0
sedangkan responden yang mengetahui penularan HIV melalui jarum suntik yang baru digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV sebesar 74.4. Responden yang
mengetahui penularan dari ibu hamil yang terinfeksi kepada anaknya sebesar 56.4 Tabel 4.8.
Menurut Notoatmodjo 2005, bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Waktu
penginderaan sampai pengetahuan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Menurut Sonja dan Christoph 2007, penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual. Dimana perilaku potensial dapat menyebabkan seseorang
terinfeksi oleh HIV antara lain: menginduks i hubungan intim daerah anal dengan mengunakan lidah, menginduks i hubungan intim di daerah vaginaklitoris dengan
menggunakan lidah resiko lebih tinggi saat menstruasi, menginduksi hubungan intim pada daerah genital pria dengan menggunakan lidah dan penghisapan resiko
lebih tinggi bila ejakulasi terjadi di dalam mulut, memakai benda-benda seks pada rektum atau vagina karena dapat menyebabkan perobekan pada mukosa, dimana luka
yang terjadi dapat merupakan jalan masuk bagi virus.
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan penularan tertinggi adalah melalui transfusi darah yang sudah terinfeksi HIV 90, oleh karena jumlah darah yang terinfeksi HIV sangat besar
dimasukkan langsung ke pembuluh darah penerima donor. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi
HIV, seperti jarum tattoo atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai
kecelakaan kerja tidak sengaja bagi tenaga medis. Melalui transplantasi organ pengidap HIV. Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV ke anak. Keadaan ini bisa
terjadi di masa hamil, pada saat kelahiran, ataupun melalui ASI. Dari pernyataan di atas peneliti berasumsi bahwa pengetahuan responden
mengenai cara-cara penularan HIV, seperti melalui kontak darah melalui hubungan seksual dengan pasangan seksual yang tidak tetap dan sebagainya hampir seluruh
responden mengetahuhinya. Hal ini sejalan dengan pengakuan responden tentang mencari informasi dari media dan perbincagan dengan teman kerja sehingga mereka
mengetahui cara-cara penularan HIV.
5.3.2 Kekeliruan Penularan HIV