• Melalui transplantasi organ pengidap HIV.
• Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV ke anak. Keadaan ini bisa terjadi di masa
hamil, pada saat kelahiran, ataupun melalui ASI Sonja-Christoph, 2007. Untuk dapat berada dalam tubuh manusia HIV harus masuk langsung ke
darah orang yang bersangkutan. HIV cepat mati di luar tubuh manusia, karena itu HIV tidak dapat menular melalui Djoerban, 2001:
• Udara : bersin, batuk
• Bersentuhan dengan penderita HIV, misalnya bersalaman, cium pipi
• Gigitan nyamuk dan serangga
• Melalui makanan dan minuman
• Menggunakan fasilitas umum seperti kolam renang, telepon bersama-sama.
2.4.5. Kerentanan Terhadap HIV
a Resiko dan Kerentanan
Berdasarkan cara penularan virus HIV, maka kelompok resiko tinggi tertular HIV adalah pasangan seksual pengidap HIV, pencandu narkoba suntik pasangan
seksualnya, wanita pekerja seksual WPS dan pelanggannya, serta pasangan pelanggannya, waria sebagai pekerja seks dan pelanggannya, serta pasangan
pelanggannya, petugas kesehatan yang berhunbungan dengan darah dan sekret penderita infeksi HIV, penerima transfusi darah dan produk darah, janin yang
dikandung oleh ibu pengidap HIV Zein, 2006. b
Migrasi dan Mobilitas
Universitas Sumatera Utara
Perilaku seksual para migran seringkali berubah menjadi beresiko, melalui hubungan seksual dengan banyak mitra seksual. Di kota-kota besar tidak ada lagi
keluarga-besar dan atau ikatan kekeluargaan tidak berfungsi dengan baik, sehingga kontrol sosial juga berkurang. Para migran dengan mobilitas tinggi mempunyai resiko
tinggi tertular HIV di tempat mereka singgah dan membawa penyakit ke rumah, sering tanpa mereka sadari.
Sebagian besar migran seperti, buruh tambang memiliki pemondokan khusus untuk laki-laki, dan sering di sekitarnya terdapat prostitusi. Para migran dan
kelompok masyarakat dengan mobilitas tinggi rentan terhadap HIV dan sulit mendapatkan pemeliharaan maupun perawatan karena kurangnya informasi mengenai
hal ini Sonja-Christoph, 2007. c
Krisis Kemanusiaan, Perang dan Konflik
Menurut Sonja dan Christoph 2007, krisis, perang dan konflik yang terjadi di berbagai negara ditandai dengan hancurnya struktur tradisional, menurunnya
sistem kesehatan maupun situasi bahan pangan yang memicu faktor penularan HIV. d
Perdagangan Manusia dan Seks
Perdagangan manusia secara terorganisir di seluruh dunia meningkat. Khususnya yang terlibat di dalam masalah ini adalah Afrika, Asia, dan Eropa Timur.
Orang-orang yang tersangkut di dalamnya sangat rentan terhadap penularan HIV. Anak-anak dijual sebagai tenaga kerja yang dipekerjakan di dalam rumah
tangga. Perempuan dan anak-anak dipaksa secara seksual. Namun terdapat sedikit dara penularan HIV menyangkut kasus ini.
Universitas Sumatera Utara
e Pekerja Seks
Kelompok pekerja seks ternyata tidak homogen, melainkan menyangkut para perempuan dengan realitas kehidupan yang sangat berbeda diantaranya:
Perempuan yang harus mempertahankan hidup melalui prostitusi.
Perempuan yang melalui kemiskinan dipaksa untuk menukar seks dengan
uang atau keperluan lain.
Prostitusi paksa dan perbudakan. Kekerasan seksual sering terjadi di dalam prostitusi. Hal ini menambah resiko
penularan HIV. f
Pencandu Narkoba
Pengguna narkoba jenis suntikan, HIV tidak hanya disebarkan dalam
hubungannya dengan penggunaan obat-obatan melainkan juga melalui hubungan
seksual dengan pasangannya. Pengguna narkoba sering terkait dengan perilaku seksual beresiko seperti seks tanpa penggunaan kondom. Hal ini beresiko dalam
penyebaran HIV. g
Homoseksual Laki-laki yang berhubungan seksual dengan Laki-laki
Laki-laki yang mempunyai hubungan seksual dengan sesama seringkali juga mempunyai hubungan seksual dengan perempuan. Oleh karena itu perilaku seksual
yang beresiko serta rendahnya penggunaan kondom menyebabkan penularan HIV Sonja-Christoph, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.6. Pencegahan Penularan Terhadap HIV