2002 yang menyatakan bahwa sikap responden positif tentang pencegahan penularan HIV, hal ini disebabkan karena merasa adanya kerentanan dan keseriusan
terhadap suatu penyakit.
5.4.1 Sikap Tentang Pencegahan Penularan HIV
Sikap responden tentang pencegahan penularan HIV setuju dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan sebesar 69.2 Tabel 4.17,
sedangkan sikap responden setuju dengan tidak melakukan transfusi darah atau transplantasi organ yang tidak steril sebesar 100. Sikap responden setuju terhadap
penggunaan sarung tangan saat menolong korban kecelakaan lalu lintas sebesar 46.2, sedangkan sikap setuju responden dengan menggunakan alat makan secara
bergantian dengan orang yang sudah terinfeksi HIV sebesar 74.4. Menurut Janz, et al 2002 seseorang secara otomatis bersikap jika merasa
adanya kerentanan baik berupa perkiraan seseorang maupun kerentanan terhadap semua penyakit, keseriusan terhadap suatu penyakit dan menghilangkannya dengan
tanpa perawatan evaluasi medis dan akibat-akibat klinis, dan merasakan beruntung melakukannya untuk mengurangi ancaman penyakit serta mengambil tindakan
kesehatan. Dari pernyataan di atas peneliti berasumsi berdasarkan wawancara dengan
responden. Untuk sikap penggunaan sarung tangan, sebagian responden mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui cara penularan HIV melalui kontak langsung dengan
darah penderita. Selama ini mereka hanya tahu bahwa penularan HIV itu akan terjadi bila melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks. Selain itu, seperti pengakuan
Universitas Sumatera Utara
salah seorang responden yang pernah membawa penumpang korban kecelakaan lalu lintas ikut panik sehingga tidak menggunakan pelindung tangan.
Sikap responden dengan setuju menghindari kontak langsung darah penderita HIV sebesar 100, sedangkan sikap responden setuju dengan menggunakan kondom
saat berhubungan seksual bukan dengan pasangan seksual sebesar 69.2 Tabel 4.17. Sikap responden setuju dengan melakukan operasi caesar pada ibu yang
terinfeksi HIV sebesar 97.4, sedangkan sikap responden setuju dengan meminta alat suntik yang baru kepada petugas kesehatan sebesar 100. Sikap responden
setuju dengan memakai sarung tangan dalam membantu korban kecelakaan lalu lintas sebesar 12.8 .
Penelitian yang dilakukan di Kramat Tunggak yang dikutip Hull 1997, menunjukkan bahwa promosi penggunaan kondom kurang mendapatkan tanggapan,
sebab sebagian dari pelanggan merasa terganggu. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Burns 2005, bahwa kondom merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari
lateks dan tidak berpori sehingga aman digunakan dalam upaya pencegahan penyakit HIV.
Oleh sebab itu berdasarkan teori di atas dapat dinyatakan bahwa pengetahuan, emosi dan situasi yang dihadapi oleh supir taksi sebagai akibat dari pekerjaannya
menuntut supir taksi bersikap seperti apa yang telah diutarakannya.
5.4.2 Sikap Tentang Kekeliruan Penularan HIV