Model Teoritis Variabel Operasional Tabel 1 Defenisi Operasional

I.7 Model Teoritis

1.8 Variabel Operasional Tabel 1

Variabel Teoritis Variabel Operasional Eksklusi a. Pasivasi b. Nominalisasi c. Penggantian Anak Kalimat Inklusi

a. Diferensiasi-Indiferensiasi

b. Objektivitas-Abstraksi c. Nominasi-Kategorisasi d. Nominasi-Identifikasi e. Determinasi-Indeterminasi f. Asimilasi-Individualitas g. Asosiasi-Disosiasi Tingkat Eksklusi Inklusi Universitas Sumatera Utara

I.9 Defenisi Operasional

Operasional variabel berguna untuk memudahkan kerangka konsep dan operasional. Maka defenisi operasional yang dimaksud yaitu : 1. Eksklusi, apakah dalam suatu teks berita ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pemberitaan dan strategi wacana apa yang dipakai untuk itu. a. Pasivasi, yaitu suatu cara menghilangkan aktor atau pelaku dengan menggunakan kalimat pasif. Aktor tidak dilibatkan dalam suatu pembicaraan atau wacana. b. Nominalisasi, yaitu proses membentuk kata, frasa atau kalimat menjadi satuan berkelas nominal. Hal ini dilakukan dengan cara mengubah kata kerja verbal menjadi kata benda nominal dengan memberikan imbuhan “pe-an”. c. Penggantian anak kalimat, yaitu penggantian subjek dengan menggunakan anak kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai pengganti aktor, sehingga secara tidak langsung aktor disembunyikan dari teks. 2. Inklusi, bagaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan lewat pemberitaan. a. Diferensiasi-Indeferensiasi Diferensiasi adalah proses membedakan, indeferensiasi berarti proses mengabaikan. Jadi dalam hal ini, aktor sosial bisa ditampilkan dalam teks secara mandiri, sebagai suatu peristiwa yang unik dan khas, tetapi Universitas Sumatera Utara bisa juga dibuat kontras dengan menampilkan peristiwa atau aktor lain dalam teks yang dipandang lebih dominan atau lebih baik. b. Objektivasi-Abstraksi Objektivasi adalah sesuai kenyataan, eksistensinya tidak dipengaruhi oleh hal lain sementara abstraksi adalah proses berpikir secara abstrak tanpa bantuan hal-hal nyata dengan mengambil instruksi suatu masalah. c. Nominasi-Kategorisasi Nominasi merupakan penampilan apa adanya sedangkan kategorisasi adalah penggolongan berdasarkan kategori. d. Nominasi-Identifikasi Nominasi merupakan penampilan apa adanya sedangkan identifikasi adalah pendefinisian subyek dengan menggunakan anak kalimat. e. Determinasi-Indeterminasi Determinasi merupakan penyebutan aktor atau suatu peristiwa dengan tidak jelas anonim sedangkan indeterminasi adalah penyebutan aktor atau peristiwa secara jelas. f. Asimilasi-Individualisasi Asimilasi merupakan penyebutan aktor tidak dengan spesifik tapi menggunakan komunitas atau kelompok sosial dimana seseorang itu berada sedangkan Individualisasi adalah penyebutan aktor secara jelas. g. Asosiasi-Disosiasi Asosiasi merupakan penyebutan aktor sosial dihubungkan dengan asosiasi atau kelompok yang lebih besar, dimana aktor sosial tersebut Universitas Sumatera Utara berada sedangkan disosiasi adalah penampilan aktor sosial sendiri tanpa dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi,2001:39. Berikut beberapa teori yang relevan dengan penelitian ini :

II.1 Komunikasi Massa

Dokumen yang terkait

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 6 16

SKRIPSI POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 13

PENDAHULUAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 47

Deskripsi Objek Penelitian POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 34

KESIMPULAN DAN SARAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 14

KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat

0 2 13

PENUTUP KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat Kabar Kompas dan Koran Tempo Periode Agustus 2012-Oktober 2012).

0 4 59

Pemberitaan Konflik KPK-Polri di Majalah Tempo dan Detik.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing terhadap Pemberitaan Perseteruan KPK vs Polri dalam Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos

0 0 15