II.4 Ideologi
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Greek, terdiri dari kata idea
dan logia. Idea berasal dari kata idein yang berarti melihat. Idea dalam Webster’s News Colligiate Diction
ary berarti sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Sedangkan
logis berasal dari kata logos yang berarti world. Kata ini berasal dari kata legein
yang berarti to speak berbicara. Selanjutnya kata logia berarti science pengetahuan atau teori Sobur,2004:64.
Ideologi dapat diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana
mereka menghadapinya. Ideologi ini abstrak dan berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas Sudibyo,2001:12.
Dalam pengertian yang paling umum ideologi adalah pikiran yang terorganisir yakni nilai orientasi dan kecenderungan yang salin melengkapi
sehingga membentuk perspektif-perspektif ide yang diungkapkan melalui komunikasi dengan media teknologi dan komunikasi antar pribadi. Ideologi
dipengaruhi oleh asal-usulnya, asosiasi kelembagaannya dan tujuannya, meskipun sejarah dan hubungan-hubungan ini tidak pernah jelas seluruhnya
Lull,1998:1. Microsoft Encarta Encyclopedia 2003 menawarkan defenisi ideologi
yang komprehensif yakni suatu sistem kepercayaan yang memuat nilai-nilai dan ide-ide yang diorganisasi secara rapi sebagai basis filsafat, sains, program
social ekonomi politik yang menjadi pantangan hidup, aturan berpikir, merasa dan bertindak individu atau kelompok Adams:2004:viii.
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku An Introductory Guide to Cultural Theory and Popular Culture
1993 dalam edisi bahasa Indonesia berjudul Teori Budaya dan Budaya Pop: Memetakan Landskap Konseptual Cultural Studies,
John Storey mengulas 5 konsep ideologi: pertama, ideologi mengacu pada suatu
pelembagaan gagasan secara sistematis yang diartikulasikan oleh sekelompok masyarakat tertentu. Kedua, ideologi sebagai upaya penopengan dan
penyembunyian realitas tertentu. Ketiga, defenisi ideologi yang terkait dengan defenisi kedua yakni ideologi yang mengejawantah dalam bentuk-bentuk
ideologis. Keempat, ideologi bukan hanya sebagai pelembagaan ide sebagaimana defenisi pertama, tetapi juga sekaligus praktik material. Kelima,
ideologi yang difungsikan pada level konotasi tersirat, makna sekunder, makna yang seringkali tidak disadari yang terdapat pada teks dan praktik
kehidupan Adams,2004:x-xiii. Raymond William mengklasifikasikan penggunaan ideologi tersebut
dalam tiga ranah. Pertama, sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Kedua, sistem kepercayaan yang dibuat yang
bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ketiga proses umum produksi makna dan ide. Ideologi disini adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan produksi makna Eriyanto,2001:87-92.
II.5 Analisis Wacana Kritis