Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Kerangka Konsep

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana berita perseteruan Polri dan KPK ditampilkan dalam pemberitaan surat kabar harian KOMPAS?”

I.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini bersifat deskriptif. 2. Penelitian ini menggunakan analisis wacana Theo van Leeuwen. 3. Penelitian ini terfokus pada berita-berita tentang pemanggilan pejabat KPK oleh Polri sampai penetapan tersangka 2 pimpinan KPK. 4. Penelitian ini hanya dilakukan pada surat kabar harian Kompas. 5. Penelitian ini dilakukan pada berita halaman depan terbitan 1 September- 30 September 2009.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui strategi wacana yang digunakan untuk menampilkan aktor KPK dan Polri dalam pemberitaan. 2. Untuk mengetahui ideologi yang bermain di balik pemberitaan pemanggilan pejabat KPK oleh Polri sampai penetapan tersangka 2 pimpinan KPK. Universitas Sumatera Utara Manfaat Penelitian 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi khususnya mengenai analisis wacana. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dan memperluas cakrawala pengetahuan. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan.kontribusi bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

I.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi,2001:39. Menurut Kerlinger Rakhmat,2004:6, teori merupakan suatu himpunan konstruk konsep yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Universitas Sumatera Utara Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Berita

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak http:id.wikipedia.orgwikiBerita Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran yang sederhana, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang- orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan Sumadiria,2005:63. . Williard C.Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena dia menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dia dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut Sumadiria,2005:64. Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori : berita berat hard news dan berita ringan soft news. Selain itu berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka atau di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya, berita juga bisa dilihat menurut materi isinya yang beraneka ragam Sumadiria,2005:64. Universitas Sumatera Utara

2. Pers, Jurnalistik dan Surat kabar

Pers mengandung dua arti, arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pers hanya menunjuk kepada media cetak berkala: surat kabar, tabloid dan majalah. Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanaya menunjuk pada media cetak berkala melainkan juga mencakup media elektronik duditif dan media elektronik audiovisual berkala yakni radio, televisi, film dan media online internet. Pers dalam arti luas disebut media massa Sumadiria,2005:31. Dalam peranannya sebagai media massa, pers dalam menjalankan paradigmanya berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu peranannya sebagai media edukasi. Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Terakhir media massa sebagai media hiburan Bungin,2006:85- 86. Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, menolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat- cepatnya Sumadiria,2005:3. Banyak pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian jurnalistik. Effendy 2000:95 secara sederhana mendefinisikan jurnalistik sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Apa saja yang terjadi di dunia ini Universitas Sumatera Utara apakah itu fakta peristiwa atau pendapat yang diucapkan seseorang. Jika diperkirakan akan menarik perhatian khalayak akan merupakan bahan dasar bagi jurnalistik untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat. Sedangkan jurnalistik menurut Dja’far H.Assegar Trimansyah,2002:2 merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesanberita kepada khalayak ramai massa, melalui saluran media, baik media cetak maupun media elektronik. Surat kabar boleh dikatakan sebagai media massa tertua sebelum ditemukan film, radio dan televisi. Surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang melek huruf serta lebih banyak disenangi oleh orangtua daripada kaum remaja dan anak-anak Cangara,1998:139 Pesan-pesan yang disampaikan melalui surat kabar bersifat permanen, mudah disimpan serta diambil kembali dan pengaruhnya dapat dikontrol pembaca. Isi pesannya dapat dibaca dimana dan kapan saja, yang berati tidak terikat pada waktu. Di samping itu pada media massa tercetak bahasa yang digunakan adalah bahasa tulisan, tidak seperti media massa radio dan televisi, bahasa yang digunakan adalah bahasa tuturan yang sangat dipengaruhi pula oleh cara penyajiannya, maka pada media massa tercetak penggunaan kalimat pnajang atau majemuk tidak menjadi permasalahan dan penulisan bilangan sampai yang sekecil-kecilnya tidak akan menimbulkan permasalahan. Universitas Sumatera Utara

3. Ideologi

Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Greek, terdiri dari kata idea dan logia. Idea berasal dari kata idein yang berarti melihat. Idea dalam Webster’s News Colligiate Diction ary berarti sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Sedangkan logis berasal dari kata logos yang berarti world. Kata ini berasal dari kata legein yang berarti to speak berbicara. Selanjutnya kata logia berarti sciense pengetahuan atau teori Sobur,2004:64. Ideologi dapat diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya. Ideologi ini abstrak dan berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas Sudibyo,2001:12. Dalam pengertian yang paling umum ideologi adalah pikiran yang terorganisir yakni nilai orientasi dan kecenderungan yang salin melengkapi sehingga membentuk perspektif-perspektif ide yang diungkapkan melalui komunikasi dengan media teknologi dan komunikasi antar pribadi. Ideologi dipengaruhi oleh asal-usulnya, asosiasi kelembagaannya dan tujuannya, meskipun sejarah dan hubungan-hubungan ini tidak pernah jelas seluruhnya Lull,1998:1. Raymond William mengklasifikasikan penggunaan ideologi tersebut dalam tiga ranah. Pertama, sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Kedua, sistem kepercayaan yang dibuat yang bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ketiga proses umum produksi Universitas Sumatera Utara makna dan ide. Ideologi disini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna Eriyanto,2001:87-92.

4. Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi. Lewat analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frasa, kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks Eriyanto,2001:xv. Tarigan Sobur, 2004:48 mengatakan analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi pragmatik bahasa. Kita menggunakan bahasa dalam kesinambungan atau untaian wacana. Tanpa konteks, tanpa hubungan- hubungan wacana yang bersifat antar kalimat dan suprakalimat maka kita sukar berkomunikasi dengan tepat satu sama lain. Dalam pandangan Littlejohn Sobur, 2004:48, meski menulis dan bahkan bentuk-bentuk nonverbal dapat dianggap sebagai wacana, kebanyakan analisis wacana berkonsentrasi pada percakapan yang muncul secara wajar. Menurutnya terdapat beberapa untai analisis wacana, bersama-sama menggunakan seperangkat perhatian. Universitas Sumatera Utara

5. Analisis Wacana Theo van Leeuwen

Theo van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Di sini ada kaitan antara wacana dan kekuasaan. Theo van Leeuwen membuat suatu model analisis yang bisa kita pakai untuk melihat bagaimana peristiwa dan aktor-aktor sosial tersebut ditampilkan dalam media, dan bagaimana suatu kelompok yang tidak punya akses menjadi pihak yang secara terus menerus dimarjinalkan Eriyanto,2001:171-172 Analisis Theo van Leeuwen secara umum menampilkan bagaimana pihak- pihak dan aktor bisa seseorang atau kelompok ditampilkan dalam pemberitaan. Ada dua pusat perhatian. Pertama, proses pengeluaran exclusion. Apakah dalam suatu teks berita, ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pemberitaan, dan strategi wacana apa yang dipakai untuk itu. Proses pengeluaran ini, secara tidak langsung bisa mengubah pemahaman khalayak akan suatu isu dan melegitimasi posisi pemahaman tersebut. Kedua, proses pemasukan inclusion. Inclusion berhubungan dengan pertanyaan bagaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan dalam pemberitaan Eriyanto,2001:172. Baik proses eksklusion maupun inklusion tersebut menggunakan apa yang disebut sebagai strategi wacana. Dengan memakai kata, kalimat, informasi atau susunan bentuk kalimat tertentu, cara bercerita tertentu, masing-masing kelompok dipresentasikan dalam teks Eriyanto,2001:173. Universitas Sumatera Utara

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil dari pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumus hipotesis Nawawi,2001:40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun,1995:57. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Theo van Leeuwen. Dalam analisinya van Leeuwen memusatkan perhatian pada dua hal yaitu eksklusi dan inklusi. Eksklusi meneliti apakah dalam suatu teks berita ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pemberitaan, dan strategi wacana apa yang dipakai dalam melakukan hal tersebut. Tingkat inklusi melihat bagaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan dalam pemberitaan dan bagaimana cara penggambarannya. Universitas Sumatera Utara

I.7 Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 6 16

SKRIPSI POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 13

PENDAHULUAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 47

Deskripsi Objek Penelitian POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 34

KESIMPULAN DAN SARAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 14

KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat

0 2 13

PENUTUP KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat Kabar Kompas dan Koran Tempo Periode Agustus 2012-Oktober 2012).

0 4 59

Pemberitaan Konflik KPK-Polri di Majalah Tempo dan Detik.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing terhadap Pemberitaan Perseteruan KPK vs Polri dalam Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos

0 0 15