Pasivasi Nominalisasi Pemberitaan Perseteruan KPK dan Polri (Studi Analisis Wacana Tentang Perseteruan Antara KPK dan Polri Pada Harian Kompas)

dua pimpinan KPK tersebut telah didaftarkan MAKI ke PN Jakarta Selatan, Rabu kemarin. Boyamin menilai, penetapan tersangka terhadap pimpinan KPK dengan tuduhan penyalahgunaan kewenangan baru kali ini terjadi dalam dunia hukum. Proses eksklusi terjadi dalam berita ini, yaitu :

a. Pasivasi

Aktif Polisi jangan melindungi koruptor Pasif Jangan lindungi Koruptor Dalam kalimat pertama yang disajikan dalam bentuk kalimat aktif, aktor polisi disebutkan dengan jelas. Sedangkan, dalam kalimat kedua, aktor hilang dalam pemberitaan. Hal ini membuat pembaca terpancing emosinya karena koruptor adalah momok yang dibenci orang. Pasivasi ini memang sering digunakan untuk memancing emosi khalak, terlebih ini digunakan dalam judul berita yang pastinya akan segera menarik perhatian khalayak. Jadi ketika khalayak membaca dan mengetahui bahwa yang disebut melindungi koruptor adalah polisi maka institusi tersebut akan mendapat citra buruk di masyarakat. Aktif Sekretaris Jenderal Transparansi Internasional Indonesia mempertanyakan sikap polisi Pasif Sikap polisi dipertanyakan Dalam kalimat pertama jelas bahwa yang mempertanyakan adalah Sekretaris Jenderal Transparansi Internasional Indonesia. Sedangkan dalam kalimat kedua tidak disebutkan siapa yang mempertanyakan, aktornya disembunyikan. Hal ini bisa mengaburkan pemberitaan karena tersirat seolah-olah sikap polisi itu menjadi pertanyaan publik padahal di dalam berita jelas Universitas Sumatera Utara disebutkan bahwa yang mempertanyakan sikap polisi adalah Sekretaris Jenderal Transparansi Internasional Indonesia Aktif Upaya itu merupakan bagian dari pelemahan KPK yang polisi lakukan dengan menyerang pimpinannya Pasif Upaya itu merupakan bagian dari pelemahan KPK yang dilakukan dengan menyerang pimpinannya Dalam kalimat pertama jelas disebutkan bahwa yang menyerang pimpinan KPK adalah polisi. Tetapi dalam kalimat kedua tidak disebutkan siapa yang menyerang pimpinan KPK. Dalam strategi wacana ini, yang lebih ditonjolkan adalah KPK sebagai korban. Polisi disingkirkan dari pemberitaan dan itu pasti menimbulkan citra negatif dalam pikiran khalayak.

b. Nominalisasi

Verba Ini merupakan upaya dari polisi untuk melemahkan KPK yang dilakukan dengan menyerang pimpinannya Nominalisasi Upaya itu merupakan bagian dari pelemahan KPK yang dilakukan dengan menyerang pimpinannya Dalam kalimat pertama jelas disebutkan aktornya sedangkan dalam kalimat kedua tidak disebutkan siapa aktornya. Dengan penggunaan strategi wacana nominalisasi ini maka tidak membutuhkan subjek pelaku dalam pemberitaan. Hal ini karena yang ditekankan adalah memberitahukan kepada khalayak bahwa telah terjadi pelemahan kepada KPK. Hal ini tentu saja lebih memancing emosi khalayak. Proses inklusi terjadi dalam berita ini, yaitu :

a. Diferensiasi-Indiferensiasi

Dokumen yang terkait

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 6 16

SKRIPSI POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 13

PENDAHULUAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 47

Deskripsi Objek Penelitian POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 34

KESIMPULAN DAN SARAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 14

KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat

0 2 13

PENUTUP KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat Kabar Kompas dan Koran Tempo Periode Agustus 2012-Oktober 2012).

0 4 59

Pemberitaan Konflik KPK-Polri di Majalah Tempo dan Detik.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing terhadap Pemberitaan Perseteruan KPK vs Polri dalam Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos

0 0 15