Determinasi-Indeterminasi Asosiasi-Disosiasi Pemberitaan Perseteruan KPK dan Polri (Studi Analisis Wacana Tentang Perseteruan Antara KPK dan Polri Pada Harian Kompas)

Sugeng mengatakan, Ari yang merupakan pengusaha distribusi pupuk di Surabaya dan bergelar insinyur ini tidak pernah berhubungan dan menyerahkan uang secara langsung kepad pimpinan KPK. Ari Muladi, lanjut Sugeng memang pernah dihubungi Anggodo Widjodjo adik Anggoro yang dikenalnya lebih dari 25 tahun. Anggodo meminta tolong kepada Ari agar dicarikan jalan keluar terkait pengusutan KPK atas kasus yang melibatkan PT Masaro. “Ari lalu menemui A, pengusaha di Surabaya, yang mengaku berhubungan dengan pimpinan KPK. A lalu minta uang yang katanya untuk pimpinan KPK. Ari pun mengatakan hal itu kepada Anggodo. Anggoda menyerahkan uang Rp 5,1 miliar, yang diberikan dalam tiga tahap ke Ari. Uang itu oleh Ari diserahkan ke A. dalam proses ini, Ari mendapat 30.000 dollar AS dari A, “ papar sugeng. Menurut Sugeng, A pernah menginformasikan kepad Ari Muladi bahwa Chandra belum diberi uang. Ari bicara kepada Anggodo. Anggodo memberikan lagi Rp 1 miliar dalam bentuk dollar Singapura kepada Ari, yang lalu diserahkan kepad A. “ Keberadaan A sekarang tidak jelas. Ari juga tidak tahu apakah A menyerahkan uang itu ke pimpinan KPK atau tidak,” ujarnya. Saat di periksa sebagai saksi pada Juli, lanjut Sugeng, Ari mengaku memberikan uang kepada pimpinan KPK. Pengakuan itu untuk menyenangkan Anggodo. Namun, Agustus lalu, keterangan itu dicabut. Proses inklusi terjadi dalam berita ini, yaitu :

a. Determinasi-Indeterminasi

Indeterminasi Jumat lalu, Kepala Polri Jenderal pol Bambang Hendarso Danuri melontarkan dugaan penerimaan uang oleh Bibit dan Chandra selaku pimpinan KPK. Determinasi Jumat lalu, Kepala Polri Jenderal pol Bambang Hendarso Danuri melontarkan dugaan penerimaan uang oleh pimpinan KPK. Dalam kalimat pertama, jelas disebutkan nama pimpinan KPK nya, sedangkan dalam kalimat kedua tidak disebutkan siapa pimpinan KPK nya. Ketika disebutkan namanya secara jelas, disana artinya ditunjuk secara spesifik sedangkan pada kalimat kedua, khalayak yang tidak mengetahuinya akan menduga-duga sehingga pemberitaan menjadi bias. Indeterminasi A lalu minta uang yang katanya untuk Bibit dan Chandra Universitas Sumatera Utara selaku pimpinan KPK. Determinasi A lalu minta uang yang katanya untuk pimpinan KPK. Dalam kalimat pertama, jelas disebutkan nama pimpinan KPK nya, sedangkan dalam kalimat kedua tidak disebutkan siapa pimpinan KPK nya. Ketika disebutkan namanya secara jelas, disana artinya ditunjuk secara spesifik sedangkan pada kalimat kedua, khalayak yang tidak mengetahuinya akan menduga-duga sehingga pemberitaan menjadi bias.

b. Asosiasi-Disosiasi

Disosiasi Saat ditanya kenapa Antasari akhirnya bersedia membuat laporan, Ari menjawab hal itu dilakukan karena terpaksa. Asosiasi Saat ditanya kenapa Antasari akhirnya bersedia membuat laporan, Ari menjawab, “Kita tahu kondisi orang yang ditahan, terutama ditahanan polisi.” Dalam kalimat pertama disebutkan bahwa Antasari bersedia membuat laporan karena terpaksa sedangkan dalam kalimat kedua alasan antasari bersedia membuat laporan dikaitkan dengan kondisi orang yang ditahan, terutama ditahanan polisi. Hal ini tentu dapat menimbulkan suatu kontrovesi. Khalayak akan membayangkan bahwa kondisi orang dalam tahanan polisi sangat buruk sehingga tahanan dengan terpaksa membuat laporan. Selasa, 29 September 2009 Status Pimpinan KPK Wapres Desak Polri Lekas Tuntaskan Wakil Presiden M Jusuf Kalla mendesak Kepolosian Negara Republik Indonesia secepatnya menuntaskan pemeriksaan terkait status pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto, yang dituduh menerima dan Rp 5,15 miliar dari PT Masaro Radicom. Keduanya juga disangka menyalahgunakan wewenang dalam penerbitan pencegahan untuk Universitas Sumatera Utara Direktur PT Masaro Anggoro Widjojo serta pencegahan dan pencabutan pencegahan Direktur PT Era Giat Prima Djoko S Tjandra. Polri diminta menuntaskan kasus itu dalam waktu seminggu. Demikian diungkapkan Wapres di Istana Wapres, Jakarta, Senin 289. Sebelumnya, Wapres memanggil Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta. Kedatangan Kepala Polri di rumah dinas Wapres dilakukan tanpa pengawalan yang mencolok. Setelah bertemu lebih kurang 40 menit, Bambang yang menggunakan Land Cruiser hitam berpelat nomor B 2632 FS langsung meninggalkan rumah Wapres bersama iringan kendaraan Wapres. “Polisi sanggup menuntaskan pemeriksaannya sehingga status hukum kesua unsur pimpinan KPK itu bisa diselesaikan dalam seminggu. Tadi saya minta untuk segera diselesaikan. Kepala Polri bisa memenuhinya. Jadi minggu depanlah status hukumnya jelas,” tutur Wapres. Menurut Wapres, Kepala Polri menyatakan proses pemeriksaannya akan dilanjutkan apabila unsur tindak pidana terpenuhi dalam penyidikan. Sebaliknya, jika tidak terbukti, Polri akan mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan SP3 dan mengembalikan keduanya sebagai unsur pimpinan KPK. “Soal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Perubahan UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK, tentu harus tetap berjalan sampai DPR menerima atau menolaknya. Tetapi, yang utama, Polri harus segera menuntaskan proses pemeriksaannya untuk kejelasan status hukumnya,” kata Wapres. Seandainya Tim untuk Merekomendasi Calon Anggota Sementara Pimpinan KPK dikenal sebagai Tim 5 telanjur mengusulkan tiga nama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menetapkannya, Kalla mengatakan, pimpinan sementara itu terus berlanjut jika tindak pidananya tidak ditemukan. Kalau dikeluarkan SP3, pimpinan sementara itu otomatis berhenti dan pimpinan lama bekerja kembali. Susno, Internal Polri Terkait tuntutan penonaktifan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji, Wapres menilai hal itu tergantung Kepala Polri. Namun, dia mengakui, penyidikan kasus terkait pimpinan KPK dan masalah Susno adalah pertaruhan nama baik Polri. Secara terpisah, Ketua Mahkamah Konstitusi MK Mahfud MD meminta Polri menghentikan penyidikan kasus Chandra dan Bibit. Ia menilai dugaan penyalahgunaan wewenang terhadap dua unsur pimpinan KPK itu lebih merupakan sengketa administrasi dalam hukum. Penilaian itu, papar Mahfud, sebagai upaya untuk mengingatkan penegak hukum itu. sebagai Ketua MK, yang bukan anggota kabinet, ia tidak memiliki forum resmi untuk menyampaikan peringatan itu. Senin, Susno juga resmi diadukan ke Inspektorat Pengawasan Umum Itwasum Mabes Polri atas dugaan penyalahgunaan wewenang oleh Chandra dan Bibit. Pengaduan itu disampaikan setelah keduanya menjalani wajib lapor di Mabes Polri. Ahmad Rivai, seorang kuasa hukum Chandra dan Bibit, menuturkan, mereka diterima langsung oleh Inspektur Pengawasan Umum Polri Komisaris Universitas Sumatera Utara Jenderal Yusuf Manggabarani. Laporan juga disampaikan kepada Presiden dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. Yusuf menuturkan, Itwasum dan Divisi Propam Polri akan memprose laporan itu. namun, ia enggan berkomentar soal tuntutan penonaktifan Susno Duadji. Proses Eksklusi terjadi dalam berita ini, yaitu :

a. Pasivasi

Dokumen yang terkait

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 6 16

SKRIPSI POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 13

PENDAHULUAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 47

Deskripsi Objek Penelitian POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 34

KESIMPULAN DAN SARAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 14

KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat

0 2 13

PENUTUP KONFLIK KPK DAN POLRI DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR KOMPAS DAN KORAN TEMPO (Analisis Isi Kecenderungan Ketidakberpihakan Media Konflik KPK dan POLRI Dalam Pemberitaan Surat Kabar Kompas dan Koran Tempo Periode Agustus 2012-Oktober 2012).

0 4 59

Pemberitaan Konflik KPK-Polri di Majalah Tempo dan Detik.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing terhadap Pemberitaan Perseteruan KPK vs Polri dalam Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos

0 0 15