Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Keaslian Penelitian

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan sistem pembalikan beban pembuktian menurut ketentuan Pasal 37 dan 38 Undang-undang No. 20 Tahun 2001 dalam kerangka pemberantasan tindak pidana korupsi. 2. Apakah yang menjadi hambatan maupun kendala dalam penerapan sistem pembalikan beban pembuktian yang bersifat terbatas dan berimbang tersebut. 3. Bagaimana pengaturan yang efektif terhadap sistem pembalikan beban pembuktian agar dapat optimal dalam pemberantasan korupsi.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Pasal 37 dan 38 Undang-undang No. 20 Tahun 2001 dalam hal pemberantasan tindak pidana korupsi. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dan kendala-kendala dalam upaya penerapan sistem pembalikan beban pembuktian yang bersifat terbatas dan berimbang. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan yang efektif terhadap sistem pembalikan beban pembuktian, agar dapat optimal dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Andy Faisal : Analisis yuridis terhadap undang-undang no. 20 tahun 2001 tentang pembalikan beban pembuktian dalam kerangka Optimalisasi pemberantasan tindak pidana korupsi, 2008. USU Repository©2008

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pembangunan hukum pidana, khususnya yang berkaitan dengan penerapan sistem pembalikan beban pembuktian yang bersifat terbatas dan berimbang dalam kerangka pemberantasan tindak pidana korupsi.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan hukum pidana yang berkaitan dengan penerapan sistem pembalikan beban pembuktian yang bersifat terbatas dan berimbang dalam kerangka pemberantasan tindak pidana korupsi. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam kerangka penerapan sistem pembalikan beban pembuktian yang bersifat terbatas dan berimbang bagi Jaksa Penuntut Umum serta Hakim dalam menangani perkara tindak pidana korupsi khususnya dalam hal hukum pembuktian.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai masalah pembalikan beban pembuktian yang bersifat terbatas dan berimbang dalam kerangka optimalisasi pemberantasan tindak pidana korupsi berdasarkan ketentuan Andy Faisal : Analisis yuridis terhadap undang-undang no. 20 tahun 2001 tentang pembalikan beban pembuktian dalam kerangka Optimalisasi pemberantasan tindak pidana korupsi, 2008. USU Repository©2008 Pasal 37 dan 38 Undang-undang No. 20 Tahun 2001 belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama. Oleh karenanya penelitian ini dapat disebut “asli” sesuai dengan asas-asas keilmuan, yaitu : jujur, rasional dan objektif serta terbuka. Semua ini merupakan konsekwensi etis dari proses menemukan suatu kebenaran ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah pula. Untuk menghindari terjadinya duplikasi penelitian terhadap masalah yang sama, Peneliti melakukan pengumpulan data tentang penerapan “sistem pembalikan beban pembuktian yang bersifat terbatas dan berimbang dalam kerangka optimalisasi pemberantasan tindak pidana korupsi”, dan juga pemeriksaan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada mengenai hal-hal diatas. Dari hasil penelitian dimaksud ternyata penelitian ini belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama oleh peneliti lain, baik di lingkungan Universitas Sumatera Utara maupun Perguruan Tinggi lainnya.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

1 34 229

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PEMBERIAN SANKSI DI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI MEDAN.

0 4 25

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14

PENCANTUMAN SANKSI PIDANA KUMULATIF SEBAGAI SUATU PENAL POLICY DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DIKAITKAN DENGAN UNDANG UNDANG NO.20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NO.31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDA

0 0 16