BAB IV PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM KEPAILITAN
TERHADAP PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT OLEH KURATOR PEMERINTAH DI KOTA MEDAN
A.
Prinsip Transparansi Dalam Kepailitan
Pengungkapan seluruh informasi material sangat penting untuk mencegah terjadinya penipuan fraud atau penyalahgunaan kekuasaan. Prinsip transparansi
adalah prinsip yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif didalam pengurusan dan pembersan harta
pailit. Di dalam Kepailitan terutama di dalam UUK dan PKPU tidak ada disebutkan secara tertulis mengenai Prinsip Keterbukaan disclosure principle atau Prinsip
Transparansi, namun secara tidak tertulis atau secara tersirat dapat dilihat dalam beberapa pasal di UUK dan PKPU.
Prinsip Keterbukaan disclosure principle atau Prinsip Transparansi tersebut dapat dilihat pada awalnya pernyataan putusan pailit yang dikeluarkan oleh
Pengadilan Niaga seperti yang disebutkan dalam UUK dan PKPU yaitu dalam Pasal 8 ayat 7 dan Pasal 15 ayat 4 UUK dan PKPU yang sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya dalam latar belakang. Pasal 8 ayat 7 UUK dan PKPU menyatakan bahwa :
“ Putusan atas permohonan pernyataan pailit sebagaimana dimaksud pada ayat 6 UUK dan PKPU yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang
mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
Sarifani Simanjuntak : Prinsip Transparansi Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan Di Kota Medan, 2009
dan dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan upaya hukum.”
174
Prinsip Transparansi yang tersirat dalam Pasal 8 ayat 7 UUK dan PKPU
adalah bahwa setiap putusan pernyataan pailit yang diputuskan oleh Pengadilan Niaga harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, maka dapat dikatakan
pernyataan tersebut merupakan Prinsip Transparansi karena putusan pailit yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum tersebut merupakan informasi yang
diharapkan agar masyarakat atau siapapun yang berkepentingan dengan putusan pailit tersebut mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pailitnya debitor atau perusahaan
sehingga pihak-pihak yang terkait dengan pailitnya debitor atau perusahaan tersebut tidak dapat dirugikan.
Pasal 15 ayat 4 UUK dan PKPU menyatakan bahwa, Dalam jangka waktu paling lambat 5 lima hari setelah tanggal putusan
pernyataan pailt diterima oleh Kurator dan Hakim Pengawas, Kurator mengumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2
dua Surat Kabar harian yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas, mengenai ikhtisar putusan pernyataa pailit yang memuat hal-hal sebagai berikut :
a.
nama, alamat dan pekerjaan Debitor; b.
nama Hakim Pengawas; c.
nama, alamat dan pekerjaan Kurator; d.
nama, alamat da pekerjaan anggota panitia Kreditor sementara, apabila telah ditunjuk; dan
e. tempat dan waktu penyelenggaraan rapat pertama Kreditor.
175
Sedangkan Prinsip Transparansi yang tersirat dalam Pasal 15 ayat 4 UUK dan
PKPU adalah bahwa setiap putusan pernyataan pailit yang diumumkan dalam Berita
174
Pasal 8 ayat 7 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
175
Pasal 15 ayat 4 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Sarifani Simanjuntak : Prinsip Transparansi Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan Di Kota Medan, 2009
Negara Repubilk Indonesia dan 2 dua Surat Kabar Harian yaitu Surat Kabar Harian Nasional dan Surat Kabar Harian lokal yang beredar di tempat domisili debitor
tersebut juga merupakan suatu tindakan pemberian informasi yang dilakukan agar masyarakat atau siapa pun yang berkepentingan dengan putusan pailit tersebut
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pailitnya debitor atau perusahaan sehingga pihak-pihak yang terkait dengan pailitnya debitor atau perusahaan tersebut tidak
dapat dirugikan. Melihat beberapa pengertian dari Prinsip Keterbukaan disclosure principle
pada UUPM dan Asas Keterbukaan pada Undang-Undang Penanaman Modal dan UUJK yang sebagaimana telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan pengertian
dari Prinsip Keterbuaan disclosure principle atau Prinsip Transparansi dalam Kepailitan adalah pemberian informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang terkait dalam Kepailitan dengan pailitnya debitor atau perusahaan seperti pihak kreditor atau pihak ketiga, sehingga pihak-
pihak terkait tersebut tidak dapat dirugikan dari sejak awal adanya pernyataan putusan pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga sampai pada proses
pengurusan dan pemberesan harta pailit. Berkaitan dengan Prinsip Transparansi dalam Kepailitan tersebut, maka
menurut Sutan Remy Sjahdeini ada beberapa cara yang ditentukan dalam UUK dan PKPU yang dapat menjamin terlaksananya prinsip transparansi tersebut atau dapat
Sarifani Simanjuntak : Prinsip Transparansi Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan Di Kota Medan, 2009
dikatakan sebagai parameter awal Prinsip Transparansi dalam Kepailitan, antara lain
176
: a.
Adanya keharusan untuk memuat hal-hal tertentu dalam Berita Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Pasal 15 ayat 4 UUK dan PKPU menyebutkan bahwa,
“dalam jangka waktu paling lambat 5 lima hari setelah tanggal putusan pernyataan pailit diterima oleh kurator dan Hakim Pengawas, kurator
mengumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 dua Surat Kabar Harian yang sebagaimana disebutkan dalan penjelasan Pasal 15
ayat 4, yaitu Surat Kabar Harian Nasional dan Surat Kabar Harian lokal yang beredar di tempat domisili debitor”.
b. Adanya keharusan bagi Pengadilan Niaga untuk mengadakan dan menyediakan
daftar atau register umum di kantor. Berdasarkan Pasal 20 ayat 1 UUK dan PKPU menyatakan bahwa, “Panitera Pengadilan wajib menyelenggarakan suatu
daftar umum untuk mencatat setiap perkara kepailitan secara tersendiri”. Kemudian dalam Pasal 20 ayat 3 UUK dan PKPU tersebut menyatakan bahwa,
“bentuk daftar umum tersebut ditetapkan dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung”. Dan daftar umum tersebut terbuka untuk umum dan dapat dilihat setiap
orang dengan cuma-cuma.
177
176
Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit., hal. 186-187.
177
Pasal 20 ayat 4 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Sarifani Simanjuntak : Prinsip Transparansi Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan Di Kota Medan, 2009
c. Pengabulan putusan atau penolakan permohonan pernyataan pailit yang harus
diputuskan oleh Hakim Pengadilan Niaga di dalam sidang yang terbuka bagi umum.
Ada beberapa hal atau cara yang ditentukan dalam UUK dan PKPU yang dapat menjamin terlaksananya Prinsip Transparansi dalam Kepailitan antara lain, yaitu :
1. Keharusan untuk memuat hal-hal tertentu yang berkaitan dengan kepailitan