BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengurusan Harta Pailit yang dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan selaku kurator dilaksanakan menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu Mengumumkan tentang adanya Kepailitan, melakukan Tindakan Penyegelan Terhadap Harta
Pailit, Pencatatan atau Pendaftaran Harta Pailit, Melanjutkan Usaha Debitor, Membuka Surat-Surat dan Telegram Debitor Pailit, Mengalihkan Harta Pailit,
Melakukan Penyimpanan, Mengadakan Perdamaian Kepailitan, Melakukan Pemanggilan Terhadap Kreditor, Mendaftarkan Tagihan Para Kreditor,
Menghadiri Rapat Pencocokan Piutang Rapat Verifikasi, Memberitahukan Hasil Rapat Pencocokan Piutang Rapat Verifikasi Kepada Kreditor.
Sedangkan tindakan pemberesan harta pailit menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
meliputi Mengusulkan dan Melaksanakan Penjualan Harta Pailit, Membuat Daftar Pembagian, Membuat Daftar Perhitungan dan Pertanggung-jawaban Pengurusan
Dan Pemberesan Kepailitan Kepada Hakim Pengawas.
Sarifani Simanjuntak : Prinsip Transparansi Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan Di Kota Medan, 2009
Pengurusan dan pemberesan harta pailit berdasarkan UUK dan PKPU adalah menginventarisir, menjaga dan memelihara agar harta pailit tersebut tidak
berkurang dalam jumlah, nilai dan bahkan bertambah dalam jumlah serta nilainya. Sedangkan untuk pemberesan harta pailit adalah penguangan aktiva untuk
membayar dan melunasi utang. 2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit
oleh Balai Harta Peninggalan di Kota Medan dapat diklasifikasikan menjadi 2 dua macam, yaitu : Hambatan eksternal, yang meliputi Lambatnya penetapan
tentang pernyataan pailit debitor yang dikirimkan oleh Pengadilan Niaga kepada Kurator, Ketidakcermatan Pengadilan Niaga dalam memeriksa harta kekayaan
dari debitor pailit, Tidak koorperatifnya instansi lain terhadap pengurusan dan pemberesan harta pailit, Debitor tidak koorperatif terhadap pengurusan dan
pemberesan harta pailit. Sedangkan Hambatan internal, meliputi Tempat penyimpanan harta pailit, dimana pihak Balai Harta Peninggalan tidak memiliki
tempat khusus untuk penyimpanan harta pailit tersebut, sulitnya Pengawasan harta pailit oleh Balai Harta Peninggalan selaku Kurator, Hal ini dikarenakan
sering dijumpai harta pailit tersebut seperti barang-barang bergerak yang letaknya jauh dari kantor Balai Harta Peninggalan sehingga mengakibatkan akan sulit
untuk mengawasinya. Penjualan harta pailit yang dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan selaku Kurator pemerintah dalam Kepailitan.
Sarifani Simanjuntak : Prinsip Transparansi Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan Di Kota Medan, 2009
Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dilakukan oleh BHP dilakukan dalam bentuk melakukan kerjasama dengan pihak lain secara optimal.
melakukan langkah-langkah persuasif, meningkatkan koordinasi dan hubungan yang efektif dengan instansi terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses pengurusan dan pemberesan harta pailit, dan juga tetap melakukan sosialisasi terhadap instansi-instansi yang selalu berhubungan dengan
adanya Kepailitan tersebut, sebagai contonya dengan mengadakan seminar- seminar yang berkaitan dengan Kepailitan dan mengundang instansi-instansi
tersebut. 3. Penerapan Prinsip Transparansi dalam Kepailitan terhadap pengurusan dan
pemberesan harta pailit oleh Balai Harta Peninggalan selaku Kurator dilakukan dalam bentuk Keharusan untuk memuat hal-hal tertentu yang berkaitan dengan
kepailitan dalam Berita Negara dan Surat Kabar Harian, Melakukan pencatatan dalam register umum, Pemeriksaan dan pengucapan Putusan Kepailitan terbuka
untuk umum, Melanjutkan usaha debitor, Mengadakan perdamaian Kepailitan, Melakukan pemanggilan terhadap kreditor, Memberitahukan hasil rapat
pencocokan piutang rapat verifikasi kepada kreditor, Melaksanakan penjualan harta pailit, Membuat daftar pembagian.
Pada dasarnya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Balai Harta
Peninggalan Medan selalu menerapkan prinsip-prinsip transparansi, terutama sekali tugas pokoknya yang berhubungan dengan pelayanan umum terhadap
Sarifani Simanjuntak : Prinsip Transparansi Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan Di Kota Medan, 2009
masyarakat dalam hal Kepailitan dan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Saran