d. Tindakan Pemanfaatan Laboratorium Dalam Kaitannya Dengan
Hipertensi.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden belum pernah memeriksakan darah ke laboratorium dalam kaitannya dengan
hipertensi. Ini menunjukkan bahwa tindakan responden kurang baik. Banyak faktor yang mungkin mempengaruhi tindakan responden tersebut, menurut
Notoatmodjo 2003 Perubahan perilaku terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek. Didalam melakukan perubahan perilaku yang telah
direncanakan dipengaruhi oleh kesediaan individu untuk berubah, misalnya apabila terjadi suatu inovasi atau program
– program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagai sangat cepat untuk
mengerima inovasi atau perubahan tersebut dan sebagian orang lagi sangat lambat menerima inovasi atau perubahan tersebut.
Untuk penyakit hipertensi pengukuran tekanan darah merupakan indikator yang penting dalam mendiagnosa hipertensi akan tetapi pemeriksaan
laboratorium akan mendukung dalam menentukan pengobatan yang tepat bagi penderita hipertensi. Pemeriksaan laboratorium ini dianjurkan untuk penderita
untuk dapat memperoleh hasil yang dapat mengindkasikan adanya faktor –
faktor lain yang menyebebkan hipertensi hipertensi sekunder. Menurut Price 2005 pemeriksaan laboratorium dianjurkan dengan tujuan:
1. Untuk mencari kemungkinan penyebab Hipertensi sekunder
2. Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target
3. Untuk memperkirakan prognosis
4. Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi risiko
penyakit jantung koroner dan stroke
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Untuk dapat mengefektifkan Program penangulangan hipertensi dari segi pengobatan medis sebaiknya untuk petugas kesehatan memberi penjelasan
yang lebih mendalam mengenai manfaat pemeriksaan darah kelaboratorium dalam upaya penanggulangan hipertensi.
2. Pola Makan a.
Tindakan Dalam Mengkonsusi Natrium.
Natrium merupakan hal yang sangat netral dalam dalam patofisiologi hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan suku
bangsa dengan asupan natrium minimal. Kadar natrium yang palingsederhana digunakan masyarakat adalah garam dapur. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya kaitan antara aspan garam yang berlebihan dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Dengan mengkonsimsi makanan yang
mengandung natrium tinggi akan menyebabkan tubuh menyerap kembali cairan, yang meningkatkan Volume darah disamping itu, garam yang
berlebihan dapat mengecilkan diameter arteri sehingga jantung akan memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang
yang semakin sempit sehingga menyebabkan hipertensi. Peranan natrium dapal patogenesis hipertensi telah lama diketahui. Pada populasi dengan konsumsi
garam natrium yang lebih tinggi tekanan darahnya meningkat lebih cepat dengan meningkatnya umur dan hipertensi lebih banyak ditemukan. Rosmery,
2006 Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas mengkonsumsi garam
dapur pada jumlah 1 sendok teh per hari. Ini menggambarkan bahwa mayoritas reponden telah melakukan tindakan mengkonsumsi garam sudah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
baik. Selanjutnya dapat ketahui bahwa mayoritas reponden menyatakan tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung natrium yaitu dengan
mengkonsumsi kecap asin, ikan asin, daging ikan kaleng dan minuman bersoda. Ini menunjukkan bahwa mayoritas tindakan yang dilakukan sudah
baik karena ketiga makanan tersebet memiliki kadar natrium yang tinggi sehinnga dapat beresiko terhadap peningakatan tekanan darah.
Kepatuhan dalam mengkonsumsi garam ini penting karena menurut Efendi, 2004 Membatasi asupan garam sangat dianjurkan, pembatasan di
upayakan tidak lebih dari 5 gr 1 sendok teh garam dapur untuk diet setiap hari, akan tetapi untuk ikan asin makanan yang diasinkan, kecap asin,
mentega yang mengandung natrium, minuman bersoda, daging kaleng serta bahan makanan yang diawetkan sebaiknya di hindarkan karena mengandung
kadar natrium yang tinggi.
c. Tindakan Dalam Mengkonsumsi Daging.