2.7.5.  Klasifikasi tekanan darah pada dewasa Tabel 2.1. Kategori Tingkatan Hipertensi berdasarkan tingkatan tekanan
darah
Ariefmansjoer, 2001
Hipertensi  maligna  adalah  hipertensi  yang  sangat  parah,  yang  apabila
tidak  diobati  akan  menimbulkan  kematian  dalam  3  -  6  bulan,  Hipertensi  ini jarang terjadi, hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.
2.7.6.  Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Hipertensi Faktor  resiko  hipertensi  adalah  faktor
–  faktor  yang    bila  semakin
banyak menyertai penderita hipertensi maka dapat menyebabkan orang tersebut akan  menderita  tekanan  darah  tinggi    hipertensi    yang  lebih  berat  dan
beresiko  menimbulkan  komplikasi.  Faktor  resiko  ini  ada  yang  dapat dihindarkan  atau  dimodifikasi  dan  ada  juga  yang  tidak  dapat  di  dimodifikasi.
Effendi ,2004
2.7.6.1.  Faktor resiko hipertensi yang dapat dimodifikasi 1.  Obesitas  Kegemukan.
Kelebihan  berat  badan  atau  obesitas  merupakan  faktor  resiko  dari beberapa penyakit degeneratif dan metabolik termasuk hipertensi. Obesitas dan
tekanan  darah  tinggi  sering  dikataken  dikatakan  berjalan  bersama –  sama.
Kategori Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
normal dibawah 130 mmhg
dibawah 85 mmhg normal tinggi
130 -139 mmhg 85 - 89 mmhg
hipertensi ringan 140 -159  mmhg
90 - 99 mmhg hipertensi sedang
160 -179 mmhg 100 -109 mmhg
hipertensi berat 180 - 209 mmhg
110-119 mmhg hipertensi
maligna 210 mmhg atau
lebih 120 mmhg atau
lebih
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Salah  satu  pertimbangan  utama  dalam  perawatan  tekanan  darah  tinggi  adalah pengurangan berat badan sampai ke tingkat normal. Rosmery, 2006
Pada individu yang obesitas banyak diketahui terjadinya retensi insulin. Akibat dari retensi insulin adalah diproduksinya insulin secara berlebihan eleh
sel  beta  pankreas,  sehingga  insulin  didalam  darah  menjadi  erlebihan
hiperinsulinemia
.  Hal  ini  akan  meningkatkan  tekanan  darah  dengan  cara menahan  pengeluaran  natrium  oleh  ginjal  da  meningkatkan  kadar  plasma
neropineprin. Rosmery, 2006 Kegemukan  merupakan  ciri  khas  populasi  hipertensi  dan  dibuktikan
bahwa  faktor  resiko  ini  mempunyai  keterkaitan  yang  erat  dengan  kejadian hipertensi dikemudian hari. Dari penyelidikan di buktikan bahwa curah jantung
dan  volume  sirkulasi  darah  pada  orang  yang  obesiatas  lebih  tinggi dibandingakan  dengan  orang  yang  mempunyai  berat  badan  normal.  Dalam
menentukan  seseorang  obesitas  atau  tidak  obesitas  dengan  menggunakan standart Indeks Massa Tubuh IMT dengan rumus:
Kemuadian skor yang diperoleh akan dikategorikan sebagai berikut:
IMT  20 :
Berat badan Kurang  kurus IMT 20
– 25  : Berat badan Normal  sehat
IMT 25 – 29  :
Berat badan lebih  gemuk IMT  30
: Berat badan sangat gemuk Obesitas
Pengamatan  Framingham  Study  selama  18  tahun  pengamatan menunjukkan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor yang penting dalam
kejadian  penyakit  kardiovasikuler,  terutama  kejadian  hipertensi.  Pada penelitian ini juga di tujukan bahwa prevalensi hipertensi adalah 10 kali lebih
Berat Badan Kg IMT  =
Tinggi badan m
2
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
besar  pada  kelompok  obesitas.  Dengan  penurunan  berat  badan  15    dari keadaan  obesitas  akan  menurunkan  sistol  10  ,  sedangkan  bila  berat  badan
meningkat  15    dari  berat  badan  normal  akan  menaikkan  sistol  sebanyak  18 . Rosmery, 2006
Pada  obesitas  atau  kelebihan  berat  badan    20  diatas  berat  badan normal  akan  mengalami  hipertensi  2  kali  lebih  beresiko  terhadap  komlikasi
hipertensi  dibandingkan  orang  dengan  berat  badan  normal.  Beberapa mekanisme yang diduga berperan dalam meningkatkan tekanan darah adalah :
a. Peningkatan  intake  kalori,  protein  dan  karbohidrat  akan  meningkatkan
katekolamin  plasma  dan  meningkatkan  sistem  saraf  simpatis.  Faktor  ini meningkatkan  retensi  natrium  pada  ginjal  dan  stimulasi  sistem  renin
angiotensi – aldrosteron.  Akibatnya akan terjadi peningkatan curah jantung
dan retensi perifer. b.
Intake kalori yang tinggi pada obesitas biasanya disertai dengan konsumsi natrium yang tinggi
c. Terjadinya Hypervolemia dan peningkatan curah jantung tanpa penurunan
dari retensi perifer d.
Peningkatan  intake  kalori  akan  meningkatkan  plasma  insulin  yang  yang merupakan  suatu  natriuretic  yang  kuat  menyebabkan  reabsorbsi  natrium
oleh  ginjal  dan  akibatnya  terjadi  peningkatan  tekanan  darah.  Rosmery, 2006
2.  Konsumsi Garam Yang Berlebihan
Garam  merupakan  hal  yang  sangat  netral  dalam  dalam  patofisiologi hipertensi.  Hiprtensi  hampir  tidak  pernah  ditemukan  pada  golongan  suku
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
bangsa  dengan  asupan  garam  minimal.  Apabila  asupan  garam  kurang  dari  5 ghari    sangat  kecil  kemungkinan  menyebabkan  hipertensi.  Sedangkan  pada
asupan  lebih  dari  5  ghari  akan  meningkatkan  tekanan  darah  15 –  20  .
Pengaruh  asupan  garam  terhadap  timbulnya  hipertensi  terjadi  melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekan darah.  keadaan ini akan
di  ikuti  oleh  peningkatan  ekskresi  kelebihan  garam  sehingga  akan  kembali pada keadaan hemodinamik yang normal. Rosmery, 2006
Beberapa  penelitian  menunjukkan  adanya  kaitan  antara  aspan  natrium yang berlebihan dengan  tekanan darah tinggi  pada beberapa individu.  Asupan
natrium  yang  meningkat  akan  menyebabkan  tubuh  menyerap  kembali  cairan, yang meningkatkan Volume darah disamping itu, garam yang berlebihan dapat
mengecilkan  diameter  arteri  sehingga  jantung  akan  memompa  lebih  keras untuk  mendorong  volume  darah  yang  meningkat  melalui  ruang  yang  semakin
sempit  sehingga  menyebabkan  hipertensi.  Peranan  natrium  dapal  patogenesis hipertensi telah lama diketahui. Pada populasi dengan konsumsi garam natrium
yang  lebih  tinggi  tekanan  darahnya  meningkat  lebih  cepat  dengan meningkatnya umur dan hipertensi lebih banyak ditemukan. Rosmery, 2006
3.  Konsumsi Tembakau Perokok Dan Kopi
Rokok  mengandung  nikotin  sebagai  penyebab  ketergantungan  yang akan  merangsang  jantung,  saraf,  otak  dan  bagian  tubuh  lainnya  sehingga
bekerja  tidak  normal,  nikotin  juga  merangsang  pelepasan  adrenalin  sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi jantung.
Merokok  memberi  efek  berupa  pelepasan  hormon  pertumbuhan,  serta meningkatkan asam lemak bebas,  gliserol dan laktat yang dapat menyebabkan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
peningkatan  retensi  insulin  dan  hiperinsulinemia  yang  pada  akhirnya menyebabkan  kelainan  jantung,  pembuluh  darah  dan  tekanan  darah  serta
meningkatkan resiko penyakit jantung. Umumnya fokos penelitian dari efek rokok terhadap kejadian hipertensi
ditujukan  peranan  nikotin  dan  CO.  Kedua  bahan  in  selain  meningkatkan kebutuhan  oksigen  miokard.  Selain  menyebabkan  ketagihan  merokok,  juga
akan  mengganggu  sitem  endokrin    pelepasan  Adrenalin,  sehingga meningkatkan  frekuensi  detak  jantung,  tekan  darah,  kebutuhan  okasigen
meningkat,  serta  menyebabkan  gangguan  irama  detak  jantung.  Selanjutnya nikotin  juga  dapat  menyebabkan  adhesi  trombisit  ke  dinbing  pembuluh  darah
sehingga menghambat aliran darah. Rosmery, 2006 Dari hasil penelitian Rosmery 2006,  yng mengkaji determinan faktor
penyebab  hipertensi    menyimpulkan  bahwa  ada  hubungan  merokok  dengan kejadian hipertensi, dimana merokok Rata
– rata 10 batang pak perhari  selama setahun  mempunyai  peluang  7  kali  menderita  hipertensi  dibandingkan  orang
yang tidak merokok. Jika seseorang yang menghisap rokok, denyut jantungnya akan meningkat  30  setelah 10 menit,  kemudian sistolik akan meningkat  10
dan di ikuti dengan peningkatan diastolik sebesar 7 . Selain rokok, kopi juga berakibat buruk bagi penderita hipertensi. Kopi
mengandung  kafein  yang  meningkatkan  debar  jantung  dan  naiknya  tekanan darah.  Konsumsi  bubuk  kopi  2
–  3  sendok  teh    akan  meningkatkan  tekanan darah  5
–  15  mmHg  dalam  waktu  15  menit.  Peningkatan  tekanan  darah  ini bertahan  sampai  2  jam.    Jumlah  kafein  yang  dikonsumsi  yang  bersamaan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dengan  lama  mengkonsumsi  akan  mempercepat  efek  peningktan  tekan  darah dan peningkatan tekanan darah akan semakin lama bahkan permanen.
Dari  hasil  penelitian  Saifulah  2007  yang  menganalisa  pengaruh minum kopi terhadap kejadian hipertensi menyimpulkan meminum bubuk kopi
lebih  dari  2  sendok  teh    per  hari  mempunyai  resiko  menderita  komplikasi hipertensi  4  kali  lebih  besar  dibandingkan  dengan  orang  yang  tidak  minum
kopi atau yang minum bubuk kopi tidak lebih dari 2 sendok teh.
4.  Mengkonsumsi Alkohol
Alkohol  juga  sering  dihubungka  dengan  hipertensi.    Orang –  orang
yang  meminum  alkohol  terlalu  sering  dan  terlalu  banyak  akan  memiliki tekanan  darah  lebih  tinggi  dari  pada  orang  tidak  meminum  atau  meminum
sedikit. Menurut Hendra Budiman 1993, pada penelitian epidemiologi dengan
pendekatan  cross  sectional,  rata –  rata  tekanan  darah  akan  meningkat  bila
intake  alkohol  diatas  2  gelas  perhari.  Alkohohol  menyebabkan  gangguan metabolisme  karbohidrat  sehingga  dapat  menyebabkan  peningkatan  tekan
darah  dan  mengacu  pada  timbulnya  trombosis,  serta  meningkatkan  sintesis katekolamin  yang  dalam  jumlah  besar  akan  mengakibatkan  kenaikan  tekanan
darah.  selanjutnya  pada  penimum  alkohol  dengan  frekensi  lebih  dalam  waktu lebih dari 3 bulan akan menyebabkan defesiensi piridoksin vitamin B6 dalam
jumlah yang besar yang akan mengakibatkan tekanan darah. Dari hasil penelitian Rosmery 2006, yang mengkaji determinan faktor
penyebab  hipertensi    menyimpulkan  bahwa  ada  hubungan  konsumsi  alkohol denga kejadian hipertensi, dimana meminum alkohol pada tingkat rata
– rata 15
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sebanyak  2 gelas  atau lebih  mempunyai resiko 4 kali menderia komplikasi hipertensi  hipertensi    dibandingkan  orang  yang  tidak  meminum  alkohol  atau
yang minum kurang 1 gelas perhari.
5.  Kurang Olah raga
Dari studi epidemiologi secara experimen yang dilakukan oleh Effendi 2004  membuktikan  bahwa  dengan  melakukan  latihan  yang  meningkatkan
kesegaran  jasmani  dapat  memberikan  efek  penurunan  tekanan  darah  yang signifikan. Selain itu olah raga di tujukan untuk menurunkan berat badan bagi
yang  obesitas,  mengndalikan  stress,  meningkatkan  kesehagaran  tubuh  dan memperlancar  sirkulasi  darah.  oleh  raga  secara  teratur  dapat  menghilangkan
endapan kolesterol pada pembuluh darah. Menurut  Rosmery  2006,  yang  menganalisa  kaitan  olah  raga  dengan
kejadian  hipertensi  menyimpulkan  bahwa  orang  yang  jarang      3  kali minggu  atau  tidak  pernah,  beresiko  3  kali  terkena  hipertensi  dibandingkan
dengan orang yang berolah raga secara rutin  3 kali  minggu Olah  raga  ternyata  juga  dihubungkan  dengan  pengobatan  hpertensi.
Melalui olah raga yang isotonik yang teratur  aktifitas aerobik 30 – 45 menit
dengan frekuensi 3 – 4 kali  minggu akan menurunkan tekanan darah sebanyak
10 mmHg pada sistolik dan diastolik. Latihan yang diberikan ditunjukkan untuk meningkatkan daya tahan endurane
dan  tidak  boleh  menambah  peningkatan  tekanan  pressure.  Sehingga  bentuk latihan  yang  paling  tepat  adalah  jalan  kaki,  bersepeda,  senam  dan  berenang
atau  olahraga  erobik,  sedangkan  Olahraga  yang  bersifat  kompetisi  tidak
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
diperbolehkan. Olahraga yang bersifat kompetisi akan memacu emosi sehingga akan  mempercepat  peningkatan  tekanan  darah.  Dengan  demikian  meskipun
bentuk  olagraganya  bertujuan  meningkatkan  daya  tahan  bulu  tangkis,  tenis, sepak  bola  dll.  tetapi  bila  dilakukan  dalam  rangka  pertandingan  maka
sebaiknya  dihindari.    Akan  tetapi  ada  kalanya  oah  raga  ini  dilakukan  tidak bersifat kompetisi maka dapat dilakukan sesuai proporsinya. Efendi, 2004
Selanjutnya  olahraga  peningkatan  kekuatan  tidak  diperbolehkan. Olahraga  kekuatan  yang  bertujuan  meningkatkan  besar  otot,  sepertri  angkat
berat  dan  sejenisnya  tidak  diperkenankan.  Olahraga  ini  akan  menyebabkan peningkatan tekanan darah secara mendadak dan melonjak. Efendi, 2004
6.  Faktor stress
Menurut sumitro 1999 dalam Efendi 2004 Hubungan  stress dengan hipertensi  melalui  syaraf  para  simpatis,  dalam  kondisi    stress  maka  adrenalin
dan  kortisol  masuk  kealiran  darah,  sehingga  menyebabkan  kenaikan  tekanan darah  agar  tubuh  siap  bereaksi.  Stres  adalah  respon  terhadap  setiap  keadaan
yang  mengancam  kesehatan  jasmani  ataupun  emosional.  Bila  seseorang  terus menerus dalam keadaan ini maka tekanan darah akan selalu meningkat. Tanda
–  tanda  stess  antara  lain  :  denyut  jantung  meningkat,  kekakuan  pada  otot, terutama  leher  dan  bahu,  sulit  tidur,  konsentrasi  menurun,  nafas  pendek,
gelisah,  tremor,  berkeringat,  penglihatan  kabur,  konsentarsi  menurun  dan kurang mampu menyelesaikan masalah.
Dari  hasil  penelitian  Medicall  Collage  menemukan  bahwa  penyebab stress  terbesar  bertasal  dari  pekerjaan  rutinitas,  bila  terjadi  kejenuhan  dengan
situasi pekerjaan maka akan beresiko meningkatnya tekanan darah 3 kali lebih
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
besar.  Dalam  mengendalikan  stres  banyak  cara  yang  dapat  dilakukan  dengan berbagai  cara  relaksasi  seperti,  melancong,  meditasi,  yoga  atau  hipnotis
termasuk  mendengarkan  penyuluhan –  penyuluhan  yang  menyangkut
hipertensi  akan  dapat  mengontrol  sistem  saraf  yang  akhirnya  dapat menurunkan tekanan darah. Efendi, 2004.
7.  Mengkonsumsi  Obat  Penambah  Stamina  dan  minuman  penambah stamina.
Obat  penambah  stamina    obat  kuat  dapat  memperburuk  hipertensi dimana berkaitan dengan kombinasi obat
– obat yang sesuai atau tidak dengan hipertensi. Dalam komposisi seara umum dalam obat penambah stamina  obat
kuat dan  minuman penambah stamina cenderung di kombinasikan dengan zat senyawa nikotinamida, yang ditujukan untuk respirasi jaringan tetapi efek yang
ditimbulkan  adalah  ekskresi  adrenalin  selanjutnya  akan  mempengaruhi  detak jantung  semakin  cepat  sehingga  dapat  menaikkan  tekanan  darah.    Suryati,
2005
8.   Konsumsi Daging Yang Berlebihan
Mengkonsumsi  daging  berlebih  berakibat  meningkatnya  kolesterol. Kadar  kolesterol  yang  tinggi  dapat  mengakibatkan  teradinya  endapan
kolesterol  pada  dindng  pembulih  darah  ang  akan  mempersempit  diameteri pembuluh  darah  sehingga  akan  mempengaruhi  jantung    memompa  darah
menjadi  lebih  kuat  dan  mengakibakan  peningkatan  tekanan  darah.  Efendi, 2004
Menurut  Rosmery  2006  yang  menganalisa  determinan  faktor  resiko terhadap  kejadian  hipertensi  menyimpulkan  bahwa  ada  hubungan  antara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
konsumsi daging dengan kejadian hipertensi, dimana pada perbandingan orang yang  mengkonsumsi  daging  rata
–  rata    2  kali  seminggu  akan  beresiko terhadap  peningkatan  tekanan  darah  sebanyak  19  kali  dibandingkan  dengan
orang yang tidak mengkonsumi daging atau mengkonsumsi  2 kali seminggu. Resiko  bersumber  dari  kandungan  kolesterol  dalam  daging.  Kolesterol  adalah
zat  lemak  yang  beredar  dalam  darah,  dalam  keadaan  normal  kolesterol merupakan  zat  yang  diperlukan  oleh  tubuh  akan  tetapi,  jika  kadarnya  sudah
berlebih  didalam  tubuh  akan  menimbulkan  masalah  kesehatan  terutama  pada pembuluh darah dan otak. Kolesterol berlebihan akan diendapkan pada dinding
pembuluh  darah.  Yang  endapannya  akan  membentuk  bekuan  yang  dapat mempersempit  pembuluh  darah  dan  bahkan  menyumbat  sehingga  dapat
memberi dampak berupa peningkatan tekanan darah.
9.  Kurang Mengkonsumsi Sayur dan Buah
Sayur dan buah banyak mengandung air serat dan senyawa anti oksidan
ß  carotene
,
licopene
,
chlorophyl
,  vitamin  C,  yang  mampu  meredam  kenaikan tekanan darah.
Buah – buahan yang merupakan sumber vitamin C antara lain
jeruk,  pepaya,  jambu  biji  lokal,  mangga,  nanas,  belimbing  manis,  rambuan, sirsak, srikaya, kiwi.  Beberapa sayuran seperti  kol,  kol  merah,  paprika, cabai,
merupakan sumber vitamin C. Yang tidak kalah penting adalah tempe, enzim protease yang dihasilkan
ragi  selama  pemeraman  kedelai  akan  menguraikan  protein  kedelai  menjadi asam
– asam amino. Sebagian dari asam – asam amino tersebut 5 – 10 asam amino  bekerjasama  menghambat  kerja
Angiotensin-1  Converting  Enzyme
ACE, yang merupakan sumber pemicu naiknya tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Disamping  sayur  dan  buah,    dari  penelitian  yang  dirangkum  dalam Effendy  2004  ada  beberaa  bumbu  dapaur  yang  justru  telah  teruji  dapat
menekan resiko peningkatan tekanan darah antara lain : Tomat, seledri, bawang putih,  bawang  merah  dan  bawang  bombay,  kunyit,  lada  hitam,  kumangi  dan
adas.
2.7.6.2.  Faktor Yang Tidak Dapat Dimodifikasi 1.
Faktor Keturunan
Keturunan mempengaruhi  70 – 80  penderita hipertensi, akan tetapi
hal tersebut bukan hal mutlak terjadi karena faktor keturunan sendiri tidak apat berdiri  sendiri  jika  tidak  bersamaan  dengan  faktor  resiko  lainnya  seperti
merokok, kegemukan, kurang olah raga, asupan garam natrium berlebihan dan lain sebagainya.  Suryati, 2005
2. Umur
Pendeita hipertensi esensial sebagian besar timbul pada uasia diatas 35 Tahun  dan  hanya  20    yang  berada  dibawah  usia  35  tahun,  prevalensi
hipertensi  umumnya  dijumpai  pada  usia  40  tahun,  dan  kemungkinan mendapat  komplikasi  pembuluh  darah  otak  6
–  10  kali  lebih  besar dibandingakan usia 50 Tahun.  Suryati, 2005
3. Jenis Kelamin
Prevalensi  penderita  hipertensi  lebih  sering  di  temukan  pada  pria  dari pada  wanita,  hal  ini  disebabkan  pada  umumnya  yang  bekerja  adalah  pria  dan
pada asaat menghadapi masalah pria cenderung emosi dan mencari jalan pintas seperti merokok, mabuk
– mabuk minum alkohol, dan pola makan yang tidak baik  sehingga  tekanan  darah  meningkat.    Sedangkan  pada  wanita  dalam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mengatasi  maslah stress, masih  dapat  mengatasinya  dengan tenang dan stabil. Tetapi tekanan darah cenderung meningkat pada wanita setelah menopuse, hal
ini disebabkan oleh faktor psikologis adan sistem endokrin. Namun  ketiga  faktor  resiko  keturunan,  umur  dan  jenis  kelamin  bukan
hal mutlak beresiko terhadap kejadian hipertensi  jika tidak bersamaan dengan faktor  resiko  lainnya  seperti  merokok,  kegemukan,  kurang  olah  raga,  asupan
garam natrium berlebihan dan lain sebagainya. Suryati, 2005
2.7.7. Komplikasi Hipertensi