Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin meneliti lebih tentang perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan
komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi.
1.2. Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu
“ belum dikatahuinya perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi
tahun 2010 “.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Pengetahuan penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010
2. Untuk mengetahui sikap penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010
3. Untuk mengetahui tindakan penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bentuk umpan balik dari program penangulangan hipertensi di
Puskesmas Berastagi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Karo dalam merencanakan
merencanakan program penanggulangan hipertensi dimasa yang akan datang
3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah kegitan atau aktivitas organisme mahluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua mahluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan, hewan sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing – masing.
Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia iu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas antara lain berbicara, berjalan menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.Notoatmojo, 2003
2.2. Ruang lingkup Perilaku
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai runag linngkup yang sangat luas. Menurut Benjamin Bloom 1908 dalam Notoatmojo 2005
bahwa perilaku dibagi dalam 3 domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan .
2.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan
terhadap suatu
objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Notoatmodjo, 2003
Pengetahuan manusia banyak digunakan untuk kebutuhan sehari – hari,
terutama pengetahuan umum sangat bermanfaat untuk keperluan hidup manusia sehari
– hari. Pengetahuan ini diperlukan dalam rumah tangga, pertanian, kesehatan dan sebagainya. Setiap orang akan mempergunakan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pengetahuan namun tidak tahu benar akan seluk beluk pengetahuan itu. Manusia berani bertindak tidak hanya berguna secara kebetulan melainkan
demikian mutlaknya sehingga tidak ragu – ragu lagi. Jadi pengetahuan yang
digunakan orang untuk hidupmnya sehari – hari adalah pengetahuan umum.
Dalam domain kogitif pengetahuan dicakup kedalam 6 enam tingkatan yaitu :
1.
Tahu
Know
Tahu
know
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali
recall
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Ole
h sebab itu ’tahu’ merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat
diukur dari kemampuan seseorang yang menyebutkanya. Menguraikan, mendefenisikan dan sebagainya.
2.
Memahami
comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi
secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaska, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari 3.
Aplikasi
aplication
Aplikasi diartikan sebabagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
diartikan sebagai hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi lain. 4.
Analisis
analysis
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen
– komponen tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya. 5.
Sintetis
synthetis
Intetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
– bagian dalam keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah sutu kemampuan untuk menyusun formulasi dari formulasi
– formulasi yang telah ada. 6.
Evaluasi
evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atai penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
– penilaian ini berdasarkan suatu kreteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kreteria
– kreteria yang telah ada. Dari semua unsur pengetahuan tersebut terisi dalam akal dan jiwa
manusia secara individu yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Dilingkungan ada bermacam
– macam hal yang dialami individu melalui penerimaan panca inderanya, serta alat penerimaan atau reseptor. Hal
– hal yang dialami tersebut masuk kedalam sel
– sel otaknya sehingga menjadi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
bermacam – macam proses seperti fisik, fisiologis dan psikologis kemuadian
dipancarkan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang suatu objek secara sabjektif oleh masing
– masing idividu. Faktor
– faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberkn oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin
tingi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang mereka miliki.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan
dapat menjadikan
seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis mental, dimana aspek psikologis ini taraf berpikir
seseorang semakin matang dan dewasa.
4. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan sesorang untuk mencoba menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh penetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman
mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan agi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara sabjektif.
6. Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membant mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Wahid
dkk, 2007
2.2.2. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon sseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari
– hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktifitas tapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Wahid dkk, 2007
Sikap menentukan jenis tingkah laku dalam hubungannya dengan rangsangan yang relevan, individu lain atau fenomena
– fenomena. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal tapi tidak semua faktor
internal adalah sikap. Adapun ciri
– ciri sikap adalah sebagai berikut:
1.
Sikap itu dipelajari
learnability
Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif – motif
psikologi lainnya, misalnya : lapar, haus, nyeri adalah motif psikologis yang tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan eropa adalah sikap.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Beberapa sikap dipelajari tidak disengaja atau tanpa kesadaran sebagai individu..
2.
Memiliki kesetabilan
stability
Sikap yang bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman. Misalnya pengalaman terhadap suka atau tidak
suka terhadap warna tertentu spesifik yang sifatnya berulang – ulang.
3. Personal Societal Significance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang
lain menyenangkan, terbuka dan hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya dan dia akan merasa bebas dan nyaman.
4.
Berisi
Kognitif dan effecty
Komponen kognitif dari sikap adalah berisi informasi yang aktual, misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan
5. Approach
–
avoidence directionality
Bila seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi terhadap sesuatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila
seseorang memiliki sikap yang susah beradaptasi maka mereka akan menghindarinya. Ahmadi, 1999
Selanjutnya ciri – ciri sikap menurut WHO adalah sebagai berikut :
1. Pemikiran dan perasaan
thoughts and feeling,
hasil pemikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan
– pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, dan merupakan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
modal untuk bertindak dengan pertimbangan untung – rugi, manfaat serta
sumberdaya yang tersedia. 2.
Adanya orang lain yang menjadi acuan
personnal references
merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan
– pertimbangan individu 3.
Sumber daya
resurces
yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan
pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut. 4.
Sosial budaya
culture
berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir seseorang untuk bersikap terhadap objek stimulus tertentu.
Notoatmojo,2005 Fungsi tugas sikap dibagi empat golongan yaitu :
1. Sebagai Alat Menyesuaikan Diri.
Sikap adalah sesuatu yang bersifat
communicable
yang artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga menjadi mudah pula menjadi milik bersama.
Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok lain.
2. Sebagai Pengatur Tingkah Laku.
Pertimbangan antara perangsang dan reaksi pada orang dewasa dan yang sudah lanjut usianya tidak ada perangsang itu. Pada umumnya tidak diberi
perangsang secara sepontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang
– perangsang itu. 3.
Sebagai alat Pengatur Pengalaman – Pengalaman.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Manusia didalam menerima pengalaman – pengalaman dari luar sikapnya
tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua yang bersasal dari luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi menusia memilih mana yang
perlu dilayani dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberi penilaian lalu dipilih.
4. Sebagai Pernyataan Kepribadian
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karna itu
dengan melihat sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Ahmadi, 1991
Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : 1.
Menerima
Receiving
diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Merespon
Responding
diartikan sebagai memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas pekerjaan itu
benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. 3.
Menghargai
Valuing
diartikan sebagai mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan suatu masalah, merupakan indikasi
sikap tingkat ini. 4.
Bertanggung jawab
Responsible
adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan
sikap yang paling tinggi. Notoatmojo, 2003
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek
2.2.3. Tindakan Practice
Secara logis, sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis.
Suatu sikap belum tentu mewujudkan tindakan. Untuk terwujutnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung support atau suatu
kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan dari berbagai pihak. Notoatmojo, 2003
Selanjutnya Tindakan terdiri dari berbagai tingkatan menurut kualitasnya, yakni:
1. Persepsi
Perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin
Guide Response
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.
3.
Mekanisme
mechanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara atomatis, atau sesuatu itu sudah merupaka kebiasaan.
4.
Adaptasi
adaptation
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Adalah praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
mewawancarai terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan beberapa
jam, hari, minggu atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden. Notoatmojo, 2003
2.3. Prubahan Perilaku
Menurut WHO yang Dikutip oleh Notoatmojo 2005, perubahan peilaku dikelompokkan menjadai 2 bagian yaitu :
1. Perubahan Alamiah
Natural Change
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kajadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu
perubahan lingkunga fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota –
anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan.
2. Perubahan Terencana
Planned Change
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek. Didalam melakukan perubahan perilaku yang telah direncanakan
dipengaruhi oleh kesediaan individu untuk berubah, misalnya apabila terjadi suatu inovasi atau program
– program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagai sangat cepat untuk mengerima inovasi
atau perubahan tersebut dan sebagian orang lagi sangat lambat menerima inovasi atau perubahan tersebut. Notoatmodjo, 2003
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4. Teori Perubahan Perilaku