75 Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan. Siapapun responden yang
bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan elemen-elemen sampel penelitian Hamid, 2012:27.
Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah membeli dan memiliki mobil Suzuki Swift. Sampel yang akan dipilih oleh
penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para anggota Swift Club Indonesia SCI. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel
disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono 2007:74, bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 39
sampel.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Data Primer Primary Data Data primer menurut Daniel dan Gates 2001:81 adalah data survei,
pengamatan, atau eksperimen yang dikumpulkan untuk memecahkan
76 masalah tertentu yang sedang diselidiki. Dalam penelitian ini, data primer
yang digunakan adalah penyebaran kuesioner kepada responden. 2. Data Sekunder Secondary Data
Data sekunder menurut Daniel dan Gates 2001:81 adalah jenis data mencakup informasi yang telah dikumpulkan dan hanya mungkin relevan
dengan permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur,
buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya.
D. Metode Analisis Data
Pengukuran tingkat kepentingan atas unsur word of mouth, produk, harga, promosi, saluran distribusi, dan citra merek terhadap keputussan
pembelian dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial Riduwan dan Kuncoro, 2008:20. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang telah
diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden Riduwan dan Kuncoro dalam
Bambang, 2008:69.
77 Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan mengahasilkan total skor
bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrumen di bawah ini:
SS = Sangat setuju
diberi skor 5 S
= Setuju diberi skor 4
R = Ragu-ragu
diberi skor 3 TS
= Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara
cermat tentang variabel yang diukur Ghozali, 2005:45. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan minimal korelasi 0,30. Artinya suatu item dianggap valid jika
skor total lebih besar dari 0,30 Duwi Priyatno, 2010:90.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
78 pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali,
2005:42. Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel
dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih besar dari 0,60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Nunnally dalam Ghozali, 2005:42.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara,
diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal probability plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada
sumbu diagonal dari grafik. Jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola
distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data titik menyebar menjauh dari garis
diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas Ghozali, 2005:10.
79
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adakah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut: 1. Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya
korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya
efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
80 independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Setiap peneliti
harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas
0,95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-
variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi Ghozali, 2005:91.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data
crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini
81 menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan
besar. Salah
satu cara
untuk mendeteksi
ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya
yang telah di-studentized. Dengan analsiis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang,
melebar kemudian menyempit, maka mnegindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan
untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas Nugroho, 2005:43.
Rumus regresi linier berganda:
82 Bhuono Agung Nugroho, 2005:43
Dimana: Y
= Keputusan pembelian a
= Harga Y bila X = 0 harga konstan b
1
= Koefisien regresi word of mouth X
1
= Word of mouth b
2
= Koefisien regresi produk X
2
= Produk b
3
= Koefisien regresi harga X
3
= Harga b
4
= Koefisien regresi promosi X
4
= Promosi b
5
= Koefisien regresi saluran distribusi X
5
= Saluran distribusi b
6
= Koefisien regresi citra merek X
6
= Citra merek e
= Standar error
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ e
83
4. Koefisien Korelasi R
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan
fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen Ghozali, 2012:96.
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 0,1000
Sangat Kuat
5. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatisatu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen yang
dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R
2
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
84 secara signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu, banyak
peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R
2
pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R
2
, nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model Ghozali, 2005:45.
6. Uji Hipotesis
a. Uji t Uji Parsial
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2005:84. Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak two
tails ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung, berada pada daerah penerimaan Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t htung lebih kecil atau sama dengan ≤ dari harga tabel maka Ho diterima. Harga t hitung
adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat + atau -nya Sugiyono, 2010:7.
b. Uji F Uji Simultan
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F
hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih
85 besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2005:84.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007:59. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas independent variable adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat dependent variable Sugiyono, 2007:59. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah word of mouth X
1
, produk X
2
, harga X
3
promosi X
4
, saluran distribusi X
5
, dan citra merek X
6
. 2. Variabel terikat dependent variable merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2007:59. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan
pembelian Y.
86
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel
Sub Variabel Indikator
Skala
1.
Word of mouth X
1
Basel et. al dalam Dion
Dewa Barata 2005:27
dan Tom J. Brown
Peter A. Dacin dalam
Surya Sutriono 2008:31
1. Persepsi risiko
2. Pengetahuan
konsumen 3. Kepuasan
4. Insentif 5. Opinion
leader a. Risiko finansial
b. Risiko kinerja a. Pengalaman sehubungan
dengan produk b. Informasi yang dimiliki
a. Fitur spesifik dari produk b. Persepsi terhadap kualitas
a. Materi b. Non materi
a. Networking b. Kredibilitas
Ordinal
2. 3.
4. 5.
Produk X
2
Harga X
3
Promosi X
4
Saluran Distribusi
X
5
Kotler Armstrong
2008:57 a. Keragaman produk
b. Kualitas c. Desain
d. Fitur
a. Daftar harga b. Potongan harga
c. Kredit a. Periklanan
b. Promosi penjualan c. Penjualan personal
d. Hubungan masyarakat a. Lokasi pembelian
b. Persediaan Ordinal
87
Tabel 3.1 Lanjutan No.
Variabel Sub Variabel
Indikator Skala
6. Citra merek
X
6
Keller 2008:56
1. Strengthness kekuatan
2. Uniqueness keunikan
3. Favorable kesukaan
a. Penampilan fisik produk b. Produk memiliki kualitas
yang baik c. Harga produk lebih murah
dibanding produk sejenis lainnya
a. Fitur produk menarik b. Menawarkan berbagai
variasi produk c. Memiliki nama yang unik
a. Merek mudah diucapkan b. Merek mudah diingat
c. Merek mudah dikenal Ordinal
7. Keputusan
pembelian Y Kotler dan
Keller 2007:235
1. Pengenalan masalah
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi
alternatif 4. Keputusan
pembelian 5. Perilaku
pasca pembelian
a. Identifikasi kebutuhan a. Informasi dari sumber
pribadi: keluarga, teman, dan tetangga
b. Informasi dari sumber komersial: iklan dan
wiraniaga a. Membandingkan dengan
produk lain a. Keputusan memilih
produk a. Merasakan kepuasan
b. Merekomendasikan
produk kepada orang lain Ordinal
88
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Sejarah Singkat Suzuki Swift
Suzuki Swift pertama kali diluncurkan secara resmi di Indonesia pada tanggal 18 November 2005. Didatangkan secara CBU completely built up
dari Jepang, mobil ini mampu mencuri perhatian dan memberikan alternatif pilihan yang menyegarkan di kelas mobil kompak 1500 cc. Oleh Suzuki
Indonesia, Swift yang pertama ini diberi kode GX dan tersedia dalam dua pilihan transmisi, 5-speed manual dan 4-speed automatic.
Memasuki pertengahan tahun 2006, tepatnya pada tanggal 1 Juni, Suzuki Indonesia meluncurkan varian baru yang diberi kode GL. Masih dalam
bentuk CBU, perbedaan antara Swift GX dan GL adalah pada grill depan dan kontrol audio di lingkar kemudi. Pada Swift GL, grill depan bermotif sarang
lebah dan kontrol audio hanya terdapat pada satu sisi lingkar kemudi, yaitu di sisi kiri. Pada Swift GX, kontrol audio terdapat pada kedua sisi. Selain itu,
Swift GL tersedia dalam dua pilihan warna baru, yaitu orange dan gray metallic. Tetapi perbedaan yang cukup mencolok adalah pada harga. Swift GL
justru dijual lebih murah daripada Swift GX, yang memperkuat daya saing Swift di pasaran. Banyak pihak yang mempertanyakan penurunan harga ini
dan mengira bahwa Swift GL tidak lagi didatangkan secara CBU dari Jepang