Pengukuran Word of Mouth WOM

21

c. Pengukuran Word of Mouth WOM

Mengacu pada konsep yang telah diterapkan Basel et. al. dalam Dion Dewa Barata 2005:27, terdapat dua variabel dari word of mouth, yaitu persepsi risiko dan pengetahuan konsumen. Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Surya Sutriono 2008:31 yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Dacin terdapat tiga variabel, yaitu kepuasan, insentif, dan opinion leader. 1. Persepsi Risiko Word of mouth dapat mempengaruhi seseorang untuk mempersepsikan nilai suatu produk ataupun persepsi risiko yang akan timbul apabila mengkonsumsi produk tersebut. Persepsi risiko menjadi salah satu komponen penting dalam pemrosesan informasi yang dilakukan konsumen. Apabila informasi yang diperoleh melalui Word of mouth bersifat negatif, bukan tidak mungkin pemrosesan informasi juga akan menghasilkan tingkat persepsi resiko yang semakin tinggi Rini, 2011:3. Menurut Dion Dewa 2005:27 dalam proses pemasaran, konsumen selalu dihadapkan dengan adanya risiko dalam setiap pengambilan keputusannya. Menurut Mowen dan Minor 2002:89 menyatakan, persepsi risiko dipahami sebagai kemungkinan konsumen mengalami konsekuensi negatif dengan menggunakan produk dan jasa. 22 Menurut Trocchia dalam Suhartomo 2010:29, ada enam dimensi persepsi risiko, yaitu: a. Risiko finansial, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai dengan harganya. b. Risiko kinerja, adalah persepsi bahwa produk tidak akan memiliki kinerja seperti yang diharapkan. c. Risiko waktu, adalah persepsi bahwa waktu yang dikeluarkan untuk mencari produk akan sia-sia ketika produk berkinerja tidak seperti yang diharapkan. d. Risiko fisik, adalah persepsi bahwa produk akan membahayakan atau mengancam keselamatan konsumen atau orang lain. e. Risiko psikologis, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai dengan gambaran atau konsep diri konsumen. f. Risiko sosial, adalah persepsi bahwa produk yang tidak baik akan mempermalukan konsumen. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengunakan dua dimensi persepsi risiko yaitu risiko finansial dan risiko kinerja. Hal ini dikerenakan dalam penelitian ini menggunakan objek mobil Suzuki Swift, dimana mobil adalah barang mewah yang proses pembeliannya harus melakukan evaluasi yang panjang. Sehingga calon konsumen akan menghindari keempat risiko lainnya, yaitu risiko waktu, risiko fisik, risiko psikologis, risiko sosial. 23 2. Pengetahuan Konsumen Dengan adanya WOM menjadikan konsumen memiliki pengetahuan tentang produk yang akan dipilihnya. Jika konsumen mengetahui banyak tentang produk yang akan dipilihnya, maka risiko yang akan ia terima tentunya akan lebih sedikit daripada ia tidak memiliki pengetahuan tentang produk. Dalam Dion Dewa 2005:29, konsumen telah memiliki tingkat pengetahuan tentang produk yang ditawarkan sehingga akan mengabaikan lebih banyak informasi dari orang lain sebelum melakukan pembelian. Pengetahuan konsumen tentang produk juga memiliki pengaruh tidak hanya pada pencarian WOM secara aktif, namun juga pada persepsi konsumen terhadap resiko. Konsumen dengan sedikit pengetahuan tentang produk cenderung memiliki persepsi resiko yang lebih besar dan memperoleh manfaat yang lebih besar dari kegiatan mencari informasi melalui WOM. Dalam pengambilan keputusan, informasi yang dimiliki yang terbentuk menjadi pengetahuan konsumen dibutuhkan dalam menilai resiko dari semua alternatif produk yang akan dipilih, sehingga konsumen yang memiliki lebih banyak informasi akan mampu menilai pilihan produk yang akan dikonsumsinya yang memiliki resiko minimum dibandingkan dengan konsumen yang tidak memiliki cukup informasi. 24 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mishra, Umesh, dan Stem dalam Dion Dewa Barata 2005:30 ada tiga ukuran untuk mengukur tingkat pengetahuan konsumen, yaitu: a. Pengetahuan konsumen tentang produk, adalah pengetahuan konsumen yang mengetahui dengan benar apa yang ditawarkan oleh penyedia produk yang bersangkutan. b. Pengalaman konsumen yang berhubungan dengan produk, adalah pengetahuan konsumen tentang produk seperti apa yang diperolehnya ketika menggunakan produk tersebut. c. Informasi yang dimiliki konsumen tentang produk, adalah pengetahuan konsumen tentang produk bersangkutan yang ia peroleh dari sumber lain. 3. Kepuasan Kepuasan konsumen akan mempengaruhi keinginan konsumen tersebut untuk menyebarkan informasi mengenai produk atau jasa yang dikonsumsinya. Jika konsumen puas terhadap produk yang digunakanya maka secara naluriah konsumen tersebut akan bercerita kepada orang-orang disekitarnya mengenai kepuasannya dan menyebarkan word of mouth, baik yang positif maupun yang negatif di antara orang-orang tersebut. Perilaku word of mouth dapat dihubungkan dengan kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dengan pengalaman konsumsinya terdahulu. 25 Konsumen yang merasa puas setelah mengkonsumsi suatu produk pastinya akan menyebarkan word of mouth secara positif, sedangkan konsumen yang merasa tidak puas setelah mengkonsumsi suatu produk akan menyebarkan word of mouth secara negatif. Menurut Zeithaml 2003:85, kepuasan konsumen akan dipengaruhi oleh fitur spesifik dari produk dan persepsi terhadap kualitas. Kualitas produk pada dasarnya menggambarkan seberapa besar manfaat yang dirasakan konsumen sehingga dapat memenuhi harapan mereka. 4. Insentif Dalam komunikasi word of mouth, diperlukan adanya insentif untuk merangsang konsumen yang telah menggunakan suatu produk agar mau untuk menyebarkan kepada orang lain. Insentif yang diberikan harus kreatif walaupun dapat juga dalam bentuk berupa uang. Erida 2009:2, menerangkan bahwa insentif, baik yang berupa moneter maupun non moneter dapat mengurangi perilaku negative word of mouth dan memperkuat positive word of mouth. Apabila dikaitkan dengan kepuasan konsumen, insentif dianggap sebagai katalisator untuk meningkatkan perilaku WOM dari konsumn yang puas serta meredam WOM negatif dari konsumen yang merasa tidak puas atas produk yang dikonsumsinya Erida, 2009:3. 26 5. Opinion Leader James Widyaharsana 2009:44 berpendapat, opinion leader merupakan konsumen yang secara berkala mempengaruhi pandangan, sikap, dan perilaku orang lain. Selanjutnya, James Widyaharsana memberikan penjelasan mengenai peran-peran yang dilakukan oleh opinion leader, diantaranya: a. Mereka memberikan rangsangan kepada konsumen lain, sehingga konsumen menjadi sadar akan adanya kebutuhan yang selama ini tidak disadarinya. b. Mereka memberikan informasi ke konsumen lain mengenai suatu produk. Dalam banyak kasus, konsumen lebih cenderung mempercayai pihak ketiga daripada promosi yang dilakukan oleh pihak pertama. c. Mereka memberikan saran yang memudahkan konsumen memilih produk yang terbaik dari banyak pilihan yang ada. Saran ini berguna dalam membantu konsumen mempersingkat proses evaluasi pilihan secara signifikan. d. Mereka memberikan umpan balik yang dipercaya oleh konsumen lainnya. Keahlian dan kredibilitas dari para opinion leader ini kadang dapat mempengaruhi konsumen lain dalam menentukan suatu produk. 27 Selanjutnya, James Widyaharsana 2009:52 menerangkan bahwa opinion leader yang baik harus memiliki dua syarat utama sehingga mereka berperan besar dalam proses WOM, diantaranya: a. Networking Mereka harus memiliki jaringan yang luas. Jumlah pendengar yang banyak akan memperbesar peluang orang mendengarkan informasi dari seorang opinion leader. b. Kredibilitas Selain jaringan yang luas, para opinion leader ini harus memiliki kredibilitas. Kredibilitas adalah kualitas, kapadilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Ada dua faktor yang membuat seseorang memiliki kredibilitas, yaitu kejujuran dan kemampuan atau keahlian. Seseorang yang tidak dianggap memiliki keahlian tidak akan didengarkan pendapatnya. Lebih jauh, seorang ahli yang tidak dianggap jujur juga tidak akan dapat mempengaruhi orang lain.

4. Marketing Mix Bauran Pemasaran

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Sunlight Cair Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan

26 311 107

Analisis pengaruh promotional mix dan pengaruh word of mouth terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk asuransi jiwa

1 15 135

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)

6 44 162

The Analysis of Influence Product Differentiation, Image Differentiation and Word of Mouth to Purchase Decision "Maichi" (Study Case: Consumer of Maichi Around UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 4 131

Pengaruh Social Consumption Motivation Dan Materialisme Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mobil Suzuki New Swift Bandung

0 9 53

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Sereal Sarapan Nestle Koko Krunch (Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko Krunch di Wilayah Jakarta Selatan)

7 42 180

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Diferensiasi Produk, Word Of Mouth, dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Smartphone Merek Xiaomi Di Wilayah Tangerang Selatan

4 43 170

Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word Of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)

0 17 203

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK, TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Analisis Pengaruh Word Of Mouth, Kualitas Produk, Dan Citra Merek, Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Sepeda Motor Yamaha di Surakarta).

0 2 12

PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PD. SUZUKI TALAGA

0 0 12