UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penyimpangan yang kecil selama percobaan akan mengakibatkan kesalahan yang kecil dalam pengukuran. Jika pemilihan panjang gelombang memiliki spektrum
perubahan besar pada nilai absorbansi saat panjang gelombang sempit, maka apabila terjadi penyimpangan kecil pada cahaya yang masuk akan mengakibatkan
kesalahan besar dalam pengukuran Underwood., 1990.
4.6.2 Penentuan Operating Time
Penentuan operating time dilakukan untuk menentukan waktu sempurnanya reaksi dan stabilnya reaksi yang ditunjukkan tidak adanya
penurunan absorbansi. Hasil penentuan operating time dari larutan baku kolesterol pada menit ke 10 sampai menit ke 30 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Hasil Penentuan Operating Time
Menit ke- Absorbansi
10 0,682
12 0,698
14 0,709
16 0,709
18
0,709
20 0,708
22 0,707
24 0,705
26 0,702
28 0,700
30 0.697
Dari hasil absorbansi diatas dapat diketahui bahwa mulai dari menit ke 14 sampai menit ke 18 larutan baku kolesterol tetap stabil. Sehingga waktu
pembacaan absorbansi yang dipilih dalam penelitian ini adalah 15 menit. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Attarde et., al. 2010.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.6.3 Pemilihan Konsentrasi Kolesterol Sebagai Kontrol Negatif
Setelah didapatkan panjang gelombang maksimum dari larutan kolesterol selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi awal dari larutan seri konsentrasi
kolesterol. Tujuan dari pengukuran konsentrasi awal larutan kolesterol adalah untuk mengetahui nilai absorbansi yang diberikan dari masing-masing konsentrasi
sehingga dapat dipilih konsentrasi kolesterol yang akan digunakan sebagai kontrol negatif dalam penelitian ini. Setelah dilakukan pengukuran absorbansi pada
panjang gelombang maksimalnya didapatkan hasil bahwa yang digunakan sebagai kontrol negatif adalah baku kolesterol dengan konsentrasi 100 ppm yang
menunjukkan nilai absorbansi sebesar 0,711. Nilai absorbansi tersebut dapat digunakan sebagai data dalam analisa fotometri menggunakan spektrofotometer
UV-Vis karena berada pada rentang antara 0,2-0,8 atau sering disebut sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang diperoleh lebih besar
dari 0,8 maka hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi tidak linear lagi.
4.6.4 Pembuatan Kurva Standar
Pembuatan kurva standar dilakukan dengan mereaksikan 7 seri konsentrasi larutan baku kolesterol dalam etanol 96 dengan 2 ml asam asetat anhidrat dan
0,1 ml H
2
SO
4
. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5:
Tabel 6. Nilai Absorbansi Kurva Standar Kolesterol
Sampel Konsentrasi
µgmL x
Absorbansi y
Persamaan Regresi
Kolesterol 0,000
y = 0,0069x + 0,0216 R
2
= 0,9938 R = 0,9969
40 0,335
50 0,377
60 0,434
70 0,493
80 0,575
90 0,638
100 0,709
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Koefisien korelasi R
2
dari kurva kalibrasi larutan baku kolesterol sebesar 0,9938; lebih besar dari 0,98. Hasil linearitas yang baik diperoleh jika nilai
koefisien regresi mendekati 1 Taylor, 1990.
Gambar 6 . Kurva Standar Kolesterol
4.6.5 Uji Aktifitas Antikoleterol Ekstrak Metanol Buah Parijoto
Ekstrak metanol buah parijoto dibuat seri konsentrasi 50, 75, 100, 125, dan 150 ppm dalam etanol 96. Pemilihan etanol 96 sebagai pelarut dikarenakan
baku kolesterol yang digunakan untuk percobaan juga dilarutkan dalam etanol 96 sehingga sampel ekstrak metanol dapat bercampur dan bereaksi dengan
kolesterol. Dari masing-masing deret konsentrasi ekstrak metanol buah parijoto diambil 5 ml larutan sampel kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 5 ml larutan baku kolesterol dengan konsentrasi 200 ppm. Dari campuran tersebut diambil 5 ml dan kemudian direaksikan dengan 2 ml asam
asetat anhidrat dan 0,1 ml asam sulfat pekat. Sedangkan untuk pembandingnya digunakan larutan baku kolesterol 100
ppm dalam etanol 96 sebanyak 5 ml kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 5 ml etanol 96. Dari campuran tersebut diambil 5 ml
dan kemudian direaksikan dengan 2 ml asam asetat anhidrat dan 0,1 ml asam sulfat pekat.
y = 0.0069x + 0.0216 R² = 0.9937
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
20 40
60 80
100 120
A b
sor b
an si
Konsentrasi µgmL
Kurva Larutan Standar Kolesterol