UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sokletasi Sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan
pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah kantung ekstraksi kertas saring di dalam sebuah alat ekstraksi
dari gelas yang bekerja kontinu Voigt, 1995.
2.2.2. Cairan Penyari
Dalam proses pembuatan ekstrak, cairan pelarut adalah pelarut yang baik optimal untuk kandungan senyawa yang berkhasiat atau yang aktif. Dengan
demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa
kandungan yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit sekunder yang terkandung Depkes RI,
2000:9. Pemilihan cairan pelarut atau penyari harus mempertimbangkan banyak
faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria antara lain murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, tidak mudah menguap dan tidak
mudah terbakar, selektif, tidak mempengaruhi zat berkhasiat, ramah terhadap lingkungan, ekonomis, aman untuk digunakan, diperbolehkan oleh peraturan yang
berlaku, kemudahan dalam bekerja dengan pelarut tersebut dan Depkes RI, 1986:5. Cairan penyari dapat dikelompokkan ke dalam indeks polaritas
berdasarkan polaritasnya. Indeks polaritas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2. Indeks Polaritas
Pelarut Indeks Polaritas
Heksan C
6
H
14
Toluen C
7
H
8
Dietileter C
4
H
10
Diklorometan CH
2
Cl
2
Butanol C
4
H
9
OH Kloroform CHCl
3
Etil asetat C
2
H
5
COOCH
3
Aseton CH
3
COCH
3
Methanol CH
3
OH Etanol C
2
H
5
OH Asetonitril CH
3
CN 2,4
2,8 3,1
3,9 4,1
4,4 5,1
5,1 5,2
5,8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Asam asetat CH
3
COOH Air H
2
O 6,2
9,0 Indeks polaritas memberikan informasi mengenai kepolaran suatu pelarut.
Semakin besar indeks polaritasnya, maka pelarut tersebut semakin polar Stahl, 1985:7. Cairan penyari yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol.
Pemilihan metanol sebagai larutan penyari untuk ekstraksi buah parijoto dikarenakan metanol banyak digunakan untuk ekstraksi tanaman obat dan dapat
menarik zat aktif yang terkandung di dalamnya sebanyak-banyaknya Noor, dkk., 2009.
2.3. Kandungan Kimia 2.3.1. Flavonoid
Di dalam tubuh, flavonoid memiliki banyak peran sebagai antioksidan, flavonoid bertindak sebagai pereduksi LDL di dalam tubuh Radhika et al., 2011.
Selain mereduksi LDL, flavonoid juga menaikkan densitas dari reseptor LDL di liver dan mengikat apolipoprotein B Baum et al., 1998. Selain mereduksi LDL,
flavonoid juga menaikkan densitas dari reseptor LDL di hati dan mengikat apolipoprotein B Baum et al., 1998. Flavonoid juga berperan sebagai senyawa
yang dapat mereduksi trigliserida TGA dan meningkatkan HDL. Selain itu, menurut studi yang dilakukan oleh Casaschi et al., 2004 dan Ogawa et al., 2005
flavonoid bekerja menurunkan kadar kolesterol dari dalam darah dengan menghambat kerja enzim 3-hidroksi 3-metilglutaril koenzim A reduktase HMG
Co-A reduktase Sekhon, 2012.
2.3.2. Saponin
Dalam beberapa penelitian pada tanaman dengan kandugan saponin, senyawa ini memiliki peranan mampu menurunkan kadar koleterol dengan cara
mengikat kolesterol Smith and Adanlawo, 2013.
2.3.3. Tanin
Tanin tergolong senyawa polifenol. Polifenol sebagai antioksidan mempunyai efek yang menguntungkan pada fungsi endotel yaitu menurunkan