4 Keadilan Equity Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan
fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa
perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara
keluaran dan masukkan pekerjaan lainnya. 5 Komponen genetik Dispositionalgenetic components
Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap variasi lingkungan kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model
ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model
menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik
lingkungan pekerjaan.
d. Dampak Kepuasan Kerja
Tinggi atau rendahnya suatu kepuasan karyawan akan memberi dampak bagi perusahaan atau karyawan itu sendiri. Menurut Robbins
2007 beberapa dampak yang disebabkan karena kepuasan kerja, antara lain:
1 Dampak terhadap produktivitas Kepuasan kerja dalam organisasi menghasilkan kinerja yang
baik karena dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Jika
kepuasan dan produktifitas digabungkan untuk sebuah perusahaan secara keseluruhan, maka perusahaan yang banyak memiliki
karyawan yang puas cenderung lebih efektif daripada yang memiliki sedikit karyawan yang tidak puas. Pekerja yang bahagia
atau puas akan pekerjaannya akan menjadi karyawan yang produktif.
2 Dampak Terhadap Kepuasan Konsumen Kepuasan kerja karyawan dapat membuat kepuasan konsumen
meningkat. Karena pelayanan sangat tergantung pada bagaimana karyawan berurusan dengan konsumen. Karyawan yang puas
akan lebih bersahabat, ramah, dan responsive dalam menghargai konsumen.
3 Dampak Terhadap Kepuasan Hidup Kepuasan kerja memiliki korelasi positif cukup kuat dengan
kepuasan hidup secara keseluruhan seseorang. Tampaknya bagaimana seseorang merasa dan atau berpikir tentang suatu
pekerjaan seseorang cenderung untuk mempengaruhi bagaimana kita merasa dan atau berpikir lebih luas.
4 Dampak terhadap absensi Ketidakpuasan karyawan dalam bekerja dapat diungkapkan
dalam sejumlah cara, misalnya yaitu mengeluh, tidak disiplin, sering membolos, menjadi tidak patuh, mencuri properti
organisasi, atau menghindari sebagian tanggungjawab kerja mereka.
5 Dampak terhadap turnover Dampak dari tingginya ketidakpuasan karyawan pada
perusahaan bisa dengan cara keluar atau meninggalkan perusahaan. Keluar dari perusahaan besar kemungkinannya
berhubungan dengan ketidakpuasan kerja.
3. Komitmen Organisasi
a. Definisi Komitmen Organisasi
Allen dan Meyer 1993 menyebutkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik
hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi
terhadap keputusan
individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Anggota yang memiliki
komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan sebagai bagian dari organisasi. Menurut Griffin 2004 komitmen organisasi
adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang
memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Muchinsky 2001 berpendapat bahwa
komitmen organisasi adalah tingkat dimana seorang karyawan merasakan suatu perasaan, pengertian, serta kesetiaan kepada
organisasi.
b. Indikator Komitmen Organisasi
Meyer et al., 1993 menggolongkan komitmen organisasi menjadi tiga, yaitu:
1 Komitmen afektif affective commitment Komitmen afektif affective commitment adalah suatu
pendekatan emosional dari individu dalam keterlibatan dengan organisasi, sehingga individu akan merasa dihubungkan dengan
organisasi. Komponen afektif berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan pegawai di dalam suatu organisasi.
2 Komitmen berkelangsungan continuance commitment Komitmen berkelangsungan continuance commitment adalah
hasrat yang dimiliki oleh individu untuk bertahan dalam organisasi, sehingga individu merasa membutuhkan untuk
dihubungkan dengan organisasi. Komitmen ini didasarkan pada persepsi pegawai tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia
meninggalkan organisasi.
Karyawan dengan
komitmen berkelangsungan yang kuat akan meneruskan keanggotaannya
dengan organisasi, karena mereka membutuhkannya. 3 Komitmen normatif Normative commitment
Komitmen normatif normative commitment adalah suatu perasaan wajib dari individu untuk bertahan dalam organisasi.
Normatif merupakan
perasaan-perasaan pegawai
tentang kewajiban yang harus dia berikan kepada organisasi, dan tindakan