Input Proses Pemberdayaan pemuda melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

Kedua, faktor penyehat dengan indikator sebagai berikut : a rekan kerja, b berusaha untuk berkembang, c berusaha untuk mengambil keputusan atau kebijakan guna berhasilnya warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar dan menciptakan kondisi kerja yang nyaman. Motivasi kerja yang dilakukan antra lain dengan cara sebagai berikut : a penumbuhan rasa kepercayaan diri warga belajar, b penumbuhan rasa kedisiplinan, c penumbuhan rasa kejujuran, d pemulihan sikap yang tidak sesuai dengan norma. c Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada diklat teknologi informasi memuat tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan

i. Sosialisasi program pelatihan

Upaya keberhasilan program diawali dengan sosialisasi program pada semua pihak terkait yang meliputi dinas teknis, masyarakat sasaran program, tokoh masyarakat dan lainnya guna mendapatkan respon dan masukan untuk penyempurnaan program yang telah disusun. Program dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan diperlukan tenaga pendamping profesional, monitoring dan evaluasi harus dilakukan agar program dapat berjalan sesuai dengan harapan. Pendekatan program yang digunakan adalah partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian pembangunan masyarakat dan wilayahnya, keswadayaan kemandirian dalam pembangunan masyarakat dan wilayahnya, kemitraan antara masyarakat aparat pemerintah dan swasta dalam mengembangkan kegiatan. ii. Seleksi peserta pelatihan Pelaksanaan rekruitment peserta pelatihan ketrampilan diklat teknologi informasi dilakukan oleh penyelenggra bagian staf Tata Usaha Balai Latihan Kerja. Rekruitment peserta pelatihan ketrampilan diklat teknologi informasi merupakan warga sekitar yang telah mendaftarkan diri ke bagian staf Tata Usaha Balai Latihan Kerja Kabupaten Gunungkidul. Tidak semua pendaftar dapat mengikuti pelatihan teknologi informasi ini, yang dapat mengikuti pelatihan ini adalah calon peserta yang dinyatakan lulus tes seleksi yang dilakukan oleh staf tata usaha BLK. Tes seleksi meliputi tes tertulis dan wawancara, hal ini dimaksudkan untuk menjaring calon peserta sesuai bakat dan minat yang dimilikinya. Hal ini diungkapkan oleh ”Wd” selaku instruktur bidang akademis pelatihan teknologi informasi bahwa : ”Peserta pelatihan dipilih tidak terlalu heterogen baik dalam hal usia, pendidikan, maupun pengalaman belajar karena itu perlu dilakukan seleksi yang teliti untuk memperoleh peserta yang baik berdasarkan kriteria yang diharapkan”. Diungkapkan oleh ”Bg” selaku staf tata usaha bahwa : ”...Peserta pelatihan merupakan warga masyarakat yang berkeinginan untuk mengikuti pelatihan dan mau mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh penyelenggraa, rekruitment peserta melalui tes tertulis dan wawancara sesuai jadwal yang ditentukan oleh penyelenggara.. ”. Hal serupa diungkapkan oleh ”Dd” selaku peserta pelatihan teknologi informasi menerangkan bahwa : ”...Peserta pelatihan merupakan peserta yang telah lolos seleksi yang diadakan oleh BLK baik melaui wawancara maupun tes tertulis mas...”. Berdasarkan hasil penelitian mengenai persyaratan sebagai peserta pelatihan, persyaratan yang diharuskan oleh peserta dalam mengikuti pelatihan di UPTD Balai Latihan Kerja kabupaten Gunungkidul adalah antara lain sebagai berikut : a lulusan dari pendidikan formal seperti SD. SMP, SMU, SMK, Akademi dan Perguruan Tinggi sesuai dengan sub kejuruan dan tingkat latihan yang akan diikuti, b berkelakuan baik, c berbadan sehat d usia 15 tahun keatas, e memiliki kartu kuning ak.1 dari Dinaskertrans Kabupaten Gunungkidul, f memiliki kemauan dan semangat untuk bekerja keras, g lulus testseleksi masuk. Berdasarkan hasil wawancara dari responden, penyelenggara dan instruktur maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa untuk menjadi peserta pelatihan teknologi informasi harus mengikuti persyaratan terlebih dahulu dari penyelenggra program pelatihan dan untuk bisa mengikuti pelatihan telah melakukan tes dan dinyatakan lolos oleh pihak penyelenggara pelatihan. iii. Seleksi instruktur pelatihan Instruktur pelatihan diklat teknologi informasi merupakan petugas intern Balai Latihan kerja Kabupaten Gunungkidul. Hal ini diungkapkan oleh ”Wd’ selaku instruktur pelatihan teknologi informasi di Balai Latihan Kerja Yogyakarta, yaitu : ” ....Instruktur pelatihan berasal dari BLK Kabupaten Gunungkidul yang telah memiliki sertifikasi dan kualifikasi untuk mengajar pelatihan sesuai bidangnya masing- masing...”. Hal serupa juga diungkapkan”Sm” selaku penyelenggara pelatihan, yaitu : ” insruktur pelatihan berdasar hasil seleksi calon pegawai negeri sipil yang diadakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul berdasar kualifikasi yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah setempat”. Berdasarkan hasil penelitian mengenai persyaratan yang harus dimiliki oleh instruktur pelatihan adalah antara lain sebagai berikut : a memiliki kualifikasi minimal S1 sesuai bidang yang diajarkan, b memiliki sertifikasiatau telah mengikuti diklat, c memiliki etos kerja yang tinggi, c sangup bekerja sama dengan baik, d mampu mengajar dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa instruktur pelatihan berasal dari lingkungan intern Balai Latihan Kerja Kabupaten Gunungkidul yang sudah memiliki sertifikasi dan kualifikasi mengajar dan telah dinyatakan lolos seleksi CPNS oleh Pemerintah Kabupaten Gunuingkidul.