Pelatihan Teknologi Informasi Kajian tentang Program Pelatihan Teknologi informasi
d Instruktur
Peranan instruktur dalam kegiatan proses pembelajaran yaitu pengembangan, menciptakan, mengatur situasi yang memungkinkan peserta
untuk melakukan proses belajar mengajar serta membantu peserta didik dalam melakukan proses belajar mengajar. Peran instruktur dalam proses
pembelajaran tersebut disamping sebagai pemimpin belajar study leader juga sebagai fasilitator belajar. Dalam mengajar, fasilitator bukan sekedar
menyampaikan materi, melainkan juga berperan dalam proses membelajarkan peserta. Sebagai instruktur pelathan harus dapat memberikan motivasi pada
para peserta pelatihan, agar peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan dengan baik dan semangat tentunya. Dalam mengembangkan perannya
sebagai instruktur, instruktur harus mempunyai karekteristik khusus yang sesuai dengan karakteristik peserta diklat. Dengan memiliki karakteristik
khusus ini maka ia akan mudah berinteraksi dengan peserta sehingga tujuan diklat menjadi lebih mudah tercapai.
Adapun karakteristik dari insturktur meliputi : Menjadi anggota dri kelompok yang diajar, mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar,
mempuntyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya, menyadari kelemahanya, tingkat keterbukaannya, kekuatanya
dan tahu bahwa diantara kekuatanya yang dimiliki dapat menjadi kelamahan pada situasi tertentu, dapat melihat permasalahan dan menetukan
pemecahanya, peka dan mengerti perasaan orang lain lewat pengamata, mengetahui cara manjaluindan memberlakukan orang, selau optimis, berpikir
dan bersikap positif dan mempunyai iktikad baik terhadap orang lain dan menyadari bahwa peranya bukan mengajar, melainkan menciptaka iklim
belajar yang kondusif. Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa peran instruktur merupakan
salah satu faktor yang menetukan berhasil tidaknya pendidikan dan pelatihan
yang diselenggarakan. e
Materi dan Kurikulum
Kurikulum pendidikan dan pelatihan sangat penting karena merupakan pedoman bagi kegiatan belajar mengajar dalam rangka
pengembangan kemampuan suber daya manusia atau sasaran diklat. Oemar Hamalik 1992:40, mengatakan pengertian kurikulum yaitu suatu program
pendidikan yang dikembangkan dan dilaksanakan dalam lingkungan institusi pendidikan. Dalam keseluruhan program itu terkandung isi pelajaran,
pengalaman dan kegiatan belajar mengajar.
Materi yang dipelajari dalam pelatihan teknologi informasi ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi yang termasuk dalam satu paket
pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi. Dalam sistem pelatihan, standar kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk
dapat meyakinkan bahwa semua elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja telah dimaksimalkan dalam pendidikan dan pelatihan.
f Metode
Metode pelatihan adalah cara-cara dan tenik komunikasi yang digunakan oleh pelatih dalam menyajikan dan melaksanakan proses
pembelajaran. Berikut ini akan disajikan metode- metode yang digunakan dalam proses Diklat yaitu sebagai berikut:
1. Ceramah, yang dikombinasikan dengan tanya jawab, diskusi, dan latihan
dengan komposisi 30 teori dan praktik penerapan 70.
2. Pendalaman materi:
a. Peserta melakukan komunikasi antar peserta secara terorganisasi dan
berpikir secara dinamis, agar terbentuk kesamaan pola pikir dan pola tindak secara tim team learning.
b. Peserta diberi latihan untuk saling bekerjasama secara aktif dalam
berpikir, menyumbangkan ide, mengidentifikasi, membahas, dan memecahkan masalah yang menjadi topik pembahasan kelompok.
3. Diskusi
Dalam diskusi, yaitu instruktur dan peserta melakukan dialog yang membahas masalah seputar teknologi informasi dalam memecahkan setiap
masalah yang dikemukakan peserta. 4.
Praktek Metode praktek, yaitu digunakan untuk memperlihatkan langkah
kerja dan cara-cara mengunakan internet, membuat jaringan internet dan bagaimana mengembangkan usaha.
g Media
Media pelatihan merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem pelatihan, karena berfungsi sebagai unsur penunjang proses
pembelajaran, menggugah gairah dan motivasi belajar mengajar. Berdasarkan
uraian tersebut media yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pelatihan teknologi informasi adalah sebagai berikut :
a. Media bentuk cetak, bahan hasil cetakan misalkan seperti modul atau buku
paket sebagai sumber belajar. b.
Media yang diproyeksikan yang dapat dilihat pada layar oleh peserta misalkan seperti media proyeksi slide, dan transparansi gambar. Alat yang
dapat diguanakan seperti mesin powerpoint dan overhead projector OHP. c.
Media bentuk papan, media ini berupa papan sebagai saran komunikasi instruksional. Media seperti ini adalah papan tulis terdiri dari papan
berukuran pesegi panjang yang disajikan untuk menyajikan fakta, gagasan proses, sketsa, peta diagram, dan lambang visual lainya,
d. Media asli, merupakan media yang digunakan dalam praktek pelatihan,
alat yang digunakan dalam media ini adalah perangkat lunak ataupun perangkat keras soft ware dan hard ware sebuah komputer atau PC
sebagai alat peraga dalam pelatihan.
h Monitoring dan Evaluasi
Setelah pelaksanaan pelatihan kerja selesai diharapkan para peserta secara mandiri mampu melaksanakan apa yang diperolehnya selama pelatihan
kerja, tetapi tampaknya secara psikologis ada sebagian peserta masih membutuhkan konsultasi agar mereka lebih mampu menerapkan
mengaplikasikan hasil pelatihan kerja tersebut. Evaluasi merupakan bagian dari program pelatihan, evaluasi pada
intinya bertujuan untuk mengukur keberhasilan program dari segi hasil belajar peserta pelatihan yang berupa perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Kegiatan evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan selengkapnya adalah :
a. Pretes : Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah diketahui
oleh partisipan entry behavior yang tercatat sebagai nilai pretes yang terkait dengan materi yang akan diberikan dalam pelatihan.
b. Evaluasi Formatif : Evaluasi ini dijalankan ditengah masa pelatihan, dan
bertujuan menilai hasil belajar partisipan sewaktu program pelatihan sedang berjalan.
c. Evaluasi Sumatif : Evaluasi ini dilakukan pada akhir pelatihan dan bertujuan
i mengukur hasil belajar partisipan sebagaimana tercermin dalam postest ii perolehan belajar partisipan yang tercermin pada selisih nilai postest
dan pretest.