Penegasan Istilah PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNOLOGI INFORMASI DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA.

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kajian tentang Pemberdayaan Pemuda

a. Kajian tentang Pemberdayaan

I. Pengertian Pemberdayaan

Kajian teori ini akan menyajikan beberapa pengertian mengenai pemberdayaan, pengertian pemberdayaan sebenarnya mengacu kata “empowerment” yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki masyarakat. Secara etimologi pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses menuju berdaya atau proses pemberiaan dayakekuatankemampuan dari pihak yang mempunyai daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya Ambar Teguh, 2004:77. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang kelompok masyarakat yang rentan dan lemah, sehingga mereka memiliki kekuatan atau dalam: a memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu mereka memiliki kebebasan freedom, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, kebodohan dan kesaktian, b menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, c berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang memengaruhi mereka. Ciri-ciri masyarakat yang telah berdaya menurut adalah sebagai berikut: a mampu memahami diri dan potensinya, b mampu merencanakan mengantisipasi kondisi perubahan kedepan dan mengarahkan dirinya sendiri, c memiliki kekuatan untuk berunding dan bekerja sama secara saling menguntungkan dengan bargaining power yang memadai, d bertanggung jawab atas tindakan sendiri. Pandangan Pearse dan Stiefel menyatakan bahwa pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder. Kecenderungan primer berarti proses pemberdayaan menekankan proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu mrnjadi lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan sekunder melihat pemberdayaan sebagai proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihanya, Prijono dan Pranarka 1996:69. Proses pemberdayaan dalam koteks aktualisasi atau pengembangan diri yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan individu, dikemukakan oleh Glickman 1989:4-9 sebagai” internal control and individually divergent practices, solving problems independenly ”, dikutip oleh Prijono dan pranarka 1996:72. Akan tetapi proses ini tidak hanya meliputi pemberdayaan individu saja, melainkan juga mencakup upaya memberdayakan orang lain, seperti yang dikemukakan oleh Weissglass 1990 : 351-370, ” a process of supporting people to construct new meanings and exercise their freedom to choose’’, dikutip oleh prijono dan pranarka 1996:72. Pendapat ini diperkuat oleh Irwin 1995:82 yang mengungkapkan bahwa : ’’ empowering other people means giving them a chance to make their special contribution. …. Your contribution may be a particular insight, a particular talent, a particular energy, a particular loving way to be with people ”, dikutip oleh Prijono dan Pranarka 1996:72. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas mengenai pemberdayaan, maka pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis yang dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif guna mengembangkan daya potensi dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu dan kelompok masyarakat sehingga mampu melakukan tranformasi sosial serta guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.

II. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu atau masyarakat menjadi mendiri, kemandirian itu meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan untuk meikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah- masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, serta afektif dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Pemberdayaan masyarakat dihadapkan pada suatu kondisi masyarakat yang masih dalam posisi dan kondisi yang lemah. Sasaran dari usaha pemberdayaan tersebut adalah bagian masyarakat yang belum memiliki daya dan perlu adanaya