Pendistribusian dan Pemanfaatan PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PADA SEKOLAH PENYELENGGARA KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) DI SMP NEGERI 3 SLEMAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

96 Gambar 4. Format Daftar Inventarisasi Sarana dan Prasarana Olahraga. Adapun kendala yang dihadapi pengelola dalam kegiatan inventarisasi yaitu pengelola dan guru PJOK sering terlambat melakukan inventarisasi. Solusi yang diterapkan pengelola dalam menghadapi kendala tersebut yaitu akan mengusahakan pada periode berikutnya tidak terlambat dalam melaksanakan inventarisasi.

5. Pendistribusian dan Pemanfaatan

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 Januari 2015, mekanisme pendistribusian sarana dan prasarana olahraga menggunakan sistem pendistribusian langsung. Yaitu setelah alat-alat olahraga diinventarisir, maka alat-alat olahraga tersebut sudah dapat digunakan oleh guru PJOK ataupun siswa. Berdasarkan hasil pencermatan dokumen yang peneliti lakukan pada tanggal 3 Februari 2015, dalam pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga antara pelajaran penjasorkes dengan latihan KKO telah dibuat jadwal penggunaan. 97 Petugas yang membuat jadwal penggunaan tersebut adalah bagian kurikulum. Jadwal penggunaan yang dibuatkan oleh sekolah berdasarkan mata pelajaran penjasorkes yang dibagi per-kelas dalam penggunaannya. Latihan KKO jadwal penggunaannya di luar jam sekolah yaitu dua kali dalam satu minggu. Oleh karena sarana dan prasarana yang digunakan oleh KKO dan kelas reguler adalah sarana dan prasaran yang sama yaitu yang dimiliki oleh sekolah tersebut maka ada pembedaan pemakaiannya. Pembedaan tersebut seperti yang diungkapkan oleh S sebagai pengelola sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Januari 2015 yaitu, “Ini tergantung materi pelajaran. Misalnya katakanlah kita mau mengajar iya, mengajar dengan melatih lain. Apabila melatih itu memang memerlukan alat yang banyak. Misalnya anak 20 maka perlu 20 bola. Tetapi kalau pelajaran, kita sesuaikan, misalnya ada laki-laki dan perempuan, kadang-kadang jumlah siswa ada 32, dalam pelajaran basket itu kita punya 10 bola saja sudah jalan. Kalau mengajar alatnya bisa sampel secukupnya, kalau melatih alatnya harus lebih banyak”. YS sebagai kepala SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 16 Januari 2015 mengungkapkan hal yang sama bahwa, “kita mengaturnya sesuai jadwal pelajaran saja, untuk pembagian seperti itu tergantung praktik materi apa yang sedang dipelajari. Kalo untuk pelajaran olahraga bola kaki mungkin cukup 1 atau 2, tapi kalo yang KKO ketika latihan perlu 6 bola atau 10 bola misalnya seperti itu”. Dari ungkapan dua informan tersebut terlihat bahwa jadwal penggunaan sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri 3 Sleman diatur berdasarkan jadwal mata pelajaran penjasorkes. Sebagai contoh yang telah dipaparkan oleh kedua informan di atas terlihat bahwa apabila mengajar maka alat-alat olahraganya menyesuaikan, misalnya praktik pelajaran sepakbola, dalam mengajar maka cukup dengan bola 98 kaki 1 atau 2 saja. Ketika untuk KKO latihan maka perlu bola yang lebih banyak, setidaknya satu anak memegang satu bola. Alat-alat olahraga yang digunakan oleh KKO ketika latihan di luar jam sekolah berdasarkan ungkapan AP sebagai guru PJOK SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 16 Januari 2015 bahwa, “Kelihatannya iya ada dibedakan. Karena yang sore itu biasanya sudah dikasih kan ke pelatihnya, misal untuk sepakbola sudah dikasih kebebasan untuk mengambil yang sore untuk jadwal latihannya. Sudah ada pembagian sendiri ini untuk bola latihan dan untuk bola pelajaran sendiri, kayaknya kemarin sudah seperti itu sama pak Setya. Kalau untuk lapangan latihan KKO memakai la pangan di luar sekolah”. Selama ini prosedur peminjaman dan pengembalian sarana dan prasarana olahraga hanya melalui lisan saja kepada pengelola. Keadaan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh AP sebagai guru PJOK SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 16 Januari 2015 yaitu, “kalau penggunaan sarana dan prasarana olahraga kita izin dahulu dengan bapak Setya”. Ini berarti belum ada prosedur secara tertulis mengenai prosedur peminjaman dan pengembalian sarana dan prasarana olahraga. Keadaan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh S sebagai pengelola sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Januari 2015 bahwa, “baru mau kita buatkan buku peminjaman dan pengembaliannya . Selama ini belum ada buku tersebut”. Berikut adalah gambar format buku peminjaman dan pengembalian sarana dan prasarana olahraga. 99 Gambar 5. Buku Peminjaman dan Pengembalian Sarana dan Prasarana Olahraga. Adapun kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam kegiatan pemanfaatan ini adalah khusus KKO dan pelajaran sepakbola, hambatannya sekolah tidak memiliki lapangan sendiri, oleh karena itu sekolah menyewa lapangan sepakbola di luar sekolah. Ketika sekolah akan memakai lapangan yang telah disewa tersebut, ternyata lapangan tersebut sedang digunakan oleh pemilik lapangan tersebut. Dengan begitu maka sekolah tidak bisa melaksanakan latihan. Solusi yang telah dilakukan sekolah terhadap kendala tersebut adalah sekolah mencari lapangan yang lain yang masih kosong atau yang belum digunakan untuk melaksanakan latihan sepakbola. Lapangan yang disewa adalah lapangan Pendowoharjo, sedangkan lapangan yang sering dipinjam yaitu stadion Tridadi dan lapangan Pemda Sleman, serta lapangan Denggung.

6. Pemeliharaan