17 sekolah, kamar kecil, ruang usaha, kesehatan sekolah, ruang guru, ruang
kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan. Jadi, dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi sarana
dan prasarana pendidikan apabila ditinjau dari fungsinya ada sarana dan prasarana yang berfungsi secara langsung dan berfungsi tidak langsung terhadap proses
pembelajaran, sedangkan apabila ditinjau dari jenisnya fasilitas pendidikan debedakan menjadi fasilitas fisik dan nonfisik, serta apabila ditinjau dari sifat
barangnya, fasilitas pendidikan dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, lalu barang bergerak dibedakan menjadi barang habis pakai dan
barang tidak habis pakai, yang semuanya dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.
3. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan SMPMTs
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala UU RI No. 20 Th. 2003. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi PP RI No. 32 Th. 2013.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 pada BAB III tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan SMPMTs,
standar sarana dan prasarana mencakup:
18 a.
Kriteria minimum sarana pendidikan yang terdiri atas: 1
perabot pendidikan, 2
peralatan pendidikan, 3
media pendidikan, 4
buku dan sumber belajar lainnya, 5
teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki setiap sekolah.
b. Kriteria minimum prasarana pendidikan yang terdiri atas:
1 lahan sekolah,
2 bangunan sekolah,
3 ruang kelas,
4 ruang perpustakaan,
5 ruang laboratorium IPA,
6 ruang pimpinan,
7 ruang guru,
8 ruang tata usaha,
9 tempat beribadah,
10 ruang konseling,
11 ruang UKS,
12 ruang organisasi kesiswaan,
13 jamban,
14 ruang sirkulasi, dan
15 tempat bermainberolahraga.
Selanjutnya pada UU RI No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB XII Pasal 45 Ayat 1 dijelaskan lagi bahwa setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal wajib menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
19
B. Sarana dan Prasarana Olahraga
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Olahraga
a. Sarana Olahraga
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB I Pasal 1 Ayat 21 dijelaskan bahwa
sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Sarana di dalam konteks olahraga menurut Soepartono 2000:
6, adalah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu: peralatan dan perlengkapan. Pengertian peralatan olahraga
apparatus
adalah sesuatu yang digunakan, contoh: peti lompat, palang tunggal, palang sejajar, dan lain-lain. Perlengkapan olahraga
device
adalah sesuatu yang melengkapi prasarana. Beberapa contoh dari perlengkapan yaitu
bendera, garis batas, net, bola, pemukul, raket, dan lain-lain. Agus S. Suryobroto 2004: 4 menyatakan bahwa sarana pendidikan jasmani
atau alat pendidikan jasmani adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh
pelakunya atau siswa. Sarana olahraga antara lain bola, raket, pemukul, tongkat, balok, raket tenis meja, gada,
shuttle cock
. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan bersifat mudah dipindah-pindahkan.
20
b. Prasarana Olahraga
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB I Pasal 1 Ayat 20 bahwa
prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga danatau penyelenggaraan keolahragaan. Soepartono
2000: 5 mengemukakan bahwa prasarana olahraga adalah sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen
dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Prasarana olahraga terdiri atas perkakas dan fasilitas olahraga. Menurut
Agus S. Suryobroto 2004: 4 perkakas olahraga adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bisa
semi permanen tetapi berat dan sulit. Contoh; matras, peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin.
Perkakas ini idealnya tidak dipindah-pindah, agar tidak mudah rusak, kecuali kalau memang tempatnya terbatas sehingga harus selalu bongkar pasang.
Agus S. Suryobroto 2004: 4 menambahakan bahwa fasilitas olahraga adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, bersifat
permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan. Contoh: lapangan sepakbola, bola voli, bola basket, bolatangan, bola keranjang, tennis lapangan, bulutangkis,
softball, kasti,
kippers, rounders, slagball,
hoki, aula
hall
, dan kolam renang. Fasilitas olahraga harus memenuhi standar minimal untuk pembelajaran, bersih,
terang, pergantian udara lancar, dan tidak membahayakan penggunanyasiswa. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Yoyo Bahagia 2007: 3 bahwa fasilitas
21 pendidikan jasmani ialah segala sesuatu yang dapat memepermudah dan
memperlancar kegiatan pendidikan jasmani yang bersifat relatif permanen atau susah untuk dipindah-pindahkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prasarana olahraga adalah perkakas dan fasilitas olahraga
yang digunakan untuk kegiatan pendidikan jasmani yang sifatnya semi permanen, permanen dan tidak dapat dipindah-pindahkan.
2. Tujuan Sarana dan Prasarana Olahraga