Pengadaan PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PADA SEKOLAH PENYELENGGARA KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) DI SMP NEGERI 3 SLEMAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

88 SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 29 Jan uari 2015, “panitianya menjadi satu dengan panitia sarana dan prasarana pendidikan secara keseluruhan. Biasanya bagian sarpras, kepsek, dan bendahara, serta guru yang berkaitan, misal olahraga, ada guru PJOK terlibat, misal pengadaan buku-buku perpus, pihak perpus dilibatkan”. Apabila akan membeli atau mengadakan alat-alat olahraga maka guru PJOK diikut sertakan dalam panitia pengadaan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh S sebagai pengelola sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Januari 2015 bahwa, “kalau pengadaan alat-alat olahraga saya selalu terlibat ”. Panitia pengadaan dengan dibantu oleh guru PJOK saat akan melaksanakan pengadaan atau pembelian alat-alat olahraga selalu melakukan pengecekan dan mencoba alat-alat olahraga yang akan diadakan supaya sesuai dengan kebutuhan yang sedang diperlukan, seperti ungkapan AS sebagai wakasek sarana SMP N 3 Sleman pada tanggal 29 Januari 2015 yaitu, “Dalam pembeliannya sekolah selalu melibatkan guru yang terkait. Contohnya tahun ajaran ini sekolah pengadaan alat-alat olahraga, sekolah melibatkan bapak Setya selaku pengelola dan guru PJOK. Karena mereka yang tahu kualitas yang seperti apa yang dibutuhkan”.

2. Pengadaan

Cara pengadaan sarana dan prasarana olahraga yang dilakukan menurut YS sebagai kepala SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 16 Januari 2015 bahwa, “kalau untuk alat-alat olahraga biasanya belanja langsung. Kalau untuk lapangan, berhubung sekolah kita ini kekurangan lapangan untuk itu maka kita menyewa lapangan Pendowoharjo dan biasanya juga meminjam lapangan Denggung atau 89 lapangan Pemda Sleman”. Pendapat yang sama diungkapkan oleh AS sebagai wakasek sarana SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 29 Januari 2015 bahwa, “kalau alat-alat olahraga dengan cara pembelian langsung, dan ada bantuan dari Dikpora Sleman. Untuk lapangan, sekolah ada yang sudah punya sendiri, akan tetapi sekolah kekurangan lapangan sepakbola, maka sekolah menyewa dan meminjam lapangan P emda”. Menurut S sebagai pengelola sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Slem an pada tanggal 13 Januari 2015 bahwa, “biasanya belanja langsung, akan tetapi saat ini selalu banyak dropping dari Dikpora Sleman ”. Dari ungkapan dua informan di atas, maka cara pengadaan alat-alat olahraga dilakukan dengan cara pembeian langsung, dan mendapat bantuan dari Dikpora Sleman. Alat-alat olahraga dengan cara pembelian langsung seperti berbagai macam bola, raket bulutangkis, matras, dan lain sebagainya. Apabila mendapat bantuan dari Dikpora Sleman, sekolah tidak merencanakan atau membuat proposal permohonan bantuan, akan tetapi bantuan dari Dikpora Sleman ini sudah merupakan program dari Dikpora Sleman, sekolah hanya menerima. Hal tersebut senada dengan ungkapan YS sebagai kepala SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 1 6 Januari 2015 bahwa, “kebetulan sekolah mendapatkan bantuan alat-alat olahraga dari Dikpora Sleman. Kalau dropping dari Dikpora Sleman sekolah tidak dilibatkan di dalam perencanaannya, sehingga sekolah terima apa adanya”. Cara pengadaan lapangan olahraga dilakukan dengan cara menyewa lapangan Pendowoharjo dan meminjam lapangan Denggung dan lapangan Pemda Sleman. Yaitu menyewa lapangan sepakbola. Terkait dengan sumber dana pengadaan sarana dan prasarana olahraga S sebagai pengelola 90 sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Januari 2015 mengungkapkan bahwa, “masalah dana juga pengelola kurang mengetahui ”. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh AS sebagai wakasek sarana SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 29 Janua ri 2015 bahwa, “sumber dana berasal dari dana BOS. Yang dirancang dalam anggaran sekolah.” Dana tersebut digunakan untuk operasional pembelajaran penjasorkes dan KKO, seperti ungkapan YS sebagai kepala SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 16 Januari 2015 bahwa, “Dari dana BOS. Ini KKO SMP N 3 Sleman agak berbeda dengan yang KKO di SMP N 1 Kalasan dan SMP N 2 Tempel. Kalau mereka itu proyek kemenpora, sementara SMP N 3 Sleman ini atas inisiatif Dikpora Sleman. Sehingga kami itu tidak mendapatkan bantuan anggaran yang hibah seperti di dua sekolah tersebut, s ehingga sumber dananya dari dana BOS itu saja”.

3. Penyimpanan