109 mengurangi beban pengadaan, apabila dengan mereparasi atau servis tentu dana
yang dikeluarkan akan lebih murah dari pada harus mengadakan yang baru. Penunjukan panitia pengadaan sarana dan prasarana olahraga bersamaan
dengan panitia pengadaan sarana dan prasarana pendidikan secara keseluruhan, yang terlibat dalam panitia pengadaan sarana dan prasarana olahraga adalah
Kepala sekolah, bendahara sekolah, bagian sarana dan guru PJOK. Fungsi dari penunjukan anggota dalam kepanitiaan sesuai dengan bidangnya akan tampak
pada proses ini yaitu, guru PJOK akan membantu panitia pengadaan yang lain dalam melakukan pengecekan dan mencoba alat-alat olahraga yang akan
diadakan supaya sesuai dengan kebutuhan yang sedang diperlukan.
2. Pengadaan
Pengadaan sarana dan prasarana olahraga yang dilakukan dengan cara pembelian langsung dan menerima bantuan dari pemerintah berupa berbagai
macam alat-alat olahraga seperti, bola sepak, bola voli, bola basket, matras senam lantai, meja pingpong, dan lain sebagainya. Pengadaan yang dilakukan dengan
cara meminjam dan menyewa adalah berupa lapangan olahraga, yaitu lapangan sepakbola menyewa lapangan Pendowoharjo, serta meminjam lapangan
Denggung dan lapangan Pemda Sleman. Terkait dengan sumber dana pengadaan sarana dan prasarana olahraga berasal dari dana BOS yang dirancang dalam
anggaran sekolah. Dana tersebut digunakan untuk operasional pembelajaran penjasorkes dan KKO. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Eka
Prihatin 2011: 59 bahwa cara-cara pengadaan yaitu:
110 Untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli, menerima
hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebagainya. Dalam pengadaan gedungbangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli,
menyewa, menerima hibah dan menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot dapat dilakukan dengan jalan membeli. Perabot
yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan
membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah, badan- badan swasta, masyarakat, perorangan, dan sebagainya.
3. Penyimpanan
Tempat penyimpanan alat-alat olahraga yang dimiliki oleh sekolah sudah cukup untuk menyinpan semua alat-alat olahraga yaitu berada dalam satu ruangan
khusus untuk menyimpan alat-alat olahraga. Sistem penyimpanan alat-alat olahraga belum semuanya tertata dengan rapi seperti alat-alat olahraga yang rutin
digunakan yaitu, bola-bola yang sudah dikumpulkan dalam jaring-jaring seharusnya digantung pada paku-paku yang telah disediakan pada dinding-
dinding.
Tape recorder
masih ditaruh di sembarang tempat di lantai yang seharusnya ditaruh pada meja atau lemari. Kostum-kostum yang ada di loker
belum dilipat dengan rapi. Tempat penyimpanan yang sudah tertata terdiri atas lemari untuk menyimpan persediaan berbagai macam bola dan raket bulutangkis,
loker-loker digunakan untuk menyimpan berbagai macam kostum, seperti kostum sepakbola, kostum bola voli dan nomor dada. Rak-rak digunakan untuk
menyimpan alat-alat drumb band yang sudah rusak, lemari kaca digunakan untuk menyimpan kostum
drumb band
, dan bola-bola yang sudah rusak sudah dikumpulkan dan disendirikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abror
Hisyam 1991: 31-35 bahwa cara menyimpan dan mengatur sarana olahraga seperti pakaian yaitu semua pakaian dilipat rapi atau dibungkus dan disimpan
111 dalam peti atau kotak yang tertutup, sedangkan sarana olahraga yang disimpan di
rak yaitu sarana olahraga bahan kulit, pelindung kaki, perisai, sarung tangan, dan barang-barang lain disimpan di rak, digantung disimpan ditempat yang tingkat
keringnya cukup rata. Untuk mempermudah pengawasan dalam penyimpanan alat-alat yang ada di
tempat penyimpanan, dan supaya lebih tertatanya juga alat-alat yang ada, maka sekolah memberikan daftar alat yang disimpan pada setiap tempat penyimpanan.
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto 1987: 40 menjelaskan bahwa penyimpanan akan lebih mudah dilakukan apabila pada setiap
rak atau setiap lemari ditempeli daftar alat atau bahan yang diletakkan disitu. Pemberian daftar alat yang disimpan ini memudahkan dalalm pencarian dan
pengaturan kembali alat-alat olahraga yang telah digunakan, sehingga alat-alat olahraga tetap tertata dengan baik. Sebagai langkah lain dari pemberian kode
tempat sebaiknya juga ada pemberian kode alat. Pemberian kode pada alat pelajaran dimaksudkakn untuk mempermudah pencacahan kembali setelah alat-
alat tersebut digunakan. Sistem pelayanan penyimpanan dalam hal peminjaman sarana dan prasarana olahraga menggunakan sistem tertutup, yaitu apabila siswa
dan guru PJOK akan menggunakan alat-alat olahraga harus izin secara lisan dengan pengelola. Peminjaman lapangan menyesuaikan jadwal pelajaran
penjasorkes. Dengan menggunakan sistem tersebut, akan mempermudah dalam
pengawasan sarana dan prasarana yang dikeluarkan dari tempat penyimpanan.
112 Adapun kendala yang dihadapi pengelola dalam kegiatan penyimpanan
yaitu tidak tertatanya alat-alat olahraga, karena terlalu banyaknya alat-alat olahraga, dan tidak adanya personel khusus yang membereskan tempat
penyimpanan. Solusi yang diterapkan oleh pengelola dalam menghadapi kendala tersebut yaitu memanfaatkan tenaga yang ada yaitu pengelola sendiri dan dibantu
oleh guru PJOK apabila setelah mengajar, pengelola dan guru PJOK membereskan alat-alat yang telah digunakan supaya kembali dalam keadaan siap
pakai.
4. Inventarisasi